Antara Aku Dia dan Mereka

Update Terakhir: 19 Oktober 2020 Oleh

DSCF1360
Foto Pribadi : Racana Airlangga dan Racana Diponegoro

Semarang,1 Maret 2015. Salam Pramuka, salam yang hingga sekarang masih terdengar oleh kedua telingaku.  Latihan Gabungan Racana 4 Perguruan Tinggi (Unair,Undip,ITS dan Ugm) dilaksanakan  di Universitas Diponegoro,Semarang. Foto di atas diambil ketika penutupan kegiatan selesai dilaksanakan. Aku dan mereka adalah Pramuka yang senantiasa menjunjung nilai-nilai luhur dari kehidupan ini. Aku mengenal dengan baik arti dari pramuka teringat sejak Sekolah Dasar (SD) saat kemah pertamaku bertemu dengan teman baru kelas enam. Usiaku memang belum seberapa namun daya ingatku dalam mengingat sesuatu yang sepele tidak perlu diragukan lagi. Karena aku masih mengingatnya dengan sangat baik.

     Hingga saat ini pakaian cokelat dengan baretnya masih terpakai dengan rapi. Senyum dengan kebahagiaan juga masih tersaji setiap waktu hingga detik terakhir aku harus hidup. Di Pramuka tingkat Universitas ini sangat banyak pengalaman hidup yang bisa aku rekam dalam ingatanku. Lebih mudah mengingat sesuatu yang jarang terpikirkan oleh banyak orang namun butuh waktu yang relatif lama untuk dapat menjadi seseorang yang hebat dalam urusan akademik. Aku dan mereka tentu sangat berbeda.

     Motto yang saat ini menjadi pedomanku dan teman teman ketika bertemu dengan siapa pun “Dewasaku adalah bersaudara”. Karena kebahagiaanku adalah saat bersama mereka dalam waktu itu. Tidak mudah bagiku untuk menulis catatan dengan suasana yang sedih karena kau masih yakin kehidupan ini masih adil bagiku. Tidak selamanya aku akan menjadi seorang yang terus menulis karena suatu hari nanti akan ada yang perlu menggantikanku untuk melanjutkan catatan ini. Entah siapa orang yang akan menjadi penggantiku. Aku masih yakin dia akan lahir didunia ini dengan pesona yang jauh lebih baik daripada pendahulunya saat ini. Pramuka mengajarkan kebersamaan tanpa perlu berat untuk memikirkan sesuatu. Melakukan yang sudah seharusnya dilakukan dan tidak perlu berlebihan dalam memikirkan akibat.

     Tulisan ini memang tidak seharusnya aku sampaikan kepada orang lain. Aku masih ragu dalam menulis dengan baik. Namun, tetap saja keraguan dalam menulis aku buang jauh-jauh. Karena, aku tidak akan peduli dengan siapa pun. Aku menulis karena ingin bukan untuk menjadi seseorang penulis yang terkenal. Dari pada menganggur saat waktu luang tentu memanfaatkan kebaikan waktu yang sudah tersedia. Lebih baik meninggalkan sesuatu yang dapat sejarah dimasa depan tanpa harus mengganggu kehidupan orang lain. Tidak banyak kisah ketika aku hanya diam memikirkan sesuatu yang belum pasti. Aku lebih suka melakukan sesuatu yang bisa dilakukan pada waktu itu walaupun terlihat aneh bagi kebanyakan orang. Aku dilahirkan didunia ini dengan karakter yang berbeda dengan sesama. Menganggapku seorang yang aneh adalah suatu keberkahan abadi. Di pramuka aku juga diajarkan bagaimana harus menerima sesuatu dengan baik dan menganalisis dengan pola pikir yang positif.

     Mereka yang mengenal ku adalah keluarga ku meskipun itu adalah musuh yang nyata bagiku. Musuh bukan berarti sesuatu yang buruk yang perlu dijauhi. Karena musuh adalah rekan terbaik untuk mengapai sesuatu yang jarang didapat oleh teman biasa maupun sahabat sekalipun. “ musuh adalah rekan ”. tiga kata itu adalah salah satu bagian dari tujuan hidupku didunia ini. Jika hidup hanya dikelilingi oleh sahabat. Kehidupan hanya akan terasa ringan saja dan makna kehidupan ini juga belum tentu didapat. Kisah bersama mereka aku tulis untuk menjadi pengingat saat anak dan cucu telah lahir didunia ini. Mereka akan mengetahui bagaimana pendahulunya hidup dengan segala pemikiran yang imajinatif. Pengetahuan memang mengajarkan hidup untuk saling memahami sesuatu yang kita pelajari agar dapat memanfaatkan sesuatu itu untuk bertahan hidup di jaman yang terus berganti.

Aku berharap satu hari nanti saat mereka hadir dengan kehidupan mereka yang sudah berbeda. Aku ingin mereka mengetahuinya karena seorang aku adalah rindu kepada mereka yang sudah menjadi bagian dari catatan ini hingga masa depan adalah pasti”. Seragam kebanggaanku akan selalu hadir di setiap pertemuan. Akan selalu dan berharap pasti kepada Tuhan Yang Maha Esa. Aku masih percaya kehidupan ini masih adil. Untuk rekan ku Sifron Akbar (Pertanian Undip 2013/Ketua Racana Undip 2016) dan rekan lainnya di seluruh Indonesia “ ingatlah sesuatu yang menurutmu  buruk karena itu akan selalu mengajarkan kebaikan di setiap kata yang terlintas dalam kisah perjalanan hidup kalian masing-masing hingga menemukan kebaikan abadi di akhir catatan kehidupan kalian

Penerima Kenangan : Abdul Jalil

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *