Catatan Menuju Pandega Muda Masih Berlanjut

Update Terakhir: 12 Oktober 2020 Oleh

IMG_0937
Foto Pribadi : Abdul Jalil (FSM), Rahadyan Wisnu B (FIB), Dian Lestari (Psikologi), dan Sitta Nabila MPP (FH)

Pada waktu itu aku sudah mencatat beberapa judul yang berkaitan dengan hal itu. Dan sekarang aku mencatat untuk sesuatu yang ingin aku catat menurut kemampuan daya ingat ku. Ya wajar kalau ada yang sedikit berbeda dengan apa yang mereka rasakan. Selagi aku masih ingat mereka akan selalu ada di dalam hati.

Mereka semua adalah teman-temanku. Kalian yang pernah membaca catatanku boleh jadi sudah mengenal mereka semua. Karena dahulu aku pernah menulis catatan tentang mereka. Kenangan di atas merupakan bagian dari kegiatan latihan pengembangan kepemimpinan (LPK) ke. 34 Racana Diponegoro.

Di sini aku lebih menekankan tentang aku dan salah satu temanku yang mendapatkan tanda khusus dari panitia. Tanda itu merupakan hadiah dan hukuman bagi peserta yang di rasa kurang aktif selama kegiatan berlangsung.

Tanda bintang pada foto di atas di dapatkan oleh rekan satu kelompok ku yaitu Sitta Nabila dan aku sendiri mendapatkan petir hitam. Kalau aku pikir-pikir pada waktu itu begitu tidak mengerti tentang tanda hadiah dan hukuman. Aku tidak peduli mendapatkan tanda apa , karena pada akhirnya tanda itu yang membuat sejarah lebih indah dari tanda bintang yang mereka dapat.

Tanda hukuman petir hitam yang aku pakai justru memberikan inspirasi bagi angkatan ku untuk di jadikan nama angkatan. Terkesan lebih keren dari pada bintang. Dahulu peserta yang mendapatkan tanda petir hitam itu lebih sedikit yaitu 8:4. Maka dari itu aku dan ketiga lainnya menjadi lebih terkenal dari pada mereka yang tidak mendapatkan apa-apa.

Bahkan aku mendapat julukan yang tidak biasa terdengar olehku kalau berada di kampus. Dulu hingga sekarang aku mendapat julukan “ Pangeran Gledek ” sedangkan satu teman yang mendapatkan bintang mendapatkan julukan “ Putri Bintang ”. Semua julukan itu menambah daftar catatan sejarah untuk kami semua yang mengikuti kegiatan tersebut.

Senyum dari kami adalah hadiah untuk masa depan. Kami tidak mudah begitu saja melupakan apa yang sudah pernah terjadi dimasa lalu. Bagiku mereka adalah catatan sejarah yang perlu untuk di abadikan. Menjadikan mereka saksi hidup dari kami semua.

Masih banyak hal yang belum aku sampaikan kepada kalian tentang. Karena tidak semua peristiwa dapat aku ingat dengan baik. namun , semisal ada bukti foto di mana foto itu pernah aku jumpai. Boleh jadi, aku dapat mengingatnya kembali dengan sebaik-baiknya. Karena dengan foto aku dapat bercerita tentang mereka semua. Itulah aku penulis keabadian.

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *