Berfoto Dengan Teman Lama Karena Yang Pertama Adalah Cerita

abdul jalil dan lilik wulandari

Update Terakhir: 31 Juli 2022 Oleh Abdul Jalil

Sejak pertama kali bertemu dengan dia, cerita yang aku bisa catat untuk bagian ini boleh jadi terasa asin atau pahit juga bisa menjadi pilihan.

Namun kita orang tetap menjadi mahasiswa yang tidak buruk untuk dibicarakan. Dahulu ada dua teman lagi sebenarnya hanya saja dua orang itu belum berkesempatan untuk berfoto bersama kami berdua.

Namanya Andi Haryadi [Bangka] dan Atidatul Husna [Banten]. Sayang sekali padahal jika bisa berfoto bersama akan menjadi cerita yang unik karena ketidaktahuan kami sebagai mahasiswa baru.

Dahulu saat sebelum menjadi seorang mahasiswa hari sabtu merupakan jam aktif belajar namun pada tingkat mahasiswa hari sabtu adalah jam aktif untuk berlibur.

Dengan penuh semangat kami berempat mendatangi rektorat untuk menanyakan sesuatu yang dulu dianggap penting.

Dan ternyata itu hanya pertemuan yang sia-sia namun di lain sisi aku menjadi lebih tahu dan memahami mereka lebih awal bagaimana mereka bersikap dan bertutur kata.

Sebenarnya aku juga tidak ingin dicap banyak bacot di catatan. Jari-jariku masih sanggup untuk mengetikan huruf dipapan ketik. Jadi, aku anggap sebagai hadiah dari Tuhan dan patut aku syukuri dengan semestinya.

Jika kalian yang merasa menjadi teman lilik, dia sekarang adalah salah  manusia yang paling dicari di antara laki-laki yang ingin mencintainya.

Boleh jadi tingkahnya yang polos atau mempoloskan diri aku juga tidak banyak mengetahuinya walaupun memang masih teman satu angkatan di fisika.

Foto Pribadi : Abdul Jalil (Grobogan) dan Lilik Wulandari (Sukoharjo) di Wisuda Univesitas Diponegoro ke. 137

Perempuan-perempuan yang terlahir dari wilayah Solo Raya memang di anugerahi kelembutan yang luar biasa. Adem saat orang jawa membicarakan sesuatu dengan logat yang kalem.

Kalau sendiri campuran. Kalem bisa brutal juga tentu bisa namun tetap saja logat medok belum bisa hilang sepenuhnya.

Aku tentu berharap kepada teman ku itu untuk tetap menjaga kehormatannya dimanapun dirinya berada.

Bersikap ramah kepada sesama, tidak menyalahkan sesuatu yang belum pasti atau sudah membenarkan sesuatu yang belum terbukti.

Yang terpenting masih ingat kedua orang tuanya. Bisa menjadi urusan yang panjang jika dia bisa lupa siapa nama kedua orang tuanya.

Hanya itu saja catatan yang aku buat, memang terlihat tidak penting menghabiskan waktu sekian jam hanya untuk menuliskan sesuatu hal konyol ini. Terima kasih.

Artikel ini telah terbit pada tanggal 18 April 2016 21.40 WIB

Salam,

TTD Abdul Jalil

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *