Bagaimana Kalau Kita Bahagia Bersama

Update Terakhir: 12 Oktober 2020 Oleh

Gerakan pramuka undip
Foto Bersama : Anggota Pramuka Universitas Diponegoro

Semarang, 29 Oktober 2016. Satu hari setelah peringatan (hari sumpah pemuda), Kalian harus mengetahuinya apa isi dari sumpah pemuda pada waktu itu (sebagai pengingat untuk aku dan kalian). Pada hati yang bersejarah kami (ARD Undip) juga memperingati hari lahir, memang bertepatan dengan hari sumpah pemuda.

Sebagai pemuda Indonesia kita harus memahami makna dari Pancasila. Tidak hanya satu kita perlu lima untuk memahami apa itu Indonesia. Aku dan mereka adalah anggota pramuka yang berpegang teguh dengan Pancasila. Kami menghormati perbedaan karena Dasa dharma dan Tri Satya adalah pedoman bagi seluruh anggota gerakan pramuka. Jika ada salah seorang dari kalian (musuh negara)yang berusaha menghancurkan ideologi Pancasila dan aku mengetahui nama kalian. Aku adalah salah satu warga negara Indonesia yang menghargai perbedaan dan mengedepankan Pancasila menyatakan perang. Aku sendiri sangat tidak senang mengatakan kata “ perang ”. Dalam pemikiranku dan sebagian besar umat manusia pasti lebih menyukai kata “ Cinta dari pada Perang”. Perang hanya akan menimbulkan kerusakan dan kebencian.

Ingatlah kalian aku menyatakan perang, tidak semudah apa yang dapat kalian ketahui. Aku hanya mahasiswa biasa yang sedang menempuh perkuliahan. Kalian harus mengetahui Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah garda terdepan penjaga keamanan negara dan polisi republik Indonesia (Polri) sebagai lembaga keamanan negara sekaligus pengayom masyarakat pada khususnya dan masih ada pasukan cadangan negara yang kapan pun bisa di libatkan dalam perang melawan segala tindak menjatuhkan ideologi Pancasila.

Karena aku bukanlah anggota TNI maupun Polri, aku berperang dengan kalian hanya perlu duduk di depan komputer (PC). Menghancurkan kalian itu sebenarnya sederhana karena terlalu mudah di bodohi sama orang bodoh sepertiku. Aku merahasiakan dari dunia akan sesuatu yang luar biasa jika sesuatu terjadi pada kehidupan dunia ini. Aku hidup dengan hal yang biasa di lakukan manusia pada umumnya. Hampir tidak ada yang berbeda dengan kalian. Namun, aku adalah manusia yang berbeda dengan kalian.

Saran dariku bahagia bersama jauh lebih indah di tanah kelahiran kita. Nenek moyang kita tidak akan bersedih kemudian hari jika kalian mengetahui anak cucu mereka adalah penerus kehidupan yang lebih bijaksana menghindari perang dan menyebarkan semangat kebersamaan.

Pramuka mengajarkan untuk memahami sesama, tidak peduli dari suku, agama, ras yang berbeda. Kita Indonesia adalah manusia yang paling bahagia, kita kaya karena kita punya dan kita mampu untuk mengelola sumber daya. Banyak dari tetangga kita yang iri karena kekayaan kita, mengapa kita harus berperang dengan sesama kita sendiri ?

Cukuplah kita untuk berdamai, kita hanya perlu duduk menikmati secangkir teh membicarakan kehidupan ini dengan rasa penuh tanggung jawab untuk saling menjaga satu dengan yang lain. aku dan kalian pastinya juga tidak ingin anak cucu kita nanti lahir dengan rasa dendam dan benci terhadap keturunan kita sendiri. Didiklah anak cucu kita dengan cinta dan kasih sayang dengan begitu kelak mereka akan menjadi penerus kehidupan Pancasila.

Aku membuat catatan ini dalam satu tempat dan bisa menyebar ke berbagai kondisi saat ini. Aku ngawur juga tidak terlalu ngawur dalam membuat catatan. Aku bisa membuat itu semua karena aku mampu untuk menyelesaikannya. Aku tidak merasa sedih jika kalian membenciku. Karena, aku tetap mencintai kalian. 

Mereka dalam catatan ini adalah teman-temanku yang akan melanjutkan kehidupanku yang belum dapat aku selesaikan dengan baik pada masaku. Mereka adalah penerus terpilih dengan kemampuan masing-masing. Aku yakin mereka mampu untuk menyelesaikan tugas yang pernah ada dan hasil maksimal adalah keinginan kami semua.

Aku adalah pembeda dari yang lain. Pemikiran dan kemampuan jarang terlihat oleh banyak pihak yang ada dan hanya sedikit orang yang paham akan hal itu. Dari satu hal yang perlu aku ingat dari mereka semua adalah (adik-adikku), seorang kakak yang belum mampu memberikan kebahagiaan sepenuhnya. Karena aku sendiri juga belum mampu untuk membahagiakan diri sendiri dengan baik.

Aku duduk di antara mereka sebagai tanda kebersamaan yang jarang terlihat dari sudut lain. Terkadang aku juga seorang penasihat dadakan untuk mereka yang sedang dilanda masalah. Aku bukan orang yang pandai untuk menyelesaikan semua permasalahan tentang mereka, namun aku mampu untuk mengisi kekosongan apa yang mereka sedang butuhkan.

Kami semua memang memiliki masalah masing-masing, saran terbaik dariku kami hanya perlu bahagia bersama untuk mengurangi permasalahan hidup yang ada. Dunia ini memang penuh dengan permasalahan menggelikan. Kita hanya perlu menertawakannya agar kebahagiaan itu akan tetap ada.

Dalam keadaan yang tidak kita sadari senyum dari mereka adalah kebahagiaan bagiku. Obat penawar rindu dari ketidakmampuanku saat ini. Teringat kisah yang dulu pernah terjadi aku yang terabaikan hingga pulang tanpa tanda salam. Sekiranya dua tahun yang lalu aku duduk dengan perasaan sedih. Kini aku tidak menjumpai mereka sepertiku yang dulu ketika hari yang membahagiakan berubah menjadi hari yang suram.

Bersyukur dengan hari itu bersama mereka duduk bersama meskipun aku tidak lagi  menikmati yang seharusnya dapat dilakukan dua tahun sebelum tahun ini. Terima kasih untuk cinta yang sudah memberikan kehidupan indah bersama teman-teman sebelum kehidupanku berubah menjadi kesibukan yang nyata. Aku akan tetap mencatat seperti biasanya hingga akhir waktu Tuhan mengambil nyawaku. Maka dari itu kita perlu bahagia bersama-sama.

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *