Update Terakhir: 12 Maret 2024 Oleh Abdul Jalil
Semarang, 2 Februari 2019 – Catatan tentang tahun terakhir ku mengikuti Latgab 4 Perti bersama Racana Diponegoro (Radip). Kali ini aku dan bersama adik-adik dari ITS, UGM, Unair, dan juga Universitas Diponegoro (Undip).
Total ada 9 orang yang masuk ke dalam timku, mengakui aku yang paling dewasa secara umur bukan berarti tidak bisa berbahagia bersama mereka. Justru aku semakin bersemangat mengikuti Latgab 4 Perti ini untuk terakhir kalinya bersama Racana Diponegoro (Radip).


Terhitung aku sudah mengikuti kegiatan Latgab 4 Perti ini sudah 5 kali sejak tahun 2015, waktu itu Radip yang menyelenggarakannya. Bisa dibilang waktu itu aku masih terbilang anggota baru (meskipun sudah punya 1 adik tingkat).
Sayang sekali tahun ini menjadi tahun terakhir ku mengikuti kegiatan Latgab 4 Perti tersebut, tapi ingin bagaimana lagi. Sepertinya memang sudah waktu untukku mengakhirinya. Dan catatan ini bisa dijadikan kenang-kenangan ketika aku sudah tidak lagi berkecimpung di dunia kepramukaan.
Seragam pramuka khas Racana Diponegoro yang aku kenakan di kegiatan Latgab 4 Perti sudah terlalu kecil untuk aku kenakan. Meskipun begitu, aku tidak ingin kehilangannya. Mereka beruntung bisa satu tim dengan ku, karena tidak langsung mereka masuk dalam catatan ku yang akan menjadi catatan abadi.
Sebelum Berangkat Eksis Dulu Dong


Sebelum berangkat memang enaknya sih foto-foto dulu, karena kegiatan Latgab 4 Perti jika minim foto rasanya kok ada kurang. Aku tidak ingin membahas tentang materi, lupakan tentang hal itu, kami harus memastikan semua harus bahagia.
Perjalanan mulai dari sini (sekitaran kampus Undip), dan kemudian catatan tentang Latgab 4 Perti akan berlanjut di kawasan kota Semarang. Tepatnya di Tugu Muda dan Lawang Sewu Semarang.


Saat kita semua berada di kawasan Tugu Muda suasana menyenangkan pun terjadi. Sesekali menyempatkan waktu untuk berfoto dan mencari seseorang yang bisa menyelesaikan misi kelompok.
Bodo amat deh yang namanya misi, selama kami semua bisa bersenang-senang buat apa untuk bersusah-susah. Tapi kalau tidak diselesaikan ya kami semua tidak bisa melanjutkan dengan cepat ke destinasi berikutnya.
Kan ceritanya jalan-jalan di kota sambil menyelesaikan misi rahasia, kalau aku pikir-pikir misinya memang menyenangkan, namun jika tidak ada kerjasama tim ya tentu repot ngejalanin sendirian.


Rasanya kurang lengkap jika Latgab 4 Perti ku yang terakhir ku ini tanpa salam khas “Salam Jari Kelingking”. Kalian juga sudah melihat kan dokumentasinya?
Misi jalan-jalan di Lawang Sewu bersama adik-adik memang seru, bisa banget untuk bahan cerita untuk anak cucu lho.
Jadi, ingin cerita apa lagi? Jika ceritanya yang aku tulis kurang menarik ya wajar saja. Toh ini hanya cerita pribadi saja. hehehe


Buat kalian yang tidak pernah mengikuti kegiatan Latgab 4 Perti. Kalian bisa banget cari di google “Latgab 4 Perti”. Pasti akan menemukan sebagian besar dari catatan-catatan yang pernah aku tulis sendiri.
Foto diatas merupakan foto terakhir yang bisa aku bagikan kepada kalian. Selebihnya aku simpan buat dokumentasi pribadi. Senang rasanya jika memiliki hobi jalan-jalan dan diabadikan melalui tulisan.
Nah.. cerita akan berlanjut ke tempat selanjutnya.
Kalau Capek Paling Enak Ya Jajan Es


Aku dan yang lainnya ya hanya duduk saja, lihat ada orang jualan minuman dingin rasa-rasanya kok ingin beli. Apa yang aku pikirkan tidak perlu waktu lama, karena sudah ada yang beli. Hehehe
Ya siapa tahu ada yang ingin berbagi rasa. Bisa berbagi memang mengasyikan, tapi kalau bisa beli sendiri itu jauh lebih baik. Sambil menikmati senja di kota Semarang, aku ingin berbagi kisah kepada mereka yang tahun depan akan melanjutkan ceritaku ini.


Kegiatan Latgab 4 Perti tahun terakhir untuk ku mulai dari pagi hari hingga waktu petang tiba masih bersama-sama dengan mereka. Aku perlu menulis kisah lebih panjang lagi agar dapat menjadi cerita yang menarik.
Bahkan ketika aku menulis catatan ini pun, tidak ada hal yang mungkin menarik bagi kalian. Namun, aku mencoba untuk menyimpan kisah-kisah yang sudah terjadi menjadi sebuah catatan.


Bagi orang-orang lama mungkin sudah tidak asing lagi dengan salam jari kelingking. Namun untuk orang baru pastinya akan muncul pertanyaan dasar. Ya, setidaknya aku telah meninggalkan satu kesan untuk semuanya.
Menikmati Pentol Bakar di Suasana Dingin Latgab 4 Perti. Tahun Depan Sudah Tidak Bisa Lagi


Di suatu tempat yang dingin aku sampai belum bisa tertidur dengan nyenyak. Aku menghabiskan waktu bersama sebagian kecil orang-orang yang belum tidur untuk menikmati pentol bakar.
Suasana gelap dan dingin ketika sebagian besar orang terlelap, aku hanya ingin menikmati suasananya berada didepan bara api. Aku bercerita banyak hal kepada api yang tidak bisa dimengerti oleh orang-orang.
Aku membuatnya seolah-olah api adalah teman terbaikku waktu itu bersama dinginnya malam. Tidak bisa kubayangkan jika tidak ada api pada malam yang dingin. Bisa-bisa di kegiatan Latgab 4 Perti ini malam tidak menikmatinya dengan maksimal.
Walau hanya sebenar aku ingin segera tertidur dan bangun dalam keadaan segar.


Senyum dulu sebelum masak-masak. Eh kira-kira masak yang enak itu harus seperti apa ? Tolong jawab di kolom komentar ya. Hehehe
Kami masak dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapan sebelumnya. Bahan masakan yang mudah didapat dan mudah cara memasaknya.


Kalau masak rame-rame biasanya sih rasanya juga ikutan rame. Pokoknya mah aku bahagia deh bisa merasakan momen gokil bersama mereka ketika masak-masak.
Momen seperti itu hanya bisa ditemukan di kegiatan lapangan khususnya Latgab 4 Perti. Kalau hanya lihat saja ya rasanya “biasa”.
Bismillah saja rasanya bakal enak meskipun yang masak rame-rame. hehehe
Dokumentasi Video:
Penutup


Dokumentasi di Latgab 4 Perti ini bisa dikatakan sebagai pemanis di akhir dari catatan ini. Lain waktu pasti ada cerita tentang aku dan mereka lagi. Terima kasih
Catatan Akhir Kuliah #83
Salam,

