Catatan Hari Kedua

Update Terakhir: 12 Oktober 2020 Oleh

Melanjutkan cerita hari pertama yang di perlukan untuk menjadi sebuah catatan pribadi. Hari kedua ini bertepatan dengan libur sekolah (minggu 7/08/15). Akan terasa sepi di lingkungan sekolah tapi bukan untuk kegiatan belajar mengajar, melainkan untuk bermain dan bersenang-senang dengan murid-murid Madrasah Ibtidaiah (MI).

Hari minggu aku sendiri melatih segala yang dibutuhkan untuk jambore ranting kepada mereka. Satu temanku sedang ada kegiatan di tempat lain dan kemudian akan menjemput salah satu teman Racana Diponegoro yang bersedia menemaniku di hari-hari kemudian hingga kegiatan jambore berakhir.

Untuk hari minggu ini aku membagi pengetahuan yang perlu di bagikan kepada mereka. Permainan dan dasar-dasar teknik tandu darurat. Tidak lupa juga aku mengenalkan beberapa sandi yang biasa di gunakan di kegiatan kepramukaan. Memang butuh kesabaran dalam mengenalkan sesuatu yang baru untuk mereka. Merupakan pengalaman pertama aku menjadi seorang pelatih. Bisa di bilang aku ini pelatih amatir belum bisa dikatakan seorang pelatih yang profesional. Aku dan nanti beberapa teman membantu bagaimana caranya mereka mampu menguasai apa yang di perlukan untuk kegiatan jambore.

Sendiri bukan menjadi hal biasa dalam kehidupan. Bersama dengan mereka (murid-murid) aku merasa sangat senang karena bisa berbagi kebahagiaan. Tidak banyak hal yang bisa aku lakukan jika tidak ada teman lain. Hanya beberapa kegiatan kecil yang bisa aku lakukan untuk mengisi waktu luang. Latihan demi latihan aku dan mereka lakukan. Hingga pada saatnya kami merasa lelah dan segera ingin pulang ke rumah (Bu Endang).

Aku beristirahat sejenak di rumah dan kemudian kembali ke MI. Di hari kedua ini aku mengajak salah satu teman Racana. Hanya dia yang mampu meluangkan waktu untuk bisa menemaniku di saat orang lain sedang dibutuhkan. Aku berterima kasih kepadanya yang sudah merelakan waktu bersamaku dan murid-murid MI. Sungguh menjadi kebahagiaan yang tidak bisa aku lupakan dengan begitu saja, karena hidup ini masih menjadi misteri di kemudian hari.

Dan pada akhirnya minggu malam menjadi sangat ramai dengan kehadiran kami (Aku, Arifin, Nurul ) menginap di rumahnya Bu  Endang.

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *