Catatan Hari Ketiga

Update Terakhir: 12 Oktober 2020 Oleh

catatan hari ketiga
Foto Pribadi : Di ruang kelas MI Darussalam Lembu

Pada hari (Senin 8/9/15) pagi aku terbangun. Rencana setiap kesempatan aku pergunakan dengan sebaik-baiknya. Walaupun untuk hari Senin yang melatih adik-adik MI hanya ada aku dan Fani (Matematika 2015). Aku memperkenalkan kepada mereka siapa dia (Fani). Dan mereka menyambutnya dengan perasaan yang bahagia karena bisa mengenal teman baru. Aku yang mendapat amanah untuk melatih mereka merasa belum sanggup jika harus melatih hanya seorang diri, maka dari itu aku menghadirkan seorang teman. Karena Arifin harus kembali ke Tembalang ada urusan penelitian dosen.

Aku bersama dia mengajarkan bagaimana menjadi seorang pandu. Dalam pemikiranku saat itu tidak masalah dengan apa yang akan terjadi. Adik-adik begitu sangat bersemangat dalam mengikuti kegiatan latihan persiapan jambore tingkat kecamatan Bancak. Aku yang seorang senang dengan mereka tentunya membawa angin segar bagiku dalam mengisi waktu luang selama liburan. Karena hari Senin (15/08/16) aku sudah harus aktif kembali mengikuti perkulihan di kampus.

Aku melatih mereka memang bukan dari awal perkenalan dengan dunia kepanduan. Namun, cukup bagiku untuk memperkenalkan mereka dengan sesuatu yang belum bisa rasakan (Jambore) mungkin saja begitu yang aku rasakan tentang mereka. Aku memperkenal mereka dengan berbagai permainan dan kegiatan yang berkaitan jambore yang dilaksanakan pada tanggal 12-14 Agustus 2016.

Aku dulu sepuluh tahun yang lalu juga sama pernah mengikuti kegiatan Jambore tingkat kecamatan sebagai peserta. Dan pada saat itu juga aku mulai mengenal apa itu yang namanya cinta sebatas patok tenda (hanya saja dulu aku masih belum paham). Sangat menyenangkan jika mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kegiatan yang berbau dengan pramuka.

Dengan adanya Fani yang menamaniku, aku bisa fokus dengan beberapa orang yang mungkin belum bisa memahami . Arti memahami dalam catatan fokus kepada materi yang aku ajarkan kepada mereka, hanya saja Fani memang masih terlihat masih kaku jika harus berhadapan dengan mereka. Tidak mengapa bagiku karena dirinya mungkin baru pertama kalinya mengikuti bina satuan (binsat). Yang aku pikirkan tentangnya bisa dan mau ikut denganku masih menjadi misteri hingga ingin tertidur lebih awal sampai bangun juga tidak ingin telat.

Terlepas dari itu semua yang aku pikirkan, aku berusaha untuk tetap menjadi pribadi yang seutuhnya ketika dengan orang lain. Akan menjadi susah jika menuruti keinginan setiap pemikiran.

Dewasa ini jika bertemu dengan banyak anak-anak rasanya ingin segera punya anak dan mendidiknya seperti yang dia minta. Namun, itu bukan perkara mudah untuk dapat mewujudkan sesuatu yang belum sepenuhnya terwujud. Pagi siang malam mainnya sama anak-anak satu minggu pula. Akan terbawa suasana kangen di masa mendatang pastinya. Tinggal menghitung hari sejak aku hidup bersama mereka.

Bahkan dalam mimpi yang terjadi di setiap pagi aku mengingat banyak hal. Akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk membuka kembali ingatan mimpi pagi. Mungkin dalam sekali mimpi satu waktu belum juga berakhir. Otak butuh nutrisi yang cukup sebagai daya dorong untuk mengingat.

Malam dan kembali mengulang kembali dalam gelap bercerita tentang catatan pribadi. Seorang aku yang bukan istimewa di mata mereka. Aku yang berusaha untuk membuat mereka bahagia dengan keinginan masing-masing, terutama adik kecil berparas lucu yang aku kira dia adalah Hana. Hampir setiap waktu aku terpikirkan olehnya dengan senyum kecil. Hingga akhir waktu aku masih mengingatnya. Satu hari nanti aku ingin bertemu dengannya kembali jika Tuhan menghendakinya karena aku berharap waktu akan terjadi kembali.

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *