Hari Kedua Latgab 4 Perti 2018

Update Terakhir: 28 Januari 2021 Oleh Abdul Jalil

Yogyakarta, 1 Februari 2018. Memasuki hari kedua latihan gabungan perguruan tinggi. Kami pagi-pagi sudah sibuk untuk mempersiapkan jalan-jalan menuju lereng gunung merapi. Khusus diriku cukup yang simpel-simpel saja ya kalian bisa melihatnya sendiri barang bawaanku (cukup tas ransel dan tas samping ukuran kecil).

Foto Bersama : Tim 7 Latgab 4 Perti 2018

Agenda pertama latgab 4 perti main-main dulu ke museum gunung merapi. Disana aku banyak melihat lihat sesuatu yang sebenarnya membuatku ada rasa takut (karena ngebayangin) bila erupsi gunung merapi terjadi secara tiba-tiba tanpa adanya peringatan (pada waktu itu).

Meskipun aku bukan penduduk yang secara geografis berada didekat gunung merapi. Aku bisa merasakan bagaimana situasi yang begitu menakutkan efek dari erupsi gunung merapi.

Dokumentasi kunjungan di museum ada banyak (hanya saja dikomputerku tidak tersedia), harus mengunduh dari google drive dulu. Kalau kalian ingin tahu ada apa saja di museum gunung merapi bisa juga kok berselancar di internet (cepat, mudah, dan efisien).

Dari museum gunung merapi semua tim (termasuk tim 7) berjalan menuju pos-pos yang sudah disiapkan oleh teman-teman dan pos terakhir berada dilereng gunung merapi (tepatnya didekat banker kaliadem).

Hmm… foto pertama yang kalian lihat itu sepertinya berada didekat objek wisata (hanya saja aku lupa namanya) tapi bisa dengan mudah menemukan petunjuk yang lumayan jelas. Kalau foto dibawah ini tentu aku bisa dengan mudah mengingatnya karena sudah ada keterangannya.

Foto : Didepan Susunan Tulang

Tim 7 itu terdiri dari beberapa orang. Aku kenalkan satu-satu biar kalian tahu setidaknya dari sebuah foto. Ada aku yang paling kiri (lihat foto pertama ya biar jelas muka-mukanya) tidak perlu basa-basi lagi seperti itulah diriku.

Disampingku yang berkerah putih ada Gilang Melian  (UGM-17). Kalau tidak salah dia itu mahasiswa kedokteran hewan atau apa ya ?  (bagi yang mengetahui bisa kirim pesan pribadi ke diriku biar bisa aku edit jika ada kesalahan).

Kemudian disampingnya Gilang ada Diva (UNAIR) cukup liat dia ingin ketawa bahagia rasanya (karakternya yang lumayan humoris) jika aku salah menilai ya mohon maaf ya kan baru awal-awal (karena baru melihat dari sisi luar).

Kemudian ada teman perempuan dari satu kampus yaitu Parwati (UNDIP-17) dia salah satu perempuan yang  kuat. Mungkin, dia sudah terbiasa dengan keadaan dilingkungan sekitar (hidup didaerah yang cukup sejuk-dingin dan kontur wilayah tidak seperti dataran rendah pada umumnya) maka dari itu untuk kemampuan fisik sudah tidak diragukan lagi.

Ada Diana (UNDIP-17) teman satu kampus juga sama seperti Parwati. Kalau ada Diana entah kenapa suasana jadi adem dan nyaman (dia memiliki aura yang berbeda dengan perempuan lain pada umumnya). Ada banyak hal yang bisa aku beritahu kepada kalian tentang Diana, hanya saja bukan dicatatan ini aku ingin menulisnya.

Lalu ada Kartika Dita (UGM-16) salah satu anggota aktif Menwa dan Racana di kampus UGM. Kalau di kampus Undip tentu tidak bisa seperti itu (semisal bisa ya tentu menyenangkan sekali). Dia itu jago menari loh (hanya ingin memberi tahu).

Satu-satunya laki-laki yang dari ITS di tim 7 dia bernama Prajna Adi (ITS), khusus dia aku sendiri belum memastikan apakah mahasiswa kampus ITS atau tetangganya ITS.

Mengingat kampus ITS mempunyai gugus depan terbuka dan salah satu adatnya itu sangat unik (jika aku jelaskan disini akan sangat panjang tapi kalau ingin tahu bisa langsung kontak saja diriku atau teman-teman pramuka dari kampus ITS).

Lanjut lagi mencatatnya yaa…karena perkenalannya sudah dicukupkan tidak boleh panjang-panjang. Sepertinya kalian juga sudah merasakan bosan membaca catatan ini (hanya orang-orang tertentu yang bisa kuat dan bertahan).

Perjalanan kami melewati jalanan yang berbatu, aspal rusak ditengah-tengah hutan membuatku ingin segera cepat sampai dilokasi terakhir yaitu “ Bunker Kaliadem ”. Untuk warga asli Jogja pasti tidak asing lagi dengan nama tempat tersebut karena memiliki sejarah yang tidak biasa.

Oh iya kalau aku menceritakan tentang sejarah “Bunker Kaliadem” sepertinya kurang tepat mengingat catatanku tidak rapi (pembahasannya loncat sana-sini).  

Selama seharian penuh kami semua selalu bersama-sama dan pada akhirnya mendirikan sebuah tenda untuk tempat melindungi diri dari hawa dingin.

Ingin sekali menceritakan secara lengkap ketika kami sudah sampai dilokasi perkemahan (hanya saja posisi tidak memungkinkan untuk mendokumentasikan kegiatan). Sepertinya aku harus loncat lagi ke hari berikutnya. Hehehe

Catatan Akhir Kuliah #25

Salam,

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *