Jauh Kepelosok Datang Hanya Untuk Ini ?

Update Terakhir: 11 September 2022 Oleh Abdul Jalil

Pagi yang cerah di pedalaman kabupaten Semarang. Malam yang mencekam ketika melawati hujan jati yang gelap. Pada waktu itu himpunan mahasiswa fisika (HMF) sedang melaksanakan agenda kegiatan fisika peduli.

Kegiatan yang di tujuan untuk volunteer dan penduduk setempat. Memang seru untuk mendapat pengalaman hidup di lingkungan pedesaan. Kecuali aku dan beberapa teman yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan tersebut diharuskan membayar uang kontribusi, tapi aku tidak.

Datang tak diundang pulang pun juga diatar oleh temanku. Foto yang di atas adalah foto tampak depan rumah keluarganya mas Arifin. Seharusnya mas arifin yang berada di tengah-tengah kedua orang tuanya, tapi malah aku yang di tengah.

Dan ada keempat dari teman-temanku yang menyempatkan untuk berkunjung ke rumahnya mas Arifin. Semua itu adalah keinginannya mas Arifin. Aku hanya mewujudkan apa yang di inginkan olehnya. Karena sebagai temannya inilah yang bisa aku lakukan.

Abdul Jalil (Undip), di Rumah mas Arifin

Desa Plumutan dusun Randusari, untuk dapat berfoto saja butuh perjuangan yang tidak mudah. Lumayan jauh juga tempatnya. Maka dari itu aku sesuaikan dengan judulnya saja. Mungkin karena foto itu yang terlihat lebih baik untuk dapat dilihat hingga masa mendatang.

Dari banyak hal yang aku alami pada waktu itu, tidak sedikit hal yang bisa aku renungi. Aku hanya manusia biasa yang ingin bahagia di masa depan. Cita-cita  di masa sekarang yang belum semua terpenuhi dan keinginan dari banyak orang-orang terdekatku terkadang itu menjadi penghambat dari kehidupanku. Tapi inilah yang namanya kehidupan pasti ada hambatan yang bisa saja menghampiri.

Foto itu aku simpan sebagai catatan yang aku harapkan untuk dapat dilihat oleh para penerusku di kemudian hari. Menjadi hal yang mudah untuk kenangan di masa depan. Hanya perlu meluangkan waktu untuk mencatat sesuatu yang sederhana. Karena ini aku cukupkan sampai di sini saja.

Artikel ini telah terbit pada tanggal 24 Juli 2016 09.36 WIB

Salam,

TTD Abdul Jalil

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *