Hati Sedang Rindu

Update Terakhir: 19 Oktober 2020 Oleh

IMG_0556
Foto Pribadi : Abdul Jalil (Undip) dan Pemangku Adat 11.045 Racana Diponegoro, di Sekitar Pantai Semarang.

Tidak pernah aku menyadari sebelumnya ada yang diam-diam mengambil gambar kami berdua. Tidak tahu siapa yang melakukan hal itu. Yang aku ketahui pada waktu itu adalah bersenang-senang. Catatan yang aku akan ceritakan adalah cerita yang biasa. Tidak ada yang istimewa karena yang aku hanya ini bercerita saja. Tidak peduli catatan ini akan dibaca atau diabaikan.

Lautan yang terlihat pada gambar di atas adalah laut di kawasan Mangkang, Semarang. Dekat juga dengan tempat pelelangan ikan setempat. Di sana sudah sangat jelas jika tercium aroma amis dari ikan dan udang. Tidak jarang aku juga merasakan olahan dari kawasan itu. Tepatnya tertanggal 22 Maret 2015 Racana Diponegoro sedang melakukan kegiatan survei untuk kegiatan DIKLATSAR I ( Pendidikan latihan dasar ) yang biasa dilaksanakan di bulan Maret. Momennya adalah jalan-jalan di pantai karena belum tahu ingin melakukan hal apa yang bisa bermanfaat bagi teman-teman lainnya. Dan yang kehadiranku di sana adalah untuk memberikan akses transportasi bagi yang membutuhkanku. Tentu dengan sukarela menawarkan transportasi yang murah bagi satu yang ingin berboncengan denganku.

Dengan cuaca daerah pantai yang biasa panas. Membuatku cepat merasa lelah dan ingin merasakan sesuatu yang segar. Semisal es teh atau minuman dingin lainnya. Terkadang juga merenungi nasib mengapa aku bisa sampai di tempat seperti itu. Kalau di pikir-pikir kembali ada maksud yang lain mengapa bisa terjadi momen pengambilan gambar tersebut. Mungkin, dia ( Mr/Mrs. XXX ) ingin mengabaikan momen saat kami berdua sedang terlihat sedang memikirkan sesuatu di masa depan dalam arti kami berdua sedang “ Galau ”. boleh saja dia mengartikan hal seperti itu. Karena dia pikir itu adalah hal yang menarik untuk di abadikan. Tidak mengapa bagiku karena itu adalah masih dalam batas normal. Dan kalau aku perhatikan kembali memang gambar itu terlihat menarik. Seperti ada dua orang sahabat yang sedang memikirkan sesuatu. Jika aku ditanya sesuatu tentang rasa galau pada waktu itu, bisa jadi aku yang berbahagia. Aku merasa bahagia bisa bertemu dengan Haruna. Satu nama yang sulit aku lupakan. Setiap hari ada saja kisah tercatat jika bercerita tentangnya. Dan tidak ada maksud lain untuk mengatakan kalau Haruna itu adalah nama indah. Aku tidak ingin melanjutkan bagian itu karena catatan ini bukan bercerita tentangnya.

Perasaan aku sedang keadaan lapar. Ketika aku mencatat cerita yang tidak jelas ini. Hidung yang pilek, kaki yang sedang memar dan hati yang sedang dilanda rindu. Di tambah suasana siang hujan gerimis membuat aku semakin lapar. Tidak akan menjadi kaku untuk mengatakan hal sederhana. Aku mengungkapkan dengan sebaik-baiknya. Tidak ingin membohongi perasaan manapun di kala hati sedang rindu. Dengan mencatat aku merasa lebih tenang meninggalkan masa lalu. Karena aku sudah meninggalkan jejak yang dapat diketahui oleh teman-temanku. Tidak akan menjadi sia-sia aku mencatat cerita yang tidak jelas ini. Karena menulis adalah bagian dari tanda.

Satu hari nanti akan ada banyak kisah yang tercatat di Blog pribadi. Dan ku biarkan dunia mengetahui apa yang sudah aku catat. Tidak ingin menjadi terkenal. Karena orang terkenal itu sibuk. Cukup menjadi manusia yang biasa saja dengan segala kemampuan yang ada. Hidup ini perlu di abadikan ya salah satunya dengan mencatat sesuatu yang tidak penting seperti aku ini. Aku adalah salah orang aneh yang telah lahir di dunia ini dengan selamat. Terkadang aku juga banyak merepotkan banyak orang  ketika merasa aneh. Entah mengapa hal itu bisa terjadi. Di masa depan saat aku sudah menikah nanti tidak banyak merepotkan orang lain lagi. Amin…

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *