Ayo Piknik ke Tiamo

Update Terakhir: 31 Januari 2021 Oleh Abdul Jalil

Foto : Melihat Sesuatu

Kab. Semarang 12 November 2017, Hari sudah berganti menjadi sangat cerah. Hari kemarin catatan tentang ulang tahun KBRD dan sekarang kesempatan untuk mencatat di tempat yang berbeda. Kalian bisa melihat sendiri dari foto yang sudah tersedia aku sedang berada di mana. Tempat aku berpijak merupakan daerah sekitar gunung Merbabu.

Aku datang bersama teman-teman dalam agenda pengabdian masyarakat dalam pemanfaatan lingkungan sekitar. Salah satu yang bisa kami manfaatkan yaitu seperti yang terlihat di foto. Foto itu ada karena ada sebab bukan tanpa alasan.

Kerajinan tangan tersebut sangat mudah dibuat dan bahkan dapat dikreasikan ke berbagai hal. Apa pun bahan dari alam sekitar pasti bisa dimanfaatkan asal pengetahuan yang dimiliki cukup untuk mengaplikasikannya.

Ingin rasanya aku mengajak seseorang untuk dapat menikmati pemandangan yang sangat nyaman dimata. Aku menikmati sendiri juga rasa-rasanya tidak syahdu dihati. Harus ada pendampingnya agar bisa dikatakan β€œ sesuatu yang indah itu kalau dilakukan bersama pasangan ”. hehehehe πŸ™‚

Untuk datang ke Tiamo cukup lama waktu yang diperlukan jika datang dari Semarang kota. Bagi penduduk sekitar tentu tidak butuh waktu lama untuk sampai di lokasi wisata alam terbuka. Pada saat aku berangkat bersama Wizda sedang ada operasi lalu lintas oleh polisi lalu lintas.

Sebelum keluar dari perbatasan kota Semarang dan kabupaten Semarang kami terjaring razia. Awalnya aku merasa tenang karena Wizda yang membawa motorku, namun karena kurang beruntung dia lupa membaca surat ijin mengemudi (SIM).

Karena tidak ingin lama-lama dalam urusan seperti itu uang suap diberikan (memang polisinya suka begitu), kami ikhlaskan saja. Daripada nanti ada terjaring razia lagi kami berdua memutuskan untuk putar balik untuk mengambil SIM. Keputusan kami sangat tepat karena hampir setiap jalan yang kami lewati sedang di adakan operasi lalu lintas secara serentak.

Keputusan untuk putar balik dulu konsekuensinya kami tertinggal dari rombongan yang lain. Karena kami sudah mendapat koordinat dari lokasinya kami berpikir santai untuk sampai di sana.

Namun pada kenyataannya tidak demikian. Lokasi yang kami terima sangat melenceng jauh atau akurasi lebih dari 1 km (sangat tidak akurat). Tersesat itu sudah pasti karena koordinat tidak sesuai dengan harapan.

Untung saja kami tersesat di jalan yang tepat karena berhenti tepat di jalan buntu. Berhenti sejenak di salah satu rumah warga dan di sambut sangat ramah dan beruntungnya lagi kami diantar ke dekat lokasi.

Sungguh susah untuk di sampaikan melalui bahasa tulisan , rasa syukur yang tidak bisa diuangkan dalam jumlah berapa pun. Kami berdua datang telat dari yang lain.

Namun masih berkesempatan untuk mengikuti agenda pelatihan pembuatan kerajinan tangan dari bahan-bahan yang tersedia di alam sekitar.

Paragraf yang di atas itu merupakan catatan saat menuju ke lokasi, akan sangat panjang jika aku mencatatnya semua karena waktuku tidaklah banyak. Kalian bisa lihat foto di bawah ini suasana santai di lokasi kegiatan.    

Ti amo πŸ’•_171113_0270
Foto : Suasana Santai

Padahal masih banyak foto yang aku suka dan ingin dimasukkan sekalian di dalam catatan. Sekali lagi sumber daya belum mencukupi untuk dapat memenuhi kebutuhanku yang sebenarnya dalam mencatat. Aku memanfaatkan fasilitas yang ada untuk menyimpan kenanganku bersama teman-teman.

Aku mencatat karena suka bukan sebuah pengorbanan yang nyata. Ikhlas dalam mencatat aku tidak merasa rugi dikemudian hari. Justru akan menjadi sesuatu yang istimewa suatu saat nanti.

Aku bersama teman-teman tidak berlama-lama di lokasi wisata alam Tiamo. Karena sore hari harus bergegas ke Tembalang (ada urusan yang lain).

Aku bisa memberi saran kepada kalian melalui catatan yang biasa ini kalau Tiamo itu merupakan tempat piknik yang romantis, jujur saja aku ingin kembali mungkin suatu saat nanti bersama Haruna.

Aku ingin dia tahu betapa indahnya pemandangan yang ada ke sana. Eh itu salah satu cita-cita loh, jangan salah ya ? πŸ™‚

Aku cukupkan sekian dan terima kasih

Catatan Akhir Kuliah #12

Salam,

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *