Update Terakhir: 19 Juli 2021 Oleh Abdul Jalil
Belum lama setelah keluar dari ruang kuliah, aku meluangkan waktu untuk membuat catatan. Perkuliahan berakhir singkat karena untuk minggu ini adalah materi terakhir (minggu depan kuis). Saat ini aku sedang berada di perpustakaan fakultas.
Sudah lama sekali aku tidak membuat catatan lain tentang keseharian ku. Mungkin, ini memang sudah waktunya bagiku untuk membuat catatan kembali. Dengan hati yang bahagia bercampur rasa sedih aku hanya bisa melewati hari-hari dengan penuh perjuangan. Mengapa bisa begitu ?
Untuk minggu ini aku benar-benar merasakan kehidupan ku begitu berat hingga kesehatan jasmani dan rohani menurun drastis. Bahkan aku hanya masuk kuliah satu kali saja (hari jumat siang) sisanya kalian lebih mengerti.
Hari jumat siang yang biasanya aku masuk di mata kuliah fisika matematika I (fismat) , hari ini aku masuk di mata kuliah Elektrodinamika di karenakan fismat tidak ada jam (biasanya ada kuis). Aku mengakui untuk kedua mata kuliah tersebut pelaksaan jam mata kuliah bersamaan (jadi aku harus memilih salah satu).
Aku hampir tidak bisa berpikir jernih tentang hal tersebut ketika dulu sempat bernegosiasi dengan kepala departemen fisika namun di tolak mentah-mentah. Aku berusaha untuk mengikhlaskannya sejak saat itu.
Kembali ke catatan sebenarnya. Aku menyempatkan waktu untuk mengikuti perkuliahan elektrodinamika dengan semangat yang redup. Berusaha untuk menampakkan wajah di hadapan dosen pengampu. Mendengarkan apapun yang di sampaikan oleh beliau sekaligus menahan rasa kantuk.
Aku hampir tidak bisa melawan rasa kantuk kalau sudah mulai datang merasuki jiwa. Apalagi depan, belakang, kanan, dan kiriku adalah semuanya perempuan. Memang, aku duduk di antara banyak perempuan (adik tingkat). Mengingat laki-laki di departemen fisika tidaklah banyak, jadi wajar saja jika itu terjadi padaku.
Apa yang aku rasakan (rasa kantuk) juga terjadi pada kanan dan kiri ku. Kalau sudah mengantuk apa boleh buat ? Selain menutup mata sejenak dan menikmati alunan nada dosen yang sedang mengajar. Aku sempat tertidur (dengan mata terbuka) itu cara ku untuk berkamuflase dengan lingkungan sekitar. Seolah-olah aku sedang fokus melihat papan tulis, namun aku sebenarnya sedang tertidur dengan nyenyak.
Yang tidak habis pikir sebelah kananku (anggap saja namanya Ana) tidur di kelas dengan keadaan pewe (posisi wuenak) bikin jantung ku berdetak lebih cepat dari biasanya melihat kepalanya hampir jatuh ke depan.
Aku pun kalau seperti dia mungkin juga akan mengalami hal yang sama (kepala hampir jatuh). Dan di sebelah kiriku (anggap saja namanya Bila) lebih tenang dalam menghadapi rasa kantuk yang sedang menyerang.
Tapi tetap saja kepalanya juga hampir jatuh. Sempat aku berpikir nakal kalau mereka berdua kepalanya tersandar di bahu kanan dan kiriku (seperti nikmat dunia yang tidak mungkin aku termukan dimananpun). Itu hanya sebentar terpikirkan hal yang seperti itu, aku takur jika hal yang seperti itu terjadi karena dapat mendorong nafsu setan datang merasuki jiwaku. Aku berusaha menjaga wudhu dari perempuan yang belum halal (takut dosa).
Untung kuliahnya hanya sebentar saja, jadi tidur di kelas iya tidak perlu waktu lama. Setelah dosen keluar dari ruang kuliah mata seketika terasa segar kembali. Jadi, merasa bersalah saja dengan beliau. Maafkan saya dan teman-teman ya pak ? 🙂
Demikian aku membuat catatan biasa ini sekedar menghabiskan waktu luang. Dan pada akhirnya aku harus kembali ke rutinitasku sebagai seorang mahasiswa tingkat 4 dan juga suara adzan ashar sudah berkumandang. Saatnya melaksanakan ibadah shalat ashar berjamaah (agar mendapat pahala yang besar). Yuhu…. sekian dan terima kasih.
A101/26/V/2017-FSM UNDIP
Salam,