Bagi Mereka Aku adalah Sesuatu

Update Terakhir: 12 Oktober 2020 Oleh

Foto Bersama : Abdul Jalil dan Reka Candra Diklatsat II November 2016

Pada kesempatan kali ini aku kembali mencatat untuk bulan November. Aku juga merasakan kalau bulan November memang ada beberapa catatan yang bisa di anggap istimewa dan yang pasti akan banyak orang merasa lebih bosan membaca catatan ku ini jika belum memahami tujuan aku membuat catatan selama ini.

Baiklah… dari pada aku mengawali dengan kalimat yang membosankan, jadi aku buat kalian lebih merasa bosan dengan catatan pada bagian ini yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan dan latihan dasar Racana Diponegoro. Bulan November adalah waktu yang sudah di jadwalkan untuk penerimaan anggota baru biar ada penerusnya setelah aku ini. Dan tahun ini Racana Diponegoro sudah melakukan dua kali penerimaan yaitu pada bulan Maret dan November. Harusnya banyak yang berhasil menjadi anggota sepenuhnya namun tidak semuanya dapat bertahan hingga dilantik. Pasti ada saja hal yang membuat calon anggota tidak jadi di lantik

Seperti judul catatan yang sudah ada “ Bagi Mereka Aku Adalah Sesuatu ” memang menjadi alasan tersendiri mengapa memberi judul sedemikian buruknya. Namun dari judul yang buruk itu tersimpan makna yang istimewa karena aku adalah seorang yang berbeda.

Aku adalah mereka tapi mereka bukan aku, kalimat itu adalah hukum yang berlaku bagi setiap masing-masing orang yang memahaminya dan bisa jadi berbeda makna. Sesuatu yang aku rasakan tersimpan kisah memilukan namun lebih suka untuk menyembunyikan dan membagikan kebahagiaan bagi mereka yang sedang merasa sedih karena belum merasakan keadilan. Aku pernah berpesan kepada mereka kalau dunia ini tidak akan pernah adil, satu-satunya keadilan adalah ketika kita semua berada di alam lain setelah kehidupan ini.

Aku malah mencatat sesuatu yang aneh dari dugaanku sebelumnya jika kalian merasa demikian. Mending aku menceritakan hal yang berkaitan dengan kegiatan mereka dan diselingi kalimat-kalimat membosankan dari yang biasa aku catat.

Pada waktu aku sedang berjaga di salah satu pos kegiatan lapangan dan menamakan pos tersebut dengan nama pos kebahagiaan. Kalau bersamaku syaratnya harus bahagia dulu, kalau belum bahagia berusaha untuk membahagiakan diri dulu. Aku tipe orang yang santai sekaligus menyandang gelar aneh di Racana Diponegoro. Jika ingin tahu cari sendiri di judul catatan lainnya, kalian akan menemukan lebih banyak hal aneh dari catatan yang selama ini aku buat.

Pos permainan yang aku jaga berkaitan dengan elemen kehidupan yaitu air. Mereka harus memindahkan sebanyak massa air hingga volume tertentu dapat di terisi penuh. Bukan masalah mudah jika tidak berpikir dengan sederhana dan bekerja sama dengan lainnya ketika memindahkan air dari satu orang ke orang lainnya dengan menggunakan media yang tidak biasa. Aku juga sudah lupa apa namanya karena yang masih dapat diingat medium itu berlubang di beberapa sisinya. Dan pastinya mereka terkena basahnya air.

Sesuatu yang aku maksud di catatan ini adalah bagaimana aku memberikan atau berbagi kebahagiaan ketika mereka nantinya dilantik maupun tidak sama sekali di Racana Diponegoro. Biarpun aku seorang yang menyedihkan dilihat dari sudut pandang beberapa orang namun dalam diriku ini berusaha memberi pengertian baik bagi siapa pun untuk mengerti sesama hidup dan ikut serta membangun kebahagiaan yang sudah di sediakan oleh Tuhan Pemilik semesta alam.

Dan aku melihat masing-masing dari mereka memiliki kebahagiaan yang lebih besar dariku jika mampu untuk memaksimalkan. Di pos yang aku juga tidak bisa membohongi diriku sendiri kalau hati ini merasakan kesedihan. Karena beberapa hal aku merasa asing dengan diriku sendiri bahkan dengan siapa pun orang yang aku kenal. Mereka yang akan di lantik aku juga memberikan pesan tersirat agar di kemudian hari setiap anggota merasa memiliki sesuatu yang belum dimilikinya. Karena sesuatu itu akan datang ketika mereka siap dari niat yang pernah ada di hati dan pikiran mereka masing-masing. Terima kasih 😊

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *