Cinta Yang Tertunda Karena Aku Jatuh Cinta

Update Terakhir: 12 Oktober 2020 Oleh

Sulit bagiku untuk mengatakan demikian. Aku hanya seorang manusia biasa yang ingin merasakan apa itu cinta. Dalam arti sempit cinta adalah kita, namun pada kenyataannya tidak demikian. Aku banyak merasakan banyak hal yang tidak orang lain dapat merasakannya. Sesuatu yang beda terjadi dengan  cepat tanpa aku menyadarinya. Catatan ini mungkin karenamu yang masih dalam ingatanku.

Dahulu kita yang belum mengerti perkalian matematika hanya bisa menangis karena kita takut. Tidak dapat di bohongi tentang hal itu bagi semua orang yang benar-benar mengerti tentang masa lalunya masing-masing. Begitupun dengan dirimu yang pernah mengenalku dulu. Hadiah yang manis untuk mengatakan sesuatu menjadi sangat sulit itu hanya ada kata cinta di dalamnya. Entahlah apakah aku masih berharap untuk jatuh cinta kembali setelah sekian lama tertunda.

Lagu sedih kini aku putar kembali karena dulu belum sempat untuk mendengarkannya. Hanya sebuah lagu tanpa ada kata sama seperti aku dan kau cinta tanpa kasih sayang. Kita adalah manusia yang manja karena terlahir di akhir kesempatan.

Aku belum yakin tentang masa depan. Ingin sekali duduk sejenak sambil minum teh dan itu cukup untuk membahas satu bab catatan masa lalu yang tidak akan pernah terbit dimana pun. Jika aku benar-benar tersesat dalam kehidupan ini, berharap sekali aku tersesat dalam perangkap yang kau buat untuk menjatuhkanku,

Tidak perlu susah payah kau bertanya kepada orang lain yang belum tentu paham arti jatuh. Karena masih dalam keyakinanku kau bertanya kepada satu orang. Dan  tidak tahu dengan siapa lagi aku menebak kemungkinan ini. Sahabat terbaik apakah aku memilikinya ? Aku rasa tidak seperti kau yang bahagia dengan keadaan saat ini.  Aku hanya memiliki 2 keadaan hidup yaitu hidup dengan seorang teman atau keluarga. Aku berbeda dengan yang lain seperti keadaan orang aneh pada umumnya.

Dahulu aku yang ingin mencintaimu tertunda, mungkin karena kau mencintai yang lain atau hanya pura-pura menerima cinta dari seseorang hanya kagum. Hingga saat ini belum dapat aku pastikan. Satu hal yang masih aku ingat dari percakapan singkat “ jangan menomorkan aku dengan angka satu di dalam hatimu ”, demikian aku membacanya dari jari-jari manis.

Andaikan dulu aku bukan seorang  penting mungkinkah dapat mengulang cerita yang dulu sempat tertunda ? Hanya ada aku, aku dan teman-teman kita. Saudaraku bahkan senang mengejekku dengan kehadiranmu yang malu-malu. Bahkan sejujurnya kita tak pernah mengatakan seribu kata, hanya huruf palsu yang ada di layar kecil ponsel lama.

Aku tidak mengatakan demikian tentangmu sesuatu yang buruk, inginku dapat kembali mengatakan yang sudah selayaknya ada di masa sekarang di hadapanmu walaupun itu hanya sesaat. Tidak mungkin saat ini aku mengirim satu pesan pun kepada kau karena tuntutanmu sendiri. Aku hanya seorang yang ingin menaati perintah bukan untuk mengabaikannya.

Cinta memang dapat membutakan hati dan pikiran namun cinta juga tidak selucu kau lari dan aku mengejarmu. Itu hanya permainan anak-anak yang dulu sempat aku mainkan dengan seorang teman belasan tahun belum ada kabar baik darinya. Aku hanya belum mengerti dengan jalan kehidupan ini atau aku sedang dalam masa uji coba untuk mendapatkan cinta terbaik dengan seorang yang lain.

Aku sangat senang dulu ketika dulu kau begitu cemburu denganku hanya karena permainan bodoh. Aku hanya tertawa ketika mendengar itu dari saudaraku sendiri. Begitu lucunya hidup pada waktu itu pada jaman ketika banyak orang sibuk mencari cinta dengan kehidupan nyata.

Meskipun demikian catatanku ini hanyalah omong kosong bagi orang lain. Tentu, aku tidak mempedulikannya karena keyakinanku adalah satu yaitu kau.

Cinta yang tertunda karena aku ingin jatuh cinta menjadikanmu menerima yang lain dan pada akhirnya kau yang sakit karena pilihanmu sendiri. Aku yakin jalanmu yang sekarang ini lebih baik dari pada yang dulu ketikan hari bersamanya. Kau seorang yang lebih suci dan layak untuk menjadi patner hidup meskipun bukan untuk keadaanku sekarang ini.

Aku hanya bisa tersenyum ketika tidak dapat melakukan apapun terhadapmu. Sungguh karena aku di persiapkan untuk menjadi seorang calon imam yang arif untukmu atau untuk yang lain. Kita hanya perlu melihat keadaan nanti ketika janur kuning melengkung di pinggir jalan desa. Itulah sebagian keinginan orang yang normal hidup di dunia ini begitu pun juga aku terhadap masa depanku itu sendiri.  Karena masa depanku adalah masa depanmu. (081020160121)

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *