Dari Nakata Senyum Manis Untuk Nata dan Hana

Update Terakhir: 19 Oktober 2020 Oleh

 

DSCF4786
Foto Pribadi : Abdul Jalil (Undip) dan Panitia Kegiatan Gelar Unggulan Racana Diponegoro di Pantai Teluk Awur, Jepara

Jepara, 22 Agustus 2015. Senyum kami manis kan ? disela-sela kegiatan Gelar unggulan Racana Diponegoro menyempatkan waktu untuk berfoto bersama. Ada begitu banyak foto yang terekam dipantai itu. Dan hanya beberapa foto terlihat menarik. Jadi, aku ambil salah satu foto di unggah ke blog pribadi. Kalo dibilang pribadi kenapa aku mengunggahnya kepada publik  ???

Aku tidak peduli mau dibilang pribadi atau publik yang jelas ada huruf yang dapat dibaca. Catatan ku bukan untuk di puji atau komentari. Aku sudah sering menulisnya “ menulis karena karena ku ingin”. Alasan yang sering aku ungkapkan kepada teman-teman yang bertanya kepadaku “ daripada aku menganggur lebih baik menulis saja untuk mengisi waktu luang dan menjadikan sibuk karena menganggur ”. aku juga bingung karena harus bagaimana untuk menjaga waktu untuk sibuk yang bermanfaat. Aku bukan mahasiswa yang pandai dan bukan juga seorang yang rajin. Aku masih biasa-biasa saja dengan kemampuan yang masih dirahasiakan kepada dunia kalau aku ini lebih mampu dari keadaan saat ini.

Sangat jarang mahasiswa seperti aku bermain di pantai pasir putih. Sungguh senang hati bisa merasakan keindahan dan suasana yang ada dipantai. Waktu itu kami semua sedang melaksanakan bersih-bersih pantai. Di sana sangat ramai dengan orang-orang dan berbagai ekspresi wajah yang pernah aku ingat pada waktu itu. Aku tidak ingin kalah dengan yang lain. senyumku adalah hadiah bagi semua yang menjadi temanku maupun musuh. Kata orang yang pernah mengenalku senyumku sangat manis untuk dilihat. Aku sempat berpikir berlebihan tentang senyumku itu. Namun, aku membuang jauh-jauh pikiran itu dan memikiran yang baik-baik saja. Masa depan ku masih sangat cerah dan lebih menarik dari pada yang aku pikiran waktu itu.

Pada kegiatan itu tidak menghalangi kami untuk berfoto bersama. Itu adalah kenangan yang sangat bermanfaat dimasa depan. Bisa jadi orang yang membaca catatanku ini menganggap tulisan tidak berguna bagaikan sampah. Tentu, aku tidak peduli dan juga tidak mengharap akan ucapan mereka. Buat apa aku gelisah kalau aku bisa menebar senyum indah. Itulah aku sebagai manusia yang masih dibilang aneh. Sangat jelas sekali waktu itu aku memang aneh dan hingga saat ini juga masih berlaku.

Aku merasa ada yang aneh untuk catatan ini, bercerita tidak pada intinya dan pergi kemana saja dengan tema yang tidak jelas. Seharusnya aku bercerita tentang pantai dan segala keindahannya. Namun, apa daya aku ini yang masih menjadi manusia aneh. Menulispun tidak jelas apalagi menjalin hubungan dengan seorang Haruna. Bisa jadi kacau balau dan mungkin akan terjadi kebingungan bagi Haruna yang belum mengenalku dengan baik. pada waktu itu aku ingin berfoto dengan Haruna namun dia sangat sibuk dengan orang lain. pernah aku meminta langsung kepadanya tapi kameranya yang tidak ada. Kalau aku pikir kalau mempunyai sebuah kamera ya minimal 8 Megapixel sudah cukup untuk mendatangkan berbagai macam manusia. Sungguh nyata pengalaman yang pernah aku  jumpai ketika berkumpul dengan teman-teman pramuka. “ dimana ada kamera disitu juga pramuka berkumpul ”.  aku yang tidak mempunyai kamera hanya bisa pasrah saja menerima kenyataan ini.

Tetap saja aku tidak mudah menyerah dengan keadaanku itu. Aku memiliki teman yang banyak dan memiliki kamera yang bagus. Jadi, aku ikut saja dan dikemudian waktu minta salinan data dari foto tersebut. Kalian yang membaca catatan ini aku  berharap masih dalam keadaan yang baik-baik saja. Karena aku takut kalian akan membenci tulisan karya orang yang lain. dan mengakui catatanku ini tidak layak untuk dibaca oleh kaum sosialita. Tulisan ini aku tujukan untuk anak pertamaku lahir pada waktu yang telah ditentukan. “Aku berharap dia masih sempat membaca tulisan ayahnya ini. Bahkan aku sudah menyiapkan nama untuknya sudah jauh-jauh hari sebelum aku menulis catatan ini. Nata dan Hana yang akan menjadi nama seperti ayah ibunya yang lebih dahulu lahir. Jika Nakata adalah aku sedangkan Haruna adalah kekasihku maka Nata dan Hana tentu akan kebanggaan kami berdua”.  Dan kalimat tersebut menjadi akhir untuk catatan ini. Lain waktu akan lebih banyak kisah yang akan tercatat di blog yang aku tulis ini. Semoga dia masih sempat untuk melihat ini.

SALAM DARI AYAH DARI MASA LALU

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *