Air Adalah Elemen Kehidupan

Update Terakhir: 12 Oktober 2020 Oleh

latihan gabungan
Foto Bersama : Bermain air bersama mereka

Hari kedua aku bersama mereka dalam kegiatan bersama (Latgab Water Rescue) UIN Walisongo Semarang. Kali ini aku bermain air di kolam renang di daerah Kendal. Bermain air adalah sesuatu yang tidak mudah untuk di lupakan begitu saja karenanya air adalah elemen kehidupan.

Dengan adanya elemen air dalam setiap kenangan hidup, bersama menjalin kisah di antara mereka ada saja cerita yang menarik untuk menjadi catatan pribadi masing-masing yang mengalaminya. Hanya saja jika itu aku yang menceritakan kepada kalian, boleh jadi semakin bingung dengan apa yang sudah aku catat.

Cuaca terik dengan sinar UV yang dapat membakar kulit, aku dan mereka masih terlihat semangat berbagi kebahagiaan sekaligus belajar menjadi seorang penolong bagi siapa pun yang merasa butuh pertolongan dari kita. Masih dalam tahap belajar untuk dapat bertahan di kawasan berair yang di simulasikan di kolam renang. Tidak banyak dari kami yang belum bisa melakukan renang dengan teknik (mengapung). Aku sendiri hanya sebatas bisa dan belum bisa bertahan lama kalau untuk bermain di air. Teknik yang belum bisa aku kuasai atau sebagian dari kami semua adalah teknik untuk mengapung di perairan. Karena dengan teknik itu akan banyak nyawa yang terselamatkan.

Air itu memang memberi kehidupan bagi kita namun juga dapat menjadi bencana (harusnya sudah tahu). Kita sebagai manusia yang memiliki akal dan pikiran harus mampu mengelola dan menguasai sumber daya air dengan bijak agar kehidupan ini terjaga kelestariannya (sampai membahas kayak gini). Intinya jangan berbuat kerusakan di muka bumi ini jika kalian ingin selamat hidup dunia akhirat.

Jika yang kalian lihat kami sedang berbahagia, yang lain jangan ada rasa isi karena sudah ada nikmat masing-masing individu (nikmat manusia itu beda-beda). Aku membuat catatan ini juga awalnya juga tidak jelas maksudnya apa. Karena yang aku tahu itu hanya mencatat untuk keabadian.

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *