Ini Tentang Kawanku

Update Terakhir: 19 Oktober 2020 Oleh

IMG_0075
Foto Pribadi : Sifron Akbar (Agroekoteknologi 2013 ) dan Abdul Jalil (Fisika 2013)

Bukan kali ini aku mencatat kisah orang lain. Itu sebabnya aku banyak orang yang menjulukiku mahasiswa aneh. Ya sudahlah, apalah aku bagi mereka yang merasa lebih bahagia daripada aku ini.  Aku harap bisa memulainya dengan baik tanpa harus melebih-lebihkan maksud yang terselubung.

Temanku yang bernama Sifron Akbar (lebih senang di panggil dengan nama IPON ) merupakan jenis manusia kelahiran darah Madura. Mengenalnya secara benar-benar tahu itu nama Ipon ketika malam hari di kampus Undip Tembalang (Student Center). Dengan logat ala penjual sate yang terkenal itu memperkenalkan diri. Terserah aku mengenal teman dari mana asalnya yang penting teman tetaplah teman, musuh saja adalah juga bagian dari teman. Apalagi yang lain dan bisa menjadi sesuatu yang lebih dari teman.

Malam persiapan untuk kegiatan pramuka “Peringatan Hari Kartini”. Kami yang masuk menjadi anggota resmi gerakan pramuka Universitas Diponegoro melalui kegiatan rutin yang selalu dilaksanakan oleh Racana Diponegoro (satu tingkat diatas Ambalan) yaitu pendidikan latihan dasar (Diklatsar) dipertemukan di satu kesempatan yang nyata. Tapi kami berdua masuk menjadi anggota di tahun yang berbeda. Ipon masuk pada bulan November tahun 2013 sedangkan aku masuk di bulan Maret tahun 2014 dan pada akhirnya menjadi satu angkatan di Latihan Pengembangan Kepemimpinan (LPK) ke 34 tahun 2014.

Kami juga memiliki alasan yang tidak biasa mengapa bisa menjadi anggota pramuka dan ada kesamaan yang belum aku ketahui sebelumnya. Alasan yang umum yang pernah aku dengar dari beberapa teman-teman anggota lainya adalah untuk menambah pengalaman dan melanjutkan kegiatan pramuka sejak jaman sebelum kuliah. Alasan dia masih bisa dipikirkan oleh niat yang baik, hanya saja hari setelah itu memang menjadi sesuatu yang berbeda. “ Aku ikut pramuka biar bisa naik gunung ” terucap oleh dia. Dan memang benar pada kegiatan diklatsar bulan November ada kegiatan naik gunung Ungaran. Aku pikir mengapa temanku bisa merasa sangat senang karena di Madura tidak ada gunung setinggi gunung Ungaran. Dan sebelumnya dirinya memang bukan anggota pramuka dari tingkat siaga, penggalang , dan penegak. Berbeda dengan aku yang masih sempat merasakan menjadi anggota ketiga tingkatan itu walau memang tidak secara penuh. Karena sejak mengikuti jambore ranting aku mengenal apa itu pramuka dengan makna yang belum seperti hari ini. Dalam perjalanan aku mengikuti dunia kepramukaan dalam pengalamanku banyak sekali catatan kisah yang beragam. Namun, di pramuka ada kisah yang belum dapat dihilangkan yaitu “kisah cinta sebatas patok tenda”. Entah siapa yang memulainya tapi karena itu pramuka semakin lebih memiliki arti yang unik.

Kembali lagi bercerita tentang ipon,  di racana sosok ipon merupakan figur yang memiliki pengaruh yang lumayan kuat diantara teman-teman, memiliki karakter seorang pemimpin yang khas orang madura dan pada akhirnya dirinya diberikan amanah sebagai ketua dewan racana Undip. Dahulu aku memikirkan orang lain, namun pada akhirnya juga ipon yang terpilih. Kalau aku melihat pengalaman waktu mengikuti musyawarah memang ada pemilihan secara tertulis dan jika ditemukan suara terbanyak boleh jadi akan dimusyawarahkan kembali kepada pihak yang bersangkutan.

Dan yang terjadi sekarang adalah kami berdua tentu masih sibuk dengan dunia masing-masing. Kami bisa berkumpul juga di pramuka. Karena pramuka adalah bagian dari kehidupan kami yang tidak dapat dipisahkan. Meskipun raga ini akan terkuburkan oleh tanah pemakaman. Namun, kisah kami tidak akan pernah hilang sampai datangnya hari kiamat nanti. Ya aku hanya bisa berharap sebaik-baiknya menjadi seorang manusia.

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *