Catatan Hari Keempat di Desa Lembu

Update Terakhir: 12 Oktober 2020 Oleh

catatan hari keempat
Foto: Jalan-jalan sore

Catatan Hari Keempat. Hari selanjutnya (selasa/9/08/2016) catatan tentang aku yang sedang berlibur sambil membagi kebahagiaan kepada anak-anak Madrasah Ibtidaiah (MI) dusun Lembu. Dan masih hanya ada aku dan fani yang mendampingi sebelum keberangkatan jambore ranting.

Di hari selasa aku masih mengajarkan materi yang sama tentang apa saja yang akan di lakukan oleh mereka. Bermain dan belajar itulah yang aku bagikan kepada mereka sambil memperdalam pengetahuan kepramukaan. Dalam waktu 4 hari terhitung sejak hari Senin 8 Agustus 2016 kami (pendamping) di harapkan mampu membagi pengetahuan untuk mereka yang mengikuti perkemahan jambore ranting. Catatan Hari Keempat

Baca juga: HARI PERTAMA LATGAB 4 PERTI 2018

Belajar untuk memahami apa yang mereka inginkan membuatku lebih mengetahui arti seorang yang sudah dewasa pemikiran. Tidak mudah memang untuk menyamakan mereka dalam satu komando, butuh perhatian khusus dan kesabaran yang luar biasa. Mengenalkan mereka dengan kegiatan pramuka aku menggunakan teknik biasa saja, bermain dan belajar. Tidak perlu aku memaksakan apa pun untuk mereka karena semua butuh proses. Catatan Hari Keempat

Dengan kondisi tubuh yang sebenarnya kurang nyaman untuk melakukan aktivitas aku mencoba untuk bertahan. Bahagia dengan mereka dan berbagi cerita. Satu hal yang aku ingat ketika bertemu dengan mereka. Aku ingin kebahagiaan tidak cepat berlalu begitu saja. Sungguh tidak ada kisah lain ketika mereka ada di sampingku. Terutama rekan mengajar yang rela meluangkan waktu bersama anak-anak MI. Bersyukur aku rasakan dalam kehidupan ini karena masih ada orang yang peduli dengan lingkungan sekitar. Lingkungan yang di maksud adalah apa yang aku lakukan.  Jika kurang paham dengan apa yang aku catat. Bertanya lebih baik daripada timbul salah paham di kemudian hari. Catatan Hari Keempat

Aku lebih banyak bermain dengan mereka daripada belajar apa yang perlu disiapkan untuk kegiatan jambore. Karena aku pikir untuk kegiatan di lapangan mereka sudah memahaminya dan hanya perlu diulang beberapa kali saja di setiap pertemuan. Khusus untuk kegiatan lomba cerdas cermat itu bukan aku yang menanganinya, melainkan mas Arifin. Namun, mas Arifin sedang tidak ada di tempat. Hanya ada Fani yang masih menemaniku hingga latihan selesai. Catatan Hari Keempat

Di tengah-tengah latihan tubuhku terasa berat untuk dapat  berdiri dengan baik. Kepalaku pusing dan detak jantung kian kencang terasa. Tanpa obat aku menjalani rasa itu, dengan jalan pemikiranku yang sederhana ini. Aku baringkan tubuhku di atas barisan kursi yang sudah tersusun sebagai tempat tidur sementara. Aku tinggalkan mereka untuk beristirahat dengan perasaan sedih. Aku terlalu takut meninggalkan mereka tanpa salam. Cukup aku pejamkan kedua mata untuk meringankan sebagian rasa sakit.

Baca juga: HARI KEDUA LATGAB 4 PERTI 2018

Terbangun dengan suasana hati yang berbeda. Aku lihat fani sedang bermain dengan mereka. Masih terbawa aroma mimpi siang hari aku merasa lapar ingin memakan sesuatu. Kemudian aku mendatangi ruang guru. Tidak sia-sia di sana masih ada sesuatu untuk dapat di makan. Walaupun begitu latihan pada hari Selasa untuk sementara kemudian aku dan fani kembali ke rumah bu Endang. Catatan Hari Keempat

Ingin kembali tidur dan membuat sesuatu untuk di makan. Menjadi hal yang belum dapat dilakukan. Badanku begitu sangat panas dan sedikit mengeluarkan keringat. Orang yang ada di sampingku hanya ada Fani. Di rumah pun sebenarnya ingin sekali beristirahat dengan tenang, namun apa daya aku yang masih kekanak-kanakan. Bermain dengan fani hingga rasa sakit itu kembali muncul. Dengan rasa sakit aku sedikit menahan ketidakmampuanku untuk memakan sesuatu. Aku tertidur hanya sementara hingga benar-benar rasa itu hilang. Catatan Hari Keempat

Sore hari aroma kehidupan kampung Lembu semakin menjadi-jadi. Awal keinginan untuk membuat sesuatu dengan anak-anak dan pada akhirnya tidak jadi terlaksana. Aku dan Fani bermain sejenak di bukit tertinggi di kawasan itu (Bukit Gunung Jati). Berfoto di jalanan desa hingga waktu memasuki shalat magrib. Pulang bersama hanya berdua dan berharap satu teman lagi datang untuk menemani di hari esok bersama anak-anak.

Cukup aku tulis untuk bagian dari catatan pada sesi ini, cerita boleh jadi berbeda dengan beberapa sumber. Namun, aku yakin tidak lagi sama dengan yang terjadi di masa depan nanti jika memang aku ditakdirkan bermain lagi dengan mereka.

Kunjungi juga blog ku yang satu hanya di CATATAN HIROESHY NAKATA

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *