Karena Impian Tidak Harus Dilakukan Dengan Kemewahan

praktikum eksperimen

Update Terakhir: 28 Juli 2022 Oleh Abdul Jalil

Sudah lama sekali aku memimpikan sesuatu yang sederhana seperti foto bersama di atas. Hanya sekedar foto yang terlihat tidak begitu bagus. Namun, foto di atas memiliki arti yang sangat dalam untuk sudut pandang pengetahuanku.

Karena pengetahuanku mengajariku untuk berpikir imajinatif akan segala momen yang sudah terjadi. Aku ini memperkenalkan beberapa teman-teman terbaikku selama praktikum eksperimen.

Yang pertama ada Muhamad Syarif Muhtadi, seorang yang unik dengan segala pemikirannya. Lahir di Kabupaten Pemalang dan jauh –jauh kuliah sampai di Semarang. Bahan kuliah yang paling di senanginya adalah bermain dengan batu.

Yang kedua ada Aufi Maslihah Umami, seorang teman perempuan cukup heboh dengan beberapa kalimat yang pernah di ungkapkannya. Dengan memakai kerung berwarna colekat dan memiliki volume paling besar di antara kami berlima dan dia adalah perempuan asli kelahiran Kab. Semarang.

Lalu dan Shinta Nur Latifah, perempuan kelahiran Blora tersebut yang menjadi motor penggerak paling aktif di kelompok 24 fisika eksperimen. Dan satu-satunya perempuan yang memiliki lesung pipi.

Dan satu lagi teman tepat berada di belakangku, seseorang yang sangat manis saat tersenyum. Weny Safitri, perempuan asal Bengkulu adalah seorang yang mampu menjadi obat penenang ketika kami sedang berselisih.

Foto Pribadi : Abdul Jalil ( Undip) dan Teman Praktikum Fisika Eksperimen 1 Di Sekitar Taman Rumah Kita, Fakultas Sains dan Matematika

Kelembutan hatinya mengajarkanku untuk dapat memahami perasaan seseorang. Itulah sedikit perkenalan yang bisa aku sampaikan. Boleh jadi kalian pernah bertemu dengan keempat teman praktikumku itu.

Kisah selama praktikum bersama mereka benar-benar sangat berkesan sekali. Ada-ada saja tingkah yang mereka lakukan. Terkadang kami sendiri selalu mempunyai masalah dengan asisten. Apalagi aku ini sang pembuat masalah di kelompok 24.

Mulai dari masalah sederhana hingga masalah yang kompleks. Tapi jika bersama mereka semua masalah yang kami hadapi rasa lucu. Praktikum yang biasanya dilakukan dengan keseriusan tampaknya tidak cocok untuk aku katakan.

Yang ada praktikum pada waktu itu adalah main-main dengan asisten. Dan pada waktu itu aku juga seorang asisten praktikum fisika dasar yang menerapkan 3 pasal kebahagiaan untuk semua praktikan [ yang mendapatkan materi percobaan tegangan permukaan].

Aku yakin para asisten praktikum fisika eksperimen tidak pernah menerapkan 3 pasal kebahagiaan. Dan boleh aku aku yang pertama kali menerapkan pasal tersebut. Ketiga pasal tersebut akan aku sampaikan di lain kesempatan. Tidak untuk sekarang ini karena aku sedang tidak ingin menyampaikannya.

Dan perjuangan bersama mereka menghasilkan kebahagiaan yang tidak dapat dinominalkan dengan uang sebanyak apapun. Karena selama praktikum satu semester mereka yang sudah mewarnai kehidupanku.

Tidak ada sesuatu sia-sia walaupun aku memang anggota kelompok yang mendapatkan nilai terendah. Aku tetap bahagia dengan semua itu karena keyakinanku adalah bukan mendapat nilai tertinggi ataupun nilai terendah.

Melainkan proses yang terbaik untuk mendapatkan hasil sesuai kemampuan yang dimiliki. Hanya itu yang ini aku sampaikan kepada pembaca tentang waktu itu. Jika memang ingin bertanya mengapa lebih baik bertanyalah kepada seseorang yang mengetahui akan hal tersebut. Semoga kalian masih baik-baik saja.

Artikel ini telah terbit pada tanggal 09 Maret 2016 00.11 WIB

Salam,

TTD Abdul Jalil

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *