Kumpul Becik Ala Yowis

Update Terakhir: 24 November 2022 Oleh Abdul Jalil

Estimasi waktu baca: 4 menit

Aku kembali lagi dengan catatan biasa dengan suasana yang tidak biasa. Kali ini aku ditemani oleh salah teman yang luar biasa. Dia orang paling menyebalkan , penebar kebencian dan mungkin dia salah satu pelopor keseimbangan di kampus Undip. Tanpanya mungkin kampus Ikan akan terasa sepi.

Pemikiran (jenius) darinya memberikan nuansa berbeda dari waktu ke waktu. Aku dan dia adalah manusia yang memiliki rasa benci terhadap sesuatu. Namun, rasa benci yang kami miliki itu membuat orang-orang sekitar berpikir ulang dengan rasa benci yang selama ini (mereka) pertontonkan di banyak kesempatan.

Mungkin, aku merasa tidak mempunyai musuh boleh jadi  di luar sana banyak orang yang memusuhiku. Aku gembira jika itu ada dan nyata. Karena memiliki musuh ada kesempatan untuk mengajarkan kemanusian kepada manusia lain. Aku berusaha mengambil jalan netral untuk mengatakan kepada banyak orang. Namun, tidak sedikit orang yang salah paham karena mengartikan hanya per bagian.

Bagi kalian yang merasa mengenal mas Agus, mungkin saja menilai dia adalah orang yang sangat militan terhadap sesuatu. Dan aku memikirkan sesuatu itu adalah kalian sendiri. Kritik dan saran yang pernah terucap olehnya terkadang memberikan efek sakit hati yang sangat dalam dan membekas hingga kalian berpikir kalau mas Agus itu manusia hina yang hidup di dunia ini.

Jika aku boleh memberi tahu kepada kalian mas Agus itu semakin di hina semakin dirinya senang karena banyak orang yang memperhatikannya. Salah satu tujuan  hidupnya itu membahagiakan orang lain. Orang bahagia karena menghina mas Agus, aku berpikir yang menghina dirinya apakah merasa suci ?

Aku mengambil beberapa metode darinya jika berhadapan dengan orang yang sangat benci, tidak suka, suka mengejek, atau sesuatu hal yang dapat membuat harga diri jatuh berkeping-keping. Untuk kalian yang merasa membaca artikel sampai di bagian ini. Lihat saja apa yang pernah kami lakukan ketika hidup bersama kalian. Semoga saja kalian mengerti apa yang aku maksud.

Agus Dwi Mahardika (FPIK 2013) dan Abdul Jalil (FSM 2013)

Foto yang kalian lihat itu adalah bagian dari kebersamaan ku bersama mas Agus dan teman-teman lainnya. Bermalam di masjid sambil mendiskusikan sesuatu. Karena diskusi itu perlu tidak hanya sekedar penting. Masalah penting dan tidak penting itu relatif, tinggal kalian cara untuk mengolah informasi itu bagaimana. Itu saja tidak perlu di kawatirkan lagi tentang kami yang berkelompok.

Boleh jadi paragraf di atas yang menjadi alasan mengapa aku memberi judul dengan sedemikian rupa dalam bahasa Jawa “Kumpul Becik, Ala Yowis”.  Jika di artikan ke dalam bahasa Indonesia akan menjadi “ Kumpul Baik, Jelek Ya Sudah”. Kalau di jabarkan lagi untuk judulnya itu akan berubah menjadi “ Kumpul itu baik, jika dilihat jelek ya sudah ”.

Arti dari judul itu kami berkumpul itu untuk berdiskusi demi kebaikan bersama selagi ada waktu luang untuk bersama, jika ada orang lain yang melihat kami terkesan untuk memusuhi kelompok tertentu ya sudah. Kami juga tidak merasa keberatan. Hidup kami tidaklah lama jadi dunia ini jika kalian ada prasangka buruk terhadap kami, kami hanya mampu berdoa “Semoga Cepat Berlalu”.

Salam,

TTD Abdul Jalil

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *