Empat Belas Tahun Masa Lalu

empat belas tahun masa lalu

Update Terakhir: 30 Januari 2021 Oleh Abdul Jalil

empat belas tahun masa lalu bersama dia dalam sebuah catatan
Foto: Tentang Masa Lalu 

Dari kisah kita empat belas tahun masa lalu adalah bagian dari sejarahku. Bermain layang-layang dengan dirimu. Aku tak dapat mengingat wajahmu yang selalu aku rindu. Senyum sederhana tertuju kepadamu. Mengapa hanya namamu.

Senyum indah manis tak dapat ku jumpa. Setiap waktu yang selalu aku ingin. Bertanya masa depan bukan pilihan. Sekarang adalah bukan impian karena tentangmu masih dalam hatiku. Mengapa harus senyum mu. Empat belas tahun telah berlalu saat ini aku sendiri tanpamu waktu singkat terasa cepat.

Semakin dewasa usia ku kini sekolah kita sudah berbeda dan kau semakin cantik tak seperti masa lalu yang kekanak-kanakan. Dinding kokoh menopang ilmu pengetahuan.

Dimana keceriaan sama seperti dulu bersamamu, kita membawa banyak kemenangan yang dahulu tak sempat kita bawa pulang. Andaikan kau mengetahuinya. Aku ingin kau melihat sekarang, antara masa lalu dan masa depan. kita adalah harapan dari kebahagiaan.

Baca juga: Menulis Lebih Dari Tanda Untuk Haruna

Empat belas tahun  aku berdoa untuk kebahagiaan bersama kita, akan kah lebih mudah untuk tidak mengatakan kebaikan hati tanpa menjadikannya api yang telah padam. Kerasnya batu masih bisa rapuh oleh derasnya air yang mengalir, hal itu mirip dengan dirimu.

Aku ingin kembali tapi tidak akan pernah terjadi. Angin sudah membuatnya pergi jauh dari jalur yang seharusnya ada. Lebih dari keyakinan saat tiba waktu terakhir setelah empat belas tahun berlalu.  Memanfaatkan setiap kesempatan untuk berbuat dengan sebaik-baiknya. Mungkinkan kehadiranmu akan menjadikan kesempatan terbaik lagi.

Baca juga: Cinta Sebatas Garis di Dinding Hatiku

Masih mengingatmu ketika kita bermain bersama, berlari-larian mengejar tujuan untuk kemenangan. Berusaha dengan akan yang baik dan perasaan yang tepat. Terlalu kecil untuk mengatakan tentang kata cinta, sebuah permen tidak akan pernah mengubah keadaan. Salam perpisahan pun tidak pernah terdengar dari balik pintu sekolah. Waktunya untuk pulang kembali, karena empat belas tahun dari sekarang semuanya akan berbeda.

Dariku untuk mu 🙂

Salam,

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *