Catatan di Atas Batu

catatan di gunung ungaran

Update Terakhir: 28 Juli 2022 Oleh Abdul Jalil

Catatan selanjutnya adalah tentang gunung yang didaki. Rencana Allah memang sangat indah jika mengetahui segala tentang-Nya. Waktu tersisa lima detik itu adalah menentukan. Sesuatu yang biasa aku alami ketika menjalani sebagian hidup.

Kata orang waktu itu adalah uang ya aku tidak bisa menyalahkan semudah itu. Karena waktu bagiku adalah kesempatan untuk menjelajahi ruang di dimensi ini. Begitulah awal aku memulai catatan yang kurang bermanfaat ini orang yang merasa dirinya itu manusia yang penting dan sering sibuk. Dan juga bukan bermaksud untuk merendahkan yang lainnya.

Tertanggal kenangan waktu itu adalah 3 Agustus 2015 ketika banyak dari kami masih menikmati suasana tenang di dalam kasur yang empuk. Kami beberapa rekan sejak pukul dua dini hari sudah menuju ke puncak tertinggi dari gunung Ungaran.

Sebenarnya bukan puncak yang menjadi tujuan utama. Melainkan itu perjalanan yang memiliki cerita menarik. Gelap tidak menghalangi kebahagiaan kami. Selama masih bersama semua akan berakhir dengan indah.

Foto Pribadi : Abdul Jalil (Undip) di Gunung Ungaran

Dan lihat foto diatas adalah contoh kebahagiaan sebelum mencapai puncak tertinggi. Ada yang mengaji Al-Quran dan ada juga yang masih berselimut merah. Apapun yang bisa bawa untuk menghangatkan tubuh boleh juga dibawa.

Hanya saja kami butuh perempuan untuk menemani obrolan agar lebih berkesan. Karena perempuan banyak memiliki bahan pembicaraan yang menarik. Berbeda dengan laki-laki berbicara jika memang diperlukan.

Terkesan laku aku merasakan dan terpaksa untuk mengatakan yang tidak sebenarnya. Sekedar untuk bersenang-senang saja. Namanya pembicaraan yang tidak penting untuk mengisi kisah selama perjalanan mendaki gunung.

Andai saja aku dapat membawa namanya dan bercerita tentang kisah masa depan. Akankah catatan gunung memberikan kisah yang menarik juga ? Sebenarnya aku ingin memastikannya. Menyimpan sebagian kisah yang belum diketahui oleh orang lain siapakah arti dari namamu itu.

Senyumku bertanda aku ini sesuatu yang dapat membuatku lebih merasa bahagia. Namun, aku juga bersyukur masih dapat menikmati suasana udara gunung yang sejuk di pagi hari dan tersentuh oleh matahari terbit yang memberi aura tersendiri ketika mendaki gunung.

Maaf saja jika aku memang tidak mengajak yang lain. Karena sendiri juga pada waktu itu memang dalam keadaan yang di luar rencanaku untuk berpergian. Rencana ingin pulang kerumah tertunda untuk beberapa waktu.

Gunung Ungaran sepertinya ingin memanggilku untuk pergi ketempatnya. Aku menuruti kata hati untuk pergi. Dengan rasa bahagia dan juga sedih kaki ini melangkah lebih jauh dari pada biasanya.

Maafkan aku ketika catatan ini dirasa tidak jelas untuk dapat dipahami. Karena aku mencatat untuk mengisi waktu luang. Tidak ingin waktuku menjadi sia-sia karena belum mampu untuk menemukan sesuatu yang lebih baik dari pada  catatan ini.  Terima kasih

Artikel ini telah terbit pada tanggal 25 Maret 2016

Salam,

TTD Abdul Jalil

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *