Kenang-kenangan Wisuda Undip Ke-150

Update Terakhir: 13 Februari 2021 Oleh Abdul Jalil

Foto : Pak Bos dan Nyonya Kecil Wisuda

Semarang, 3 Mei 2018. Selamat siang dan salam jari kelingking dariku untuk kalian semuanya. Aku kembali mencatat untuk keabadian dan tentunya kalian akan bosan membaca catatan ini. Kalau dipikir-pikir memang begitu menurutku. Hehehe

Tugasku memang mengabadikan momen yang sekiranya satu hari nanti dapat menjadi bahan bacaan ketika sedang bersantai disore hari. Oh iya…. tahun ini merupakan periode kedua acara wisuda universitas (tepatnya periode ke 150). Aku sendiri sudah mengikuti kegiatan wisuda sebanyak 15 kali dan sepertinya akan bertambah lagi mengingat skripsiku belum selesai (belum ada ambisi untuk segera menyelesaikannya).

Bagiku wisuda bukan lagi satu momen spesial (karena tiap tahun pasti mengikutinya) seolah-olah aku hanya perlu lulus dan tidak perlu wisuda. Tapi demi sebuah konten catatan ketika aku lulus nanti ingin ikut wisuda biar nantinya calon istriku menyempatkan hadir (kira-kira siapa ya). Kalau ada yang wisuda biasanya ada yang mendampingi (selain kedua orang tua atau yang mewakili) orang spesial dalam kehidupan orang yang sedang diwisuda.

Untuk kali ini dua teman satu organisasi (Pramuka Undip) pak Bos dan nyonya (Ahmad Khanafi dan Nur) akhirnya diwisuda juga setelah sekalian lama mereka disibukkan dengan skripsi dan revisi. Konon katanya pak Bos justru sibuk mengurusi proyek penelitian dosen (maka dari itu periode kelulusan berbeda dengan yang lain pada umumnya alias tidak 4 tahun tepat atau kurang).

Orang-orang yang ada disamping hanya untuk pemanis suasana menyambut kakak-kakaknya yang lebih dulu datang di kampus Undip telah diwisuda (kira-kira aku kapan ya?), kalau aku sendiri nanti ada waktu yang sangat tepat untukku. Selama aku masih mendapatkan kesempatan hidup catatan demi catatan akan selalu ada sampai pada saatnya nanti (yang membuat kisah akan pergi dari dunia ini).

Ada begitu banyak foto namun aku memilih satu sebagai catatanku agar satu foto tersebut dapat menjadi cerita dikemudian hari oleh orang-orang yang terlibat didalamnya karena aku yakin mencatat adalah sebagian jalan hidupku.

Catatan Akhir Kuliah #38

Salam,

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *