Bermain Bersama Hati Ini Menjadi Lebih Bahagia

Update Terakhir: 12 Oktober 2020 Oleh

12807
Foto Pribadi : Abdul Jalil dan Reka 1 Diklatsar Racana Diponegoro Maret 2016 {caption tanggalnya salah 😀 }

Untuk pertama kalinya aku adalah seorang calon Pramuka di tingkat Pandega BaktiTM . Pagi hari bersama mereka menjadi satu catatan kebahagiaan. Tentu aku bahagia bersama mereka, karena untuk pertama kalinya aku adalah seorang pendamping reka. Aku di temani oleh Sitta Nabila (Sibil) dia orang sudah dua kali menjadi pendamping reka diklatsar November 2015 dan saat bersamaku Maret 2016. Jika ada pendamping reka pastinya ada yang namanya Pembimbing reka kak Shofa Rakhmatika (kalo salah ketik huruf langsung komentar saja ya mbak ).

Di reka 1 itu aku adalah lelaki paling tampan sendiri, harusnya ada saingannya ya minimal ada satu laki-laki namun pada kenyataannya (calon dokter sibuk kuliah), aku dapat memahami perasaannya yang begitu dalam untuk seorang laki-laki sepertinya. Karena di masa depan dia adalah salah satu manusia yang paling di cari oleh ibu-ibu. Itu yang aku pikirkan secara mendalam tentang kehidupannya. Kalau aku cukup di cari ibu mertua saja. Hahahaha . . . . .

Memang, aku adalah seorang laki-laki dan sisanya adalah perempuan. Tidak mengapa bagiku karena yang terpenting hidupku bahagia bisa bermain bersama mereka. Baiklah aku pikir perlu untuk memperkenalkan mereka, siapa tahu kalian menaksir salah satu dari kelima perempuan yang ada di foto tersebut.

Untuk yang pertama ada satu perempuan paling cerewet sebut saja namanya Gita (FPP 2015), ku pikir dia orang sedang kelaparan, tapi fakta di lapangan memang seperti itu (the most cerewet people), kalau pastinya dia orang yang memakai baju merah muda dengan senyum mata tertutup. Sepertinya kalau di lempar sesuatu kedua matanya akan terbuka kembali. Saran dariku jika ingin melempar cinta kepadanya jangan lupa bawa wajan dan minyak goreng (pikir  saja sendiri). Kemudian ada satu perempuan yang hidup di satu fakultas dengan si Gita, dia orang bernama Hani (FPP 2015), berbanding terbalik dengan Gita. Dia tidak ingin banyak bicara. Namun, jika Hani sudah bertitah boleh jadi banyak laki-laki yang sakit hati karenanya. Satu kata darinya satu hati pula yang di dapat. Itu ibarat aku memikirkan tentang gaya bicaranya, jika aku kurang mengenalnya karena memang Hani adalah perempuan tidak mudah untuk dikenal.

Lanjut perempuan yang ada di depanku. Aku pikir dia orang yang paling rempong di antara semuanya. Meskipun banyak orang yang tidak sependapat dengan apa yang sudah aku perbuat. Perempuan itu bermana Karomatus S (FPP 2015) . Terkadang aku hanya butuh waktu beberapa jam untuk dapat mengenali karakter seseorang hanya dengan melihat tutur katanya dan tingkah lakunya. Yang pasti terdapat error / kesalahan di dalam apa yang sudah aku pikirkan. Dia orang perlu diberi kasih sayang lebih agar kehidupannya lebih berarti lagi.

Lalu ada nama perempuan yang mirip dengan nama laki-laki, meskipun dia memiliki nama yang cukup indah untuk menjadi nama panggilan (bukan arti yang lain), namanya Andri (FEB 2014) . Satu perempuan ini  memang ada kesalahan teknis di dalam kehidupannya. Namun, hingga saat ini aku juga  belum mengerti tentang satu jenis perempuan yang seperti itu. Jadi cukup sekian dan terima kasih.

Dan satu perempuan terakhir yang ada di foto itu adalah Putri (FSM 2015). Kalau satu perempuan itu aku mengenalnya lebih dari yang lain. Karena dirinya adalah mahasiswa  di kampus Sains dan Matematika. Hanya saja aku dan Putri beda program studi. Dia matematika sedang aku adalah mahasiswa fisika. Rempong sih tidak manja itu pasti.

 Aku menikmati hidup bersama mereka dan tidak jarang kisah sedih dan bahagia datang silih berganti. Aku merasa seperti menjadi seorang kakak bagi mereka semua. Hingga saat ini aku masih berharap ikatan itu masih ada meskipun sudah berganti zaman.

Dan untuk mengakhiri catatanku pada bagian ini aku hanya ingin mencatat “ semoga mereka dalam keadaan yang baik-baik saja dan selalu ingat akan rasa bersyukur atas segala nikmat dari-Nya”. Terima kasih

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *