Aku Bukan Manusia Yang Mudah Untuk di Pahami

abdul jalil dan fivien lutfhia rahmi

Update Terakhir: 31 Juli 2022 Oleh Abdul Jalil

Di pagi yang cerah kebahagiaan pun tercurah. Gersang tanah sawah tidak menurunkan semangat untuk dapat terus mengisi waktu luang. Bermain dan belajar tentang kehidupan ini sebelum cerita semua tentang kita berakhir.

Aku mencatat beberapa ingatan pada waktu itu ketika tidak banyak orang yang mengetahuinya. Dalam hati aku begitu menderita karena pandanganku tidak mampu untuk menerima sesuatu dengan  baik.

Aku kehilangan sesuatu yang sangat berharga pada saat itu. Tujuan hidup kini menjadi bayang-bayang semata. Dan aku masih berharap tidak harus terus mengingatnya. Terlalu sakit untuk mengatakan kau telah merusak kebahagiaanku. Aku hanya ingin melihat dengan jelas.

Jam dinding sekolah sudah mati. Catatan baru masih ingin aku sampaikan kepada seorang Haruna. Hatiku merasa tidak nyaman harus mengatakan yang tidak sebenarnya saat berjumpa dengannya.

Fivien luthfi rahmi wardani
Foto Pribadi : Abdul Jalil (Undip) dan OASIS SMAN 1 Gubug Kab. Grobogan

Seolah-olah setiap  saat aku harus berbohong. Aku masih berharap menemukan sesuatu yang baru dapat dipakai kembali agar pandanganku menjadi lebih jelas. Tidak akan menjadi sia-sia aku mencatatnya dengan cara seperti ini. Karena aku percaya kau akan mengetahuinya.

Perjalananku waktu itu bersama teman-temanku terasa lebih jauh dari pada sebelumnya. Setiap kali ada tujuan sementara untuk bertemu dapat terlihat dengan jelas satu demi foto kenangan tercipta.

Ada begitu banyak foto pada saat itu namun aku hanya mengambil satu untuk simpan sebagai catatan kehidupan. Aku tidak tahu harus mencatat tentang sesuatu lagi.

Pemikiranku tentang waktu memang terbatas. Imajinasiku menjadi sangat sempit saat aku menemukannya. Sungguh, aku ini bukan mereka. Karena aku bukan tipe manusia yang mudah untuk di pahami.

Artikel ini telah terbit pada tanggal 30 Maret 2016 12.07 WIB

Salam,

TTD Abdul Jalil

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *