Catatan Akhir Ramadhan 1437H Untuk Hana dan Nata

Update Terakhir: 12 Oktober 2020 Oleh

Pada kesempatan kali ini aku akan mencatat sesuatu yang jarang dilakukan oleh orang lain pada umumnya. Hanya aku dan beberapa orang yang mempunyai pemahaman khusus akan catatan kain ini. jadi, catatanku akan menjadi hal yang tidak sia-sia dikemudian hari karena Hana dan Nata adalah calon penerus dari kehidupan ini (semoga mereka hadir di masa depan bersama-sama).

Bulan Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan yang ke sekian kalinya aku dapat melewatinya. Bulan yang penuh berkah dan hidayah, segala puji hanya milik-Nya. Banyak orang yang berlomba-lomba untuk meraihnya dengan banyak jalan. Terkadang bulan suci yang penuh Rahmat di manfaatkan untuk kepentingan dalam tanda kutip kurang pas (hanya perlu diluruskan niatnya saja). Ya semoga bagi siapa pun yang niatnya masih kurang pas pada tahun ini jika ada kesempatan di tahun berikutnya niatnya bisa pas sesuai apa yang semestinya.

Ramadhan tahun ini aku (calon ayahnya Hana dan Nata ) ada saja cerita yang ingin di catat, tapi ya tidak mungkin aku mencatat segalanya. Aku hanya manusia biasa ,bisa saja lupa dengan apa yang sudah pernah terjadi.

Awal puasa bulan Ramadhan aku harus menghadapi ujian akhir semester. Sesuatu yang biasa terjadi setiap 2 kali dalam satu periode masa perkuliahan. Hanya saja terasa lebih berat tanggung jawab moral ketika mengerjakan soal-soal ujian. Bagi orang-orang yang tidak peduli dengan moral pastinya cuek-cuek saja (masa bodo yang penting bisa dapat nilai A dan nilai IP tinggi). Salah satunya ada di catatan yang pernah aku buat di ujian hari pertama (KEMUDAHAN YANG DISALAH GUNAKAN SAAT UJIAN AKHIR SEMESTER). Itu bisa menjadi catatan dan layak untuk menjadi bahan bacaan umum.

Sebagai seorang mahasiswa yang banyak di tuntut untuk menjadi seorang yang lebih (pokoknya hampir segala di tuntut untuk lebih). Aku hanya bisa merenungi diri ini karena belum bisa memberikan kebahagiaan (untuk kedua orang tua) dan orang-orang sekitar. Bahkan aku juga sempat berpikir “ aku ini bisa apa ? calon sarjana fisika susah belajarnya susah juga mencari kerjanya ” hanya sepintas aku memikirkan hal itu. Aku pernah mendengar kata atau ungkapan yang sering di sampaikan kepada banyak orang “ hidup ini sudah ada yang mengatur-Nya tinggal kita hanya perlu berusaha, berdoa dan berserah diri ”. Sebenarnya ya memang cukup itu saja. Tapi orang-orang jaman sekarang mempersulit diri sendiri dan cenderung menghalalkan segala cara. Aku selama hidup ini berusaha melakukan yang bisa dilakukan walaupun banyak pihak meremehkan diri ini (sudah biasa).

Selama menjalani puasa Ramadhan aku sendiri merasa tidak maksimal karena nafsu belum sepenuhnya bisa diatur sedemikian baik. Kalau cuma menahan dahaga dan lapar aku sendiri bisa selesai penuh tapi untuk urusan nafsu akan menjadi tantangan berat, apalagi godaannya pada jaman sekarang itu lebih terasa pedasnya (jaga iman dengan betul-betul). Hari demi hari aku melewatinya dengan begitu saja (terkadang meninggalkan jejak) berusaha menjalani hidup dengan kodrat manusia yang semestinya.

Untuk menjadi seseorang yang benar-benar suci di bulan suci tidaklah mudah kalau benar menyadari apa pun yang dapat mengurangi berkah di bulan Ramadhan. Perlunya bimbingan dari seorang yang tepat tidak asal bicara saja. Sulit juga untuk menemukan hal yang seperti itu, pikiranku memang perlu di jenihkan oleh sesuatu yang baik. Aku begitu hampir tidak berdaya dengan kehidupan ini. Namun, dalam hidup ini aku terus dan terus dijalani. Menjadi seorang yang berbeda setiap harinya dan mempersiapkan segala sesuatu sebelum meminang seorang yang aku cinta (Haruna). Di bulan Ramadhan ini aku rindu sekali dengan Haruna, ingin sekali mendengar kabarnya walau hanya beberapa saat. Bahkan tidak sedikit orang yang ini menanyakan hal itu kepadaku bagaimana kabarnya dia. Sungguh aku ini manusia yang belum mengerti apa yang harus dilakukan kepadanya jika dalam keadaan sulit seperti ini. Aku hanya ingin tahu lebih awal.

Hana, Nata. Ayah hidup di jaman sekarang tentunya berbeda dengan jaman yang kalian jalani sekarang ini. Tidak mudah bagi ayah untuk menjadi seorang yang mereka inginkan selama ini namun untuk kalian Ayah akan selalu menjadi cinta pertamanya Hana dan sahabat pertama untuk Nata. Ayah sangat berharap nanti ketika kalian sudah hadir di dunia ini, menjadilah apa yang kalian suka Ayah dan Haruna (calon ibu kalian nanti) akan selalu mendukung apa pun pilihan hidup. Selama kami masih ada di dunia ini menemani hari-hari kalian Ayah juga sangat berharap apa pun nasehat yang sudah kalian dengar jangan menjadi beban hidup untuk kalian ya, nanti Ayah jadi sedih. Walaupun kalian belum lahir di dunia ini hampir setiap hari Ayah melihat kalian dalam bayangan wajah anak-anak kecil lucu. Hana, kau adalah seorang anak perempuan yang cantik bagi Ayah, kecantikanmu akan membawa kebahagiaan bagi orang lain. dengan hijab yang berwarna merah muda kau seperti bidadarinya Ayah. Ketika dewasa nanti boleh jadi akan banyak laki-laki yang jatuh hati kepadamu. Namun, pesan Ayah untuk Hana menjaga diri itu lebih baik bagimu daripada kau harus mengkhawatirkan perasaan orang lain. Karena ada saatnya kau akan mengerti arti kata (memahami). Dan untuk Nata, kau akan lebih seperti ibumu, seorang laki-laki yang penuh kasih sayang. Ibumu pastinya akan selalu merindukan keberadaanmu ketika kelak dewasa nanti. Karena Ayah merasakan sendiri dengan Nenek kalian. Di masa muda Ayah adalah seorang yang di cintai oleh ibumu hanya saja sebelum kami menikah ada saja ujian demi ujian telah kami lewat bersama dan pada akhirnya menikah (semoga saja ya) dan akan melahirkan Nata. Ayah mempunyai pemikiran seperti ini karena sejujurnya biar Nata sedikit mengerti alasan Ayah melakukan hal seperti ini semua ini hanya untuk Nata dan Hana ( mungkin akan ada lagi Nana dan Hata ) dua anak saja cukup kalau memang Allah SWT berkehendak dengan sesuai harapan Ayah saat membuat catatan ini. jadilah, laki-laki yang mampu memahami segala macam pemikiran banyak orang. Kau tidak harus menjadi anak yang pandai cukup menjadi yang terbaik dan menjunjung tinggi nilai keadilan dan kejujuran dalam hidup ini.”

Paragraf di atas itu adalah sebagian pesan kecil dari Ayah di masa saat ini ketika membuat catatan. Ayah membuat pesan ini dan di masukan di blog pribadi siapa tahu kalian akan membacanya di kemudian hari. Tentunya, Ayah akan banyak meninggalkan jejak dimana Ayah suka agar dapat menuntun kalian untuk  memahami tentang arti kehidupan Ayah. Biasanya bulan Ramadhan banyak orang yang sibuk mengaji atau ke tempat-tempat ramai di kota besar. Ayah cukup di rumah dan membuat sesuatu yang indah untuk kalian (padahal kalian belum lahir, belum lagi apakah Ayah masih dapat bertemu dengan kalian atau tidak) semua ini masih menjadi misteri.

Ada begitu cerita selama bulan Ramadhan ini. Aku hanya mencatat peristiwa yang dianggap perlu untuk menjadi sebuah catatan pribadi. Jadi, tidak segala hal aku bisa mencatatnya. Dalam aku mencatat juga membutuhkan waktu yang tidak singkat, perlu menyempatkan waktu lebih banyak untuk mencatat. Demi kalian (Hana dan Nata) Ayah mencatat sesuatu yang perlu untuk kehidupan nanti.

Pada bulan Ramadhan kali ini, seperti tahun-tahun sebelumnya. Aku mudik ke kampung halaman di hari-hari terakhir sebelum hari raya Idul Fitri (3-7 hari sebelumnya). Karena aku mencoba untuk dapat membantu teman yang belum pulang kampung (menunggu hingga pulang) dan siapa tahu ada teman yang boleh meminjamkan motornya untuk dapat aku pinjam ya buat aktivitas di kampung dan kampus selama di tinggal mudik oleh pemiliknya. Kalau lebaran kali ini alhamdulillah dapat pinjaman ke teman (Rahmat Kurniawan/ Bangka Belitung). Meskipun pajak motor dan pelat motor sudah kadaluwarsa tetap aku memberanikan diri untuk meminjam motor miliknya ya karena memang lagi butuh untuk pulang kampung.

Waktu itu saat masih di Semarang aku dan teman-teman kontrakan biasa melakukan aktivitas anak kampus ketika akan memasuki berbuka puasa. Bagi yang ingin menambah ilmu pengetahuan tentang agama boleh datang ke masjid (motivasinya ya dapat nasi kotak ayam/telur gratis). Maklum saja mahasiswa merupakan Mahluk Tuhan yang paling membutuhkan sesuatu yang murah dikantong dan enak dilidah. “Para Pencari Takjil” sebutan paling khas untuk mahasiswa sepertiku dan lainnya. Namun, kalau aku sendiri untuk tahun ini tidak sesemangat tahun sebelumnya untuk mencari takjil gratis. Kalau ingin ya ke masjid kalau tidak ya cukup buka puasa seadanya saja di kontrakan. Dan parahnya lagi kami (penghuni kontrakan) jarang Shalat tarawih setelah isya. Dengan berbagai motivasi aku dan mereka mempunyai alasan yang jelas (malas dan ingin sibuk sendiri). Hanya ada satu orang saja yang benar-benar rajin ke masjid untuk melakukan Shalat tarawih berjamaah. Sebenarnya aku kalau sedang di luar kontrakan juga menyempatkan waktu untuk Shalat tarawih kalau sudah di dalam kontrakan ingin keluar rumah rasanya ada sesuatu yang membuat aku malas (mainan blog).

Ada catatan lain ketika aku mengikuti suatu kegiatan Racana Diponegoro (Pramuka Undip) ya merupakan kegiatan yang di selenggarakan oleh adik-adik calon Pandega Madya sebelum pelantikan. Pada waktu itu tanggal 17 Juni 2016 di Yayasan anak yatim di Semarang (Namanya aku belum ingat lagi) aku dan teman-teman menyambangi mereka (anak yatim) sekalian bersilahturahmi dengan pengurus yayasan. Saat aku sampai di sana (datang telat karena nyasar dulu) terlihat hanya ada beberapa laki-laki saja dan sisanya adalah anak perempuan dan ternyata memang tempatnya itu khusus perempuan karena tempat laki-laki ada sendiri. Kalau tidak salah yayasan tersebut menempati lima lokasi yang berbeda.

Mereka masih anak-anak, kira-kira umur 6 -13 tahun. Aku belum bisa membayangkan mereka hidup bersama-sama dengan lainnya tanpa kasih sayang orang tua kandung. Aku diam dalam waktu yang lama jika mereka adalah aku. Dalam kesempatan yang berbahagia aku dan mereka berbuka puasa bersama sekaligus Shalat tarawih juga di sana. Apalagi waktu itu aku melihat satu anak yang manis dan juga cantik. Seperti Hana yang aku impikan, boleh jadi ibunya adalah seorang yang cantik. Seolah-olah itu adalah anakku yang akan hadir di masa depan. “ Ayah, akan selalu menantikan kehadiranmu (Hana dan Nata) ”. Pada kesempatan nantinya aku akan membuat catatan tentang peristiwa waktu itu saat di Yayasan. Ya semoga saja aku masih sempat untuk membuatnya.

Sebelum aku pulang ke kampung halaman rasanya berat kalau belum membuat sesuatu yang istimewa (masih berupa catatan). Waktu itu tidak hampir setiap malam aku saling berkirim pesan lewat (pesan facebook /chatting). Dia orang adalah perempuan yang pernah aku suka sewaktu jaman awal-awal masuk kuliah. Lama chatting dengannya terpikir aku untuk membuat catatan tentangnya. Pada malam hari tanggal 24-25 Juni 2016 pukul 23.34 WIB aku membuat catatan khusus tentangnya mengapa aku bisa mengenal dia sekaligus hampir jatuh cinta kepadanya. Hampir semua hal yang dapat aku ingat tercatat dengan baik di catatan yang sudah terbit sebelumnya (CATATAN TENTANG HUSNA). Berhubung orangnya juga mengerti akan perasaanku jadi aku terang-terangan saja dalam membuat catatannya, tidak peduli pacarnya akan marah atau tidak (sepertinya tidak). Dia malah senang dengan kejujuranku dalam membuat catatan tentangnya. Katanya baru aku yang pernah membuat catatan sebagian hidup untuk dirinya. Daripada aku menganggur ya menyempatkan diri untuk membuat sesuatu. Karena juga aku ingin sekali mengabadikan namanya dalam catatanku. Dan yang terakhir untuknya aku sangat senang jika catatanku di baca olehnya sekaligus oleh pacarnya sekaligus membuat catatan khusus untuk mereka.

Dan ada kegiatan selanjutnya bersama satu temanku sebelum pulang ke rumah. Membuat makanan ringan dengan bahan seadanya. Entahlah bagaimana rasa yang sudah tercipta oleh perbuatanku. Rencana ingin membuat bakso telur tapi pada akhirnya jadi ya adonan kue yang tidak jelas apa namanya. Namun, yang terpenting rasanya tetap enak karena aku memberi banyak bumbu (termasuk bumbu mie instan). Dan tidak ada alasan lain untuk membuat sesuatu yang biasa saja.

Ayah di jaman sekarang (saat membuat catatan untuk kalian) melakukan apa pun yang dapat di lakukan saat ini. Ketika orang lain masih sibuk dengan kekasih mereka yang belum pasti bersama. Ayah dengan bahagianya bermimpi tentang kalian hampir setiap hari. Maka dari itu tidak sedikit teman Ayah yang menganggapnya aneh. Aku tidak mengapa karena keyakinan Ayah ini adalah bisa membuat kalian merasa menjadi anak-anak yang luar biasa di kemudian hari.

Pesan untuk kalian dari Ayah dimasa sekarang diharap dapat terbaca di masa depan nanti juga oleh kalian. Catatan akhir Ramadhan buatan Ayah memang tidak mempunyai alur yang jelas, butuh waktu yang tidak sebentar untuk dapat memahami segala maksud yang Ayah buat. Jadi, Ayah sangat berharap kalian meluangkan waktu untuk membaca catatan ini.

Lalu aku ingin mencatat apalagi ya ? sepertinya sudah cukup sampai itu saja ketika aku masih ada di Semarang. Tanggal 29 Juni 2016 pagi hari sekitar jam 6 aku berpamitan dengan pemilik kontrakan dan temanku yang balik juga pada hari sama denganku hanya saja dia pulang jam 9 pagi (aku meninggalkannya sendirian).

Jarak tempuh rumah dengan kontrakan di Tembalang tidak jauh-jauh. Biasanya cukup dengan waktu kurang lebih satu jam saja. Dengan menggunakan kendaraan roda dua, kalau yang lain (kendaraan umum) bisa lebih lama. Kalau orang normal pada umumnya rumah dekat pulangnya ya cepat namun aku memilih lambat karena juga jarak yang dekat dengan rumah. Bagiku pulang ke rumah tidak menjadi hal yang tidak istimewa, bagi teman-teman yang hidup di luar pulau Jawa. Itu bisa menjadi hal sangat berharga (maklum saja jarang pulang) sedangkan aku minimal satu kali dalam seminggu. Dan seingat aku sendiri belum pernah menelepon orang yang di rumah atau jarang ya ? Entahlah yang pasti di rumah tidak ada telepon apa pun.

Di rumah aku sendiri menyibuk diri dengan membuat catatan dan catatan. Hampir tidak ada kegiatan yang lebih menarik dari pada yang aku buat. Agar suatu hari dapat dilihat kembali dengan orang yang berbeda-beda tentunya oleh anak cucu ku nanti.

Terkadang, aku mencari kesibukan lain yaitu dengan pergi ke rumah/ tempat yang di anggap seru untuk berkumpul. Dahulu sebelum aku mengetahui kabar ada acara buka bersama dengan teman-teman SMA. Aku hanya biasa buka dengan keluarga di rumah. Untuk sekarang memang biasa namun suatu hari nanti akan menjadi suatu yang luar biasa. Setelah mendapat kabar akan hal itu ya langsung menyetujui saja tanpa pikir panjang (nanti Insya Allah catatannya juga aku akan buat). Selama aku bisa melakukannya untuk kebahagiaan bersama, aku rela memberikan waktu untuk mereka semua yang pernah mengenalku di masa lalu hingga saat ini.

Ketika usiaku kini tidak lagi seorang anak kecil lagi. Terkadang ada saja tingkah yang membuat orang berpikir aku ini masih anak-anak. Tidak mengapa bagiku asal mereka merasa bahagia. Baru ini hidup (berapa fase ya ?) yang pasti fase anak-anak adalah kebahagiaan. Apa pun yang dilakukan oleh seorang anak pasti akan di maklumi oleh seorang yang dewasa. Namanya juga anak kecil yang belum tahu banyak arti kehidupan. Yang selalu di inginkan oleh seorang anak-anak hanyalah dapat bersenang-senang dengan siapa pun yang di suka.

Jadi teringat dengan iklan salah satu operator seluler (three) dengan pemeran utamanya adalah anak-anak. Jadi begini cerita dari iklannya “ kalau aku sudah gede, aku ingin jadi eksmud (eksekutif muda) (perempuan 1), mau jadi bos (laki-laki 1), hari-hari ngomong campur bahasa inggris (laki-laki 2), tiap jumat pulang kantor nongkrong bareng sesama eksmud ngomongin proyek besar biar kelihatan sukses (laki-laki 3 ), suara agak di gedein biar kedengeran cewek di meja sebelah (perempuan 2), kalo weekend sarapan di cafee sambil sibuk leptopan (perempuan 3), pesen kopi secangkir harga empat puluh ribuan  minumnya pelan-pelan biar tahan sampai siang demi wifi gratis (perempuan 4), kalau tanggal tua pagi siang malam makannya mie instant (laki-laki 5), kalau mau nelpon bisanya cuma miskol (laki-laki 1), jadi orang gede menyenangkan tapi susah di jalanin (perempuan 4).

Paragraf yang di atas merupakan isi dari iklan operator seluler, semuanya terlihat jelas dan mudah untuk dipahami oleh siapa pun. Namun, untuk percakapan dari perempuan 4 yang terakhir boleh jadi adalah inti dari semua apa yang di ungkapkan oleh mereka semua “ Jadi orang gede menyenangkan tapi susah di jalanin ” . Karena aku merasa begitu saat menjadi anak kecil memang hari-hari rasanya bahagia sekali tapi tidak semua hal bisa aku menjadi bahagia karenanya. Ketika sudah dewasa aku lebih banyak tahu tentang kehidupan ini namun ya itu susah untuk di jalanin. Apalagi di bulan puasa tahun ini sungguh menjadi beban hidup tersendiri bagiku.

Kebahagiaan ku di sini tidak akan ku lupakan dengan begitu saja. Aku meninggalkan sesuatu yang di rasa mudah untuk menjadi pengingat antara aku dan masa laluku. Menghabiskan waktu bersama dengan kenyataan yang ada saat ini. kelembutan diri dan segala kehangatan dari sinar matahari pagi akan selalu menjadi saksi hidup dikemudian hari.  Aku ingin sekali bersama dengan orang-orangku di masa depan nanti. Menemani hidupku dan menjadi pelengkap kehidupan untuk Harunaku yang tercinta.

Catatan terakhir untuk bulan Ramadhan tahun ini aku ingin membuat pesan lagi kepada Hana dan Nata. Mungkin bisa untuk orang lain juga kalau memang cocok untuk menjadi pertimbangan :

“ Bahkan, kalian perlu untuk membaca ini di kemudian hari. Waktu sekarang tidak sama dengan nanti sekalipun kalian untuk kembali. Saat kalian membaca ini aku adalah masa lalu. Dan kalian adalah masa depanku saat ini. Tidak akan menjadi hal yang sia-sia ketika kalian mencoba untuk bertanya tentang satu rahasia, di masa kalian lupa dengan suasana hati masing-masing karena sibuk dengan permainan hidup yang sedang mempermainkan kalian.”—Abdul Jalil

Catatan di buat atas dasar cinta dan kasih sayang seorang calon Ayah dan Suami idaman untuk satu Istriku nantinya. Aku dedikasikan untuk calon buah hati yang akan datang di masa depan nanti. Salam dari Calon Ayah… masa depan untuk kalian Abdul Jalil (Nakata)

Dibuat tanggal : 5 Juli 2016 10.31pm
Selesai dibuat : 13 Juli 2016 09.03pm

Grobogan, 13 Juli 2016
Pencatat Kehidupan,

 Abdul Jalil

 

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *