Update Terakhir: 24 Juli 2022 Oleh Abdul Jalil
Semarang, 5 September 2014 – Tidak pernah aku sadari sebelumnya jika aku bisa menjadi bagian dari mereka. Dahulu aku pernah bermimpi untuk menjadi salah satu panitia dalam penerimaan mahasiswa baru.
Aku melihat dari sudut pandang lain sepertinya jadi panitia itu menyenangkan bisa berinteraksi langsung dengan adik adik mahasiswa baru. Dan pada akhirnya aku bisa menjadi panitia melalui seleksi yang di selenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Di dalam pemikiranku saat itu memang masih kekanak-kanakkan mencari sensasi yang lain dari pada yang lain. Boleh jadi ,karena aku ini sudah aneh sejak lahir.
Tidak bisa mengubah sesuatu yang sudah pasti terjadi dan aku hanya bisa berharap berbaik baik selalu dengan keadaanku yang seperti ini. Kenangan dengan mereka selama kurang lebih satu minggu memberikanku sebuah arti tentang berbagi dan saling mengerti.
Aku memang kakak tingkat mereka namun dalam kehidupan selain kuliah dan belajar. Mereka adalah rekan hidupku selama hidupku masih dalam status mahasiswa. Aku sedikit demi sedikit mengubah pola pemikiranku yang lebih dinamis dan lebih bebas.
Karena kehadiran mereka yang datang dengan senyum kebahagiaan membuatku ingin lebih mencintai mereka sebagai adik angkatan. Sebagai salah satu dari panitia terpadu aku ini memang senang menebar benih benih kebahagiaan dengan senyum manisku.
Aku di kampus memang dikenal senang senyum dan dikenal baik kalau itu kata mereka. Ya aku hanya berterima kasih kepada mereka semua yang masih menganggapku sebagai teman. Menjadikanku musuh dalam kehidupannya juga tidak mengapa bagiku asal mereka bahagia menjadikanku musuh.
Dari pada aku berteman namun tidak pernah berinteraksi dengan aku alias saling mendiamkan satu sama lain. Justru, aku lebih suka saling memusuhi. Karena musuh tidak selamanya musuh bisa jadi di masa depan, dari ada karena aku musuh mereka. Musuh itu adalah teman yang baik bagiku sekalipun mereka jahat kepadaku dan sebisa mungkin aku tidak menjahatinya.
Mereka cantik dan tampan, aku merasa tersaingi karena kehadirannya dan justru aku merasa senang bukan merasa sedih. Karenanya wanita ingin seperti mereka yang tampan dan baik hati. Kalau aku siapa yang mau aku juga insya Allah juga mau.
Cinta memang tidak bisa dibohongi, sekalipun membohongi cinta akibatnya akan terkena virus cinta juga. Andai saja salah satu dari mereka ada yang aku cintai, mungkinkah salah satu dari mereka akan menanggapiku ?
Tentu aku tidak perlu berpusing dengan siapa aku jatuh cinta dan biarkan cintaku pusing bagaimana harus mencintaiku. Karena cintaku hanya satu yaitu untuk kamu.
#Haruna
Artikel ini telah terbit pada tanggal 22 Desember 2015 07.08 WIB
Salam,