12 Jam Melawan Rasa Lelah

Update Terakhir: 25 Juli 2023 Oleh Abdul Jalil

Grobogan, 17 Juli 2023 – Hari pertama saya terjun ke Kel. Pedurungan Tengah untuk melakukan pengambilan sampel penelitian (survei). Sebelum terjun langsung ke responden akhir (nama terpilih).

Saya harus melakukan (kewajiban) terlebih dulu di kantor kelurahan mulai dari perkenalan sampai perizinan.

Ketika saya sampai di kelurahan tepat pukul 8 pagi, hanya petugas kebersihan yang terlihat. Sebagian besar perangkat kelurahan masih mengikuti apel di kecamatan.

Kurang lebih saya berada di kelurahan selama 1 jam sampai urusan selesai.

Saya tidak ingin ada sesuatu yang kurang. Jadi saya cek betul-betul sebelum meninggalkan kelurahan.

Jika kalian bertanya ngapain saja saya di kelurahan.

Meminta Izin dan Tanda Tangan ke Pak Lurah

Saya menyalin data RT RW saja, setelah memprosesnya dengan metode penelitian yang sudah ditentukan. Kemudian, langsung menuju ruang kerja Pak Lurah untuk meminta tanda tangan sekaligus izin melakukan survei.

Beliau memberikan pesan dan saran kepada saya untuk melakukan kegiatan survei dengan bijak. Karena menurut beliau, sebagian besar warga Kelurahan Pedurungan Tengah memiliki tingkat pengetahuan rata-rata menengah atas.

Dengan kata lain, pasti saja warga yang akan menolak kedatangan saya untuk melakukan survei. Ya saya anggap itu sebagai sebuah tantangan.

Setelah mendapatkan izin, saya langsung menuju ke rumah beberapa RT yang mungkin siang ini berada di rumah.

Kelurahan dengan 106 RT dan harus mencari 5 RT saja untuk menjadi lokasi penentuan responden. Sebenarnya bukan perkara sulit jika orang-orangnya berada di rumah.

Terbukti saat pencarian pertama. Salah satu Ketua RT yang saya cari merupakan seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sudah pasti beliau tidak akan berada di rumah sampai sore hari.

Padahal untuk mencari rumah beliau, perlu usaha yang luar biasa. Pada akhirnya saya mencari RT selanjutnya. Untungnya tidak terlalu jauh, dan sangat mudah dijangkau.

Sampai pukul 12 siang, saya baru mendapatkan izin 1 dari 5 RT terpilih. Tentu saja yang bikin lama yaitu mencari rumah Pak Ketua RT-nya.

Tidak ingin menyerah begitu saja, saya berusaha untuk mencari alamat Pak Ketua RT dengan mengandalkan arahan dari warga setempat. Sebenarnya saya sudah memegang nomor pribadi 5 Ketua RT.

Tapi saya tidak ingin menggunakannya jika belum bertemu secara langsung. Karena kepentingannya adalah untuk meminta izin dan tanda tangan, sebisa mungkin saya harus menemukan alamat terlebih dulu.

Sekitar pukul 3 lebih seperempat, saya menemukan alamat salah satu RT terpilih yang letaknya cukup jauh dari RT pertama dan kedua yang saya datangi.

Sengaja saya tidak menyebutkan nama RT untuk melindungi koordinat rumah beliau. Selain itu saya juga tidak menginginkannya.

Masih ada 3 RT lagi yang harus saya datangi, tapi waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Kemungkinan besar. Saya hanya bisa mendapatkan 2 izin lagi, karena sangat tidak mungkin mendatangi ketiga rumah ketua RT dalam satu waktu.

Padahal ketiganya meminta saya untuk datang ke rumah setelah salat magrib. Saya sebagai manusia biasa hanya bisa berharap yang baik-baik agar tidak ada yang merasa dikecewakan.

Dua jam setelah pukul 6 malam, saya hanya mendapatkan tambahan 2 RT mengenai perizinan, dan 1 RT tersisa sementara tidak bisa bisa saya temui.

Saya sudah berusaha sebaik-baiknya agar hari ini bisa selesai semua. Tapi kenyataannya tidak seperti itu. Jujur saja badan sudah sangat capek, belum lagi besok harus mencari nama-nama responden terpilih.

Untungnya RT terakhir yang saya temui hari ini, masih bersedia menemani ngobrol sekedar untuk bertukar pendapat. Beliau juga mengatakan tentang berbagai permasalahan yang berkaitan dengan penipuan.

Oleh karena itu, sebelum bergerak menuju rumah responden, bertanya apa pun tentang yang tidak tidak boleh saya lakukan.

Saya tidak ingin ketika bertugas mengalami permasalahan yang sekiranya tidak perlu terjadi. Jadi, saya putuskan untuk mengatakan sejujurnya tujuan mengambil data sampel (responden) di RT terpilih.

Setelah mendapatkan izin dan wejangan. Saya berpamitan pulang ke rumah, beliau sebenarnya menawarkan kos gratis untuk satu malam. Melihat kondisi saya hari ini yang belum makan siang dan malam.

Pulang ke rumah bukan pilihan buruk, meskipun badan sudah sangat lelah dan harus fokus di jalan. Saat di atas motor saya hanya bisa curhat dengan angin, mengingat kejadian yang sudah terjadi hari ini.

Tidak ada tempat cerita memang merepotkan.

Sekian dari saya, dan terima kasih untuk hari ini.

Daily Life 2023 #198

Salam,

TTD Abdul Jalil

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *