Update Terakhir: 31 Januari 2021 Oleh Abdul Jalil
Pulau Tiban (20/08/2017) – Hari yang istimewa untukku dan teman-teman Tim II KKN desa Kaliayu. Hari ini menjadi minggu terakhir liburan karena Senin esok kami harus kembali ke kampus Undip tercinta.
Perjalanan untuk mendapatkan pengalaman selama 41 berkegiatan di desa Kaliayu banyak sekali memberi arti yang sangat dalam. Aku sendiri banyak sekali menyimpan kenangan bersama teman-teman dalam bentuk foto dan catatan (dokumentasi).
Aku menyimpan itu semua agar dikemudian hari dapat dibaca kembali oleh siapa pun yang meluangkan waktu. Mungkin yang aku catat di sini ada sedikit sesuatu hal (catatan yang tertinggal), tapi berusaha sebaik-baiknya untuk mengingat kembali semua hal yang sudah pernah terjadi.
Ya selamat membaca catatan dari ku, jika sudah mulai bosan dengan catatanku harap tutup pelan-pelan agar tidak menimbulkan keributan dilingkungan sekitar. 😊
Waktu menunjukkan 10:43 WIB ketika foto itu ada sebagai bukti nyata aku dan teman-teman pernah di sana (Pulau Tiban). Jujur di dalam hatiku tidak ingin memperdebatkan tentang liburan hari terakhir bersama teman-teman.
Di mana pun tempatnya aku ikut dan tidak banyak memikirkan sesuatu yang rumit (aku hanya ingin liburan). Yang sering mempermasalahkan tempat liburan hanya orang-orang yang mementingkan hasil foto.
Aku akui di jaman sekarang ini banyak orang-orang lebih mementingkan dokumentasi daripada relaksasi. Ya namanya juga manusia yang membutuhkan banyak sekali pencitraan agar di anggap menjadi orang-orang terpandang (bisa menikmati liburan). Aku hanya akan melakukan apa pun yang sekiranya tidak merepotkan banyak orang.
Pada saat itu cuaca di pulau Tiban sangat cerah dan suhu udara rata-rata di sana juga lumayan panas. Cuaca panas tidak mengganggu aktivitasku karena sudah mempersiapkan perlindungan standar di tempat terbuka.
Yang paling aku butuhkan tentu penutup kepala untuk melindungi kedua mataku (sensitif terhadap cahaya matahari) dan tidak lupa jaket yang nyaman dipakai.
Yang mungkin mempunyai pasangan atau sedang kasmaran dengan seseorang, di sana tersedia satu tempat khusus yang lumayan bagus digunakan untuk foto-foto. Kalau aku sendiri kurang bergairah untuk foto di sana. Aku lebih suka meluangkan waktu untuk menulis sesuatu.
Tidak hal yang lebih menyenangkan daripada menulis ketika aku sedang di sana. Duduk dengan memegang sebuah pulpen dan buku agenda mahasiswa. Yang pasti menulis itu lebih dari tanda, karena aku percaya dia akan suka.
Dengan menulis aku memberikan kesempatan untuk generasi setelahku untuk membaca kembali bagaimana aku bercerita kepada banyak orang-orang di sekitarku. Aku memang suka meninggalkan sesuatu yang cukup bermanfaat walaupun tidak untuk banyak orang.
Di sana tempat yang cukup teduh untuk menulis dengan nyaman dan teman-temanku yang lain tentu sibuk dengan foto-foto, biarkan saja itu menurutku. Kalau aku ingin bisa saja bergabung dan menyesuaikan dengan keadaan sekitar.
Selain teman-teman KKN ada juga 3 orang (sebagai pelengkap dan pemandu wisata). Di paragraf lain aku pasti memberitahukannya kepada kalian, mohon bersabar ya ? 😊 tidak akan menjadi suatu yang mengecewakan untuk kalian semua. Karena aku adalah tipe orang yang tidak ingin mengecewakan orang lain.
Lalu aku ingin sekali memberikan hadiah atau kenang-kenangan untuk seorang kekasih yang sedang merindukanku (siapa ya ?😊), dia itu adalah Haruna. Masih menjadi rahasia tentang keberadaan Haruna dan siapa dia sebenarnya. Tertulis dengan jelas aku hanya mampu mencintai satu orang meskipun masih ada 3 jatah tempat yang luas.
Dia adalah salah satu teman yang ikut kami berlibur di pulau Tiban, di paragraf lain ada 2 teman lagi (mohon bersabar). Di catatan sebelumnya sudah aku sampaikan kepada kalian (yang sudah pernah membacanya).
Namanya adalah Nur Ilma Maziyah, tenang saja dia bukan Haruna. Kalian tidak perlu bersusah payah mengartikan foto tersebut. Aku dan dia hanya duduk saja menikmati udara siang hari yang lumayan terik di tepian pantai.
Dia juga menemaniku mencatat di cuaca yang terik, sisanya waktu yang ada aku gunakan bersama teman-teman yang lain.
Aku juga menyempatkan waktu untuk berfoto-foto kalau sedang tidak ada energi untuk menulis. Foto di bawah ini kalian bisa mengomentarinya sesuka kalian.
Aku tidak memedulikannya karena mempengaruhiku secara berlebihan. Kalau dibilang alay “ aku tidak peduli ” , yang penting waktuku bersama teman-teman tidak terbuang sia-sia begitu saja.
Entah apa yang kami pikirkan saat itu ketika belum mempunyai ide untuk foto bersama. Baru sekedar uji coba memainkan kamera tipe DSLR (cari tahu sendiri ya), seperti foto yang di bawah ini dalam hati aku hanya ingin tertawa saja, meskipun tidak ada kata yang ingin aku ungkapkan kepada kalian. Terlihat bagus dan menarik untuk diabadikan 😊
Aku seperti sedang terbang bersama teman-teman, padahal itu adalah suatu momen yang di bekukan dengan satu alat yang biasa kita kenal sebagai “ Kamera ”. Aku akan menyimpannya sebagai kenangan untuk masa depan.
Tidak banyak waktu karena hari esok aku dan teman-teman harus kembali di kampus, hari ini aku gunakan kesempatan sebaik-baiknya untuk bersenang-senang. Satu hari ini aku lebih banyak senyum untuk kebaikan dirinya yang sudah aku nanti-nanti.
Terkadang ada rasa lucu jika aku memperkenalkan diri sendiri setiap periode. Seperti saat ini aku adalah Hiroeshy Nakata VIII dan dalam beberapa bulan yang akan datang namaku akan berganti lagi.
Foto dengan senyum manis itu adalah aku sendiri bukan orang lain yang menyamar menjadi aku. Berdiri di samping pohon pinus seolah-olah aku adalah seorang model. Kalau salah satu dari kalian cocok denganku boleh-boleh saja menjadi pendamping hidupku satu untuk selamanya.
Oh iya aku masih setia dengan seseorang yang pernah aku temui di alam mimpi, aku biasa menyebutnya dengan nama Haruna. Seorang yang masih menjadi misteri bagi siapa pun, bahkan untuk aku sendiri.
Di antara pohon-pohon yang berdiri aku masih saja mengingatnya, entah mengapa dia begitu sangat dekat denganku. Aku sendiri ingin sekali bertemu dengan sosok sebenarnya Haruna, perempuan yang aku nanti-nanti hingga saat ini.
Jika aku dianggap orang bodoh karena hanya menantikanmu, maka aku lebih baik menjadi orang yang benar-benar bodoh sampai menemukanmu.
Kesetiaanku padamu tidak ingin luntur begitu saja karena melihat perempuan lain yang menarik mata dan pikiran. Dengan begitu mata dan pikiranku bisa berhemat energi hingga puluhan persen.
Baiklah, aku ingin membahas hal lain saja mengenai teman-teman KKN-ku. Karena ini adalah liburan terakhir bagi kami, foto adalah salah bukti nyata tentang kebersamaan kami. Apa pun kegiatannya diabadikan saja karena momennya susah dicari.
Jarang sekali kami bisa foto bersama di tempat wisata, aku merasa pada hari terakhir liburan kali ini bisa bersama-sama dalam satu bingkai. Tentu aku bersyukur karena pada akhirnya bisa terwujud juga.
Aku mengakui memang tidak sesuai dengan harapanku sebelum dilaksanakannya kegiatan KKN namun setidaknya aku memiliki cerita lain yang bisa dibagikan kepada orang-orang yang ingin mendengarkannya.
Ya semoga dengan hadirnya catatan tidak beralur ini dapat menjadi catatan yang bisa aku simpan dan dibagikan melalui blog pribadiku.
Dan di bagian dari catatan ini aku akan menuliskan tentang sebagian impian bersama seseorang yang aku cintai. Aku biasa menyebutnya Haruna, selama aku percaya dengan masa depan, pasti aku akan bertemu dengannya.
Dengan cara aku menulis, aku masih percaya cinta itu ada antara aku dan dirinya. Kalau membicarakan tentang cinta hampir tidak ada habisnya, karena cinta itu sangat kompleks.
Entah aku sekarang menjadi bingung sendiri karena belum ada sesuatu yang menarik. Aku rasa harus fokus dengan bagian yang terakhir ini.
Haruna, kau masih menjadi judul terbaik dalam doa-doaku, keinginanku di dunia ini adalah bertemu denganmu. Di sini aku tidak ingin mengecewakanmu, mencintamu mungkin tidak adil bagi orang lain.
Tapi kau harus yakin dengan keyakinanmu kepada dirimu, tentang masa depan kita yang akan menjadi sejarah terbaik bersama anak-anak kita.
Aku belajar menjadi sosok seorang ayah terbaik untuk anak-anak kita nanti, bagaimana denganmu saat ini ? sungguh untuk saat ini aku bisa menunggumu dalam impian terbaik.
Aku masih menunggu dirimu berbalik arah agar mengetahui sosok dirimu yang aku impikan. Dan aku ingin mengucapkan selamat kepadamu karena telah masuk dalam kehidupan alam bawah sadarku hingga saat ini. Satu hari nanti kita akan duduk berdua menghadap sang penghulu.
Aku cukupkan mencatatku pada bagian ini. Selebihnya aku sudah merasa malas untuk membahasnya. Rasa lelahku pada kehidupan ini tidak akan ada artinya jika hanya mengeluh dengan keadaan. Terima kasih telah menyempatkan waktu untuk melihat catatan ini.
Salam Dariku,