Aku dan Dia Adalah Mantan Ketua OSIS

astri mulyani

Update Terakhir: 24 Juli 2022 Oleh Abdul Jalil

Semarang, 13 Januari 2014. Kesempatan dalam hidup ini adalah ketika aku dapat berjumpa dengan kawan lama. Dahulu aku dan dia masih berseragam putih abu-abu. Pertama kali bertemu masih aku mengingatnya pada tanggal 21 November 2011 di Hotel Puri Asri Magelang Jawa Tengah.

Banyak hal yang masih dapat aku mengingat saat bersamanya. Salah satunya adalah tentang perasaan menjadi seorang yang paling di butuh kan di pangkalan sekolah masing-masing. Memang, dulu aku dan dia merupakan manusia yang terpilih untuk menerima amanah dari banyak orang untuk menjadi ketua organisasi siswa intra sekolah (OSIS) periode 2011/2012.

Aku dan dia sampai sekarang masih berteman baik. walaupun dia sekarang melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Semarang (Unnes) dengan mengambil konsentrasi ilmu tentang sastra Indonesia, sedangkan aku melanjutkan di Universitas Diponegoro (Undip) jurusan ilmu fisika murni. Tentu sangat berbeda jauh dengan apa yang kami pelajari.

Namun, ada salah satu pelajaran yang bisa kami pelajari bersama yaitu kami belajar tentang cinta. Cinta yang aku maksud  bukan cinta antara aku dan dia atau mereka. Melainkan cinta antara aku dan (Dia). Dengan bahasan yang ringan dan renyah terkadang terdengar lucu saja di telinga.

Foto Pribadi : Astri Mulyani (SMAN 1 Purwanegara/Unnes) dan Abdul Jalil (SMAN 1 Gubug/Undip)

Pribadinya yang cantik dan manis menambah suasana semakin asyik. Di tambah juga dia adalah satu Mahluk Tuhan yang paling cerewet. Perbandingan bisa aku perkirakan dan mendekati nilai sebenarnya sebesar 1:12 kata, angka 12 untuk dia.

Jarak dan waktu yang memisahkan sebagian dari kami dahulu yang sempat bertemu di masa lalu. Hanya beberapa teman yang masih dapat di hubungi ketika aku saling berjauhan satu sama lain. salah satunya adalah Astri Mulyani.

Jika aku pikir kembali tentang foto di atas, aku hanya dapat menulis sesuatu yang mudah untuk di ingat oleh siapa pun ketika mengalami kejadian yang sama hampir seperti aku dan dirinya. “ sekalipun aku jatuh maka (Engkau-lah) yang aku cinta ”.

Bukan berarti aku harus mencintai temanku itu. Aku mencoba untuk mengajak para pembaca berpikir secara luas tentang kalimat-kalimat yang pernah aku tulis. Aku menulis itu hanya sekedar menulis, karena menulis itu lebih dari tanda. Semoga aku dan dia masih dapat berjumpa meskipun kami memiliki kesibukan orang yang berbeda.

#Haruna

Artikel ini telah terbit pada tanggal 25 Desember 2015 22.30 WIB

Salam,

TTD Abdul Jalil

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *