Catatan Satu Mei Bagian Kedua

Update Terakhir: 12 Oktober 2020 Oleh

11206
Foto Pribadi : Abdul Jalil (Undip) dan Teman-Teman di Kampus F-Mipa Universitas Sebelas Maret (UNS)

Melanjutkan catatan dengan judul yang hampir sama, kali ini aku dan teman-teman takmir sudah berada di kampus fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam (F-MIPA) UNS. Kami bersepuluh dari Semarang datang ke UNS untuk bersilahturahmi ke rohisnya kampus MIPA UNS. Pada kesempatan lain akan di laksanakan kunjungan bersama dalam kelompok yang lebih besar.

Masih ingat sekali foto itu diambil sebelum kami pulang kembali menuju Semarang pada hari jumat. Di sana kami (ketakmiran) berharap bisa menjalin kerjasama antar lembaga kemakmuran masjid. Namun, untuk MIPA UNS sedang ada pembangunan masjid dan takmir masjid F-MIPA belum memiliki agenda terjadwal seperti yang ada di kampus FSM Undip. Maka dari itu khusus untuk ketakmiran Madani kunjungan di alihkan ke masjid kampus UNS (Masjid Nurul Huda). Kalau sudah begitu akan tidak menjadi hal yang sia-sia bagi kami yang sudah datang jauh-jauh dari Semarang.

Sebelum pulang, kami di ajak makan siang dulu di tempat favorit mahasiswa UNS yang katanya murah banget. Dan benar saja makanan di sana memang murah dan bergizi, sungguh jauh berbeda dengan keadaan harga yang ada di Semarang.

Tepat sekali yang aku pikirkan pada waktu itu setelah makan pulang, kami bersepuluh berpamitan dengan tuan rumah. Dan salah satu tuan rumah mengantar kami sampai Boyolali sekaligus pulang ke rumah.

Pada tanggal satu Mei nasib buruk sedang menimpaku, untuk kedua kalinya dalam jangka waktu kurang dari satu bulan aku mengalami kecelakaan. Kedua kaki ku mengalami luka yang lumayan serius untuk berjalan pun aku merasa sangat berat. Se-ingatku kecelakaan terjadi di sekitar jalan di kecamatan Teras Kab. Boyolali. Peristiwa terjadi beberapa puluh meter dari persimpangan lampu lalu lintas. Untung saja kendaraan berat yang ada di belakangku masih jauh dari tempat aku terjatuh. Ban depan mengalami slip karena tumpahan cairan oli atau minyak bumi. Karena memang lokasinya tidak jauh dari stasiun pengisian BBM wilayah Boyolali.

Motor masih dalam keadaan baik-baik saja, namun yang aku merasa kasian itu adalah si Ade Fajrian (Biologi 2014). Dia sudah jatuh dua kali dalam kurun waktu 24 jam. Saat berangkat dan saat bersamaku. Pada catatan bagian pertama bagi yang sudah membacanya boleh jadi paham akan hal itu.

Jalan nasional di wilayah Boyolali memang lurus dan relatif aman untuk berkendara dengan kecepatan sedang-tinggi. Asalkan masih ada jarak aman untuk memacu kendaraan sampai kecepatan 100 km/jam aku berani dan juga motor mesin mampu.

Kami (aku dan Ade) tertinggal jauh di belakang karena mereka memacu kendaraan dengan sangat cepat. Bahkan  sudah sampai di jalan lingkar pada akhirnya mereka harus kembali lagi untuk menemui kami.

Pada akhirnya aku dibawa ke rumah sakit khusus tulang di Kartasura. Waktu sampai di rumah sakit tekanan darahku mencapai 150/100 mmHg (tekanan darah tinggi). Masih dalam keadaan sadar pada waktu itu karena pernah mengalami tekanan yang lebih tinggi dari nilai itu.

Aku kira mengalami patah tulang, alhamdulillah aku hanya mengalami memar tulang. Sama sakitnya dan bersyukur masih bisa berjalan walau dalam keadaan belum lancar.

Setelah diobati kami dibawa kerumah seseorang yang belum aku kenal namun sudah banyak membantuku dan teman-teman. Suatu hari nanti aku ingin kembali kesana ingin menemui keluarga tersebut jika di beri kesempatan.

Pada malam itu juga kami bersepuluh pulang ke Semarang dalam keadaan yang lumayan lelah. Cukup sekian catatanku untuk kali ini. Pesan yang dapat aku sampaikan kepada kalian yaitu “ tetap berhati-hati dijalan raya selalu patuhi rambu lalu lintas yang ada dan jangan lupa berdoa pada diri sendiri dan juga untuk orang lain”.

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *