Catatan Buah Kelengkeng

Update Terakhir: 25 Januari 2021 Oleh Abdul Jalil

Foto Bersama : Teman-teman Liburan

Semarang, 2 Juli 2017. Beberapa manusia yang doyan makan segala sesuatu (yang nikmat-nikmat) di mana saja kami (berdua) berada adalah salah satu kenikmatan dunia yang harus di syukuri. Liburan ku bersama mereka adalah yang pertama kalinya berada di sebuah kebun buah (Plantera Fruit Paradise) berada di kabupaten Kendal.

Itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa aku datang ke Semarang lebih awal dari kebanyakan mahasiswa lainnya. Apalagi aku pulang ke kampung halaman membawa motor temanku (Sifron Akbar). Ipon (panggilan akrab) datang ke Semarang tanggal 29 Juni 2017 karena ada agenda melanjutkan penelitian untuk tugas akhir.

Penelitian yang dilakukan oleh Ipon dan Atika berkaitan dengan salah satu buah (klengkeng). Mereka hanya mengambil biji dari buah klengkengnya saja dan untuk daging buah itu sendiri dengan senang hati harus dihabiskan pada hari yang sama. Kalau hanya menghabiskan beberapa buah saja tidak menjadi masalah bagi kami namun untuk penelitian kali ini mereka membeli sebanyak 28 Kg (15 untuk Ipon dan 13 untuk Atika).

Kami sangat bersyukur bisa menemukan tempat yang indah macam surga dunia buah klengkeng. Suatu hari nanti aku ingin kembali ke tempat itu bersama keluargaku nanti. Karena aku sudah seperti jatuh cinta dengan suasana dengan tempat itu.

Pertama kalinya aku menikmati buah klengkeng langsung di bawah pohon. Lebih nikmat memang makan tapi juga tidak bisa sering-sering (mahal bagi ukuran kantong mahasiswa) berkunjung ke Plantera Fruit Paradise yang katanya tempat paling nyaman untuk berkumpul dengan keluarga.

klengkeng

Foto Pribadi : Pencitraan Selagi Masih Mampu

Melihat yang bulat manis memang membuatku jatuh hati dengan sesuatu itu. Aku menikmatinya sambil membayangkan ada sesuatu di sampingku yang belum ada (meskipun aku merasa masih mengingatnya) jauh dari tempatku saat ini berada. Tapi aku masih berharap bisa bertemu kembali bercanda (kalau bisa duduk bersama di bawah pohon klengkeng) atau dimana saja asal jangan tempat yang sepi.

Kurang lebih ada satu jam kami berempat bersantai menunggu petugas memanen buah untuk kami bawa pulang dan di bagi-bagi kepada teman yang rela (karena ada yang belum rela menikmati buah klengkeng gratis). Kalau jadi aku hanya bisa berkata yang baik-baik untuk menyetujui permintaan teman menghabiskan ratusan buah klengkeng (pada akhirnya aku merasa mabuk buah klengkeng).

Dan ketika petugas lapangan sudah menyelesaikan tugasnya kami segera menuju ke mobil pengantar kembali ke tempat awal (aku sedang lupa nama tempat itu) tapi yang aku ketahui tempat itu mirip sebuah restoran dan tempat-tempat pemajangan buah hasil kebun tersebut. Setelah semuanya selesai kami berempat pulang menuju tempat masing-masing dan segera menghabiskan buah sekuat dan semampu kami mencari relawan untuk menghabiskan buah (bijinya untuk penelitian). Jadi cukup itu saja ya aku bercerita secara tidak teratur (sudah biasa seperti ini).

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *