Membuat Rekening Bank Digital di Akhir Pekan

membuat rekening bank digital

Update Terakhir: 11 Oktober 2023 Oleh Abdul Jalil

Grobogan, 08 Oktober 2023 – Tidak hari ini saja saya merasa random melewati akhir pekan kali, bahkan sejak kemarin. Catatan ini ada karena kelakuan saya kemarin mulai bangun pagi yang tiba-tiba buka aplikasi Gojek. Tanpa sadar sepenuhnya ternyata saya sudah membuat rekening bank digital.

Sedikit flashback Sabtu kemarin,

Awalnya saya hanya ingin iseng saja membuka aplikasi sambil rebahan di tempat tidur, sok-sok lihat saldo Gopay yang menyedihkan di awal bulan. Karena kebetulan posisi HP tidak jauh dari tempat tidur.

Melihat ada menu baru di aplikasi Gojek namanya “Tabungan“, lebih tepatnya “Gopay Tabungan by Jago“. Jelas saya penasaran dong, dan akhirnya nge-klik untuk melihat informasi yang tersedia. Pikir saya tidak salahnya menghubungkan akun Gopay ke tabungan Jago, karena masih satu ekosistem.

Posisi masih belum sepenuhnya sadar…

Proses menghubungkan akun Gopay ke Jago sangat mudah sekali. Dimulai verifikasi wajah (asli muka bantal baru bangun), tapi lolos tuh prosesnya. Hihihi

Kemudian tinggal pilih akun Jago/Jago Syariah.

Saya pilih Jago (non syariah) lalu membuat akunnya langsung via aplikasi Gojek dengan mengisi nomor HP (untuk OTP) dan password baru. Hanya perlu 2 menit saja akun Gopay sudah terhubung Jago dan dapat rekening.

Baru menyadari kalau sudah salah mengisi tipe rekening

Setelah beberapa menit saya merasa menyesal menghubungkan akun Gopay ke Jago. Harusnya saya menghubungkan akun Jago Syariah ketika dihadapkan 2 pilihan. Saya baru benar-benar menyadari saat teringat “oh iya kan tadi bikin akun ya, masukin no hp dan password“.

Rencana awal saya memang ingin membuat rekening bank digital untuk keperluan transaksi online di dalam dan luar negeri (via debit VISA/Mastercard). Belum memutuskan juga ingin menggunakan bank apa, tapi mengarah ke blu BCA dan Bank Jago Syariah.

Karena sudah terlanjut terhubung, pada akhirnya sejak hari kemarin saya membiarkan saja akunnya tetap terhubung dengan Jago. Bisa saja saya langsung menutup akun Jago, tapi harus menunggu hari kerja. Ah males!

Saya tidak ingin menyelesainya terlalu lama, dan mencoba berdamai dengan keadaan. Sebenarnya saya tidak dirugikan, tapi waktunya saja tidak tepat.

Harusnya setelah bangun pagi menikmati suasana sejuk, eh malah kena mental salah pilih tipe rekening. Hihihi

Membuat Rekening Bank Digital Tanpa Rencana Itu Bahaya Sekali!

Hari ini saya mengakui ceroboh dalam memutuskan untuk membuat rekening digital tanpa rencana. Belum waktunya saya membuat rekening baru, apalagi tipe rekening digital.

Bukan sesuatu yang fatal sih, tapi rencana saya ingin membuat rekening cadangan untuk dana darurat (hanya khusus akun syariah). Hal itu bisa terjadi, karena nomor HP khusus untuk akun perbankan sudah terpakai. Saya belum memeriksa apakah akun bank Jago dapat diubah menjadi akun syariah. Ya semoga saja bisa.

Saya tidak bisa menggunakan nomor lain untuk keperluan perbankan/keuangan, sangat berisiko jika sampai melakukannya. Sistem pengaturan nomor administrasi yang saya miliki sudah sangat bagus, dan orang lain pun kecil kemungkinan akan menirunya. Ya karena sangat merepotkan. Hihihi

Kalau pun ada yang bertanya saya cukup menjawabnya secara singkat dan terbatas. Ya itu sudah seperti rahasia dapur bagaimana cara mengelola banyak akun dengan sistem keamanan yang baik dan minim risiko. Walaupun celah keamanan itu pasti ada.

Ada beberapa alasan mengapa membuat rekening bank digital tanpa rencana itu bahaya banget, saya bisa sebagai berikut.

Bisa Bikin Repot Ketika Mengelola Banyak Akun Perbankan

Bagi orang yang gampang lupa/pelupa, saya sarankan cukup memiliki 1-2 rekening saja dengan komposisi satu akun bank konvensional dan syariah. Bisa juga juga satu akun bank konvensional/syariah dan satunya lagi bank digital.

Hindari membuat rekening bank digital lebih dari 2 jenis. Karena sangat mubazir banget, dan justru akan sangat merepotkan satu hati nanti, hal itu berkaitan dengan biaya-biaya saat ini belum muncul (contoh biaya admin).

Simpelnya lagi menyesuaikan kebutuhan dan kondisi wilayah yang memiliki sebaran mesin ATM yang merata. Walaupun sekarang ini sebagian besar transaksi sudah dilakukan secara online, kebutuhan uang tunai (cash) masih sangat tinggi.

Saya berikan salah satu contoh mudah biar jelas dalam kondisi real. Meskipun saya sendiri memiliki komposisi rekening bank yang lebih banyak dari contoh di bawah ini.

Saya memiliki rekening pertama dari BRI sebagai rekening utama, dan berniat ingin membuat rekening kedua. Biar kesannya tidak mubazir saya memilih BSI Syariah untuk keperluan menyimpan dana darurat, karena BSI (Akad Wadiah) tidak ada biaya administrasi bulanan.

Jika saya memilih rekening kedua dari BNI, BTN atau Mandiri. Ya itu sama saja saya buang-buang uang untuk biaya administrasi bulanan di 2 bank BUMN. Karena sama-sama dari bank BUMN pasti, fitur-fiturnya ya pasti hampir tidak jauh berbeda.

Satu-satunya yang membedakan 4 bank BUMN adalah sebaran mesin ATM. BRI jelas memiliki sebaran mesin ATM dan agen-agen yang jumlahnya banyak sekali. Hampir setiap desa memiliki minimal 1 agen BRI, dan setiap kecamatan minimal ada 1 kantor unit.

Jadi, semisal saya membutuhkan uang tunai dalam jumlah besar, tapi saldo rekening BRI sedang berdarah-darah. Saya tinggal memanfaatkan BI Fast untuk transfer saldo dari BSI ke BRI. Untuk sekarang ini mesin ATM BSI baru tersedia di beberapa kecamatan saja.

Kondisi bisa berbeda jika berada di kota. Pilihan mesin ATM ada beragam, bahkan untuk bank swasta (bank BUKU 2 dan 3).

Meskipun saya nulis panjang banget untuk sub-judul ini. Intinya adalah mengelola banyak akun perbankan akan berisiko tinggi lupa password, dan hal lainnya yang menyebabkan hilangnya kendali atas rekening pribadi. Memiliki rekening sesuai kebutuhan adalah keputusan terbaik.

Risiko Biaya Admin di Kemudian Hari

Saya sangat yakin perusahaan yang mengeluarkan bank digital, pasti salah satu tujuannya adalah memudahkan nasabah dalam memenuhi kebutuhan transaksi finansial. Oleh karena itu, perusahaan akan memberikan pelayanan terbaik kepada setiap nasabah.

Untuk saat ini sebagian besar bank digital belum, atau bahkan tidak akan menerapkan biaya administrasi bulanan kepada nasabah. Setahu saya baru Jenius dari bank BTPN yang sudah menerapkan biaya administrasi sebesar Rp10rb/bulan.

Baru bicara biaya bulanan, belum biaya lain yang tidak saya sebutkan. Setiap bank memiliki kebijakan masing-masing mengenai biaya bulanan atau biaya transaksi yang dibebankan kepada nasabah.

Bayangkan saja jika kalian memiliki 5 akun bank digital, dan setelah 3 tahun pemakaian. Bank menerapkan biaya admin bulanan dengan nominal minimal Rp10rb-Rp15rb/bulan. Belum lagi biaya admin dari bank konvensional yang sudah dimiliki sebelumnya.

Oleh karena itu, disarankan membuat bank digital cukup satu saja yang memiliki fitur dan layanan paling bagus menurut kalian. Namun, catatan ini hanya sebuah saran (bukan sebuah perintah). Terserah jika kalian ingin membuat rekening bank digital lebih dari satu. Risiko silakan tanggung sendiri.

Sebenarnya biaya admin bukan masalah besar jika nasabahnya kategori orang kaya (asli). Karena orang kaya (asli) saldonya pasti sudah bisa menutup biaya admin bulanan.

Kalau untuk kaum mendang-mending rekening kepotong biaya notifikasi Rp500-Rp2rb. Rasa-rasanya seperti tidak ikhlas kalau pihak bank memotong biaya sekecil itu. Terkadang, fitur sepele seperti notifikasi bank tetap mengenakan tarif.

Mubazir Memiliki Bank Digital Lebih dari Satu

Saya langsung ambil salah satu bank digital yaitu dari bank Jago. Satu akun menyediakan nomor rekening virtual (kantong) yang jumlahnya ada 40, yang terdiri 20 kantong bayar dan 20 kantong nabung.

Jumlah kantong sebanyak itu sudah sangat mencukupi untuk keperluan yang bisa disesuaikan. Setiap bank digital memiliki nama masing-masing yang beraneka ragam. Tapi intinya satu akun bisa berisi banyak kantong/pos/apalah itu.

Tentu sangat mengherankan jika satu orang bisa memiliki 2-3 rekening bank digital. Jujur saja saya belum tahu apa motivasinya, tapi keputusan tersebut cenderung mubazir kalau sampai dilakukan.

Kalau ada yang bilang “aku ingin punya kartu debit yang lucu-lucu”. Ah sudahlah…keinginan masing-masing orang jelas berbeda. Saya hanya menulis dari sudut pandang diri sendiri :v

Saya pun tidak bisa menyalahkan atau membenarkan orang seperti itu. Jika alasan memiliki rekening bank digital lebih dari satu atas dasar “keinginan/gengsi” bukan “kebutuhan”.

Dengan kata lain tugas dari tim marketing perbankan berhasil mengakuisisi nasabah-nasabah baru berkat penawaran yang menarik.

Meskipun di catatan ini saya bilang mubazir memiliki 2 rekening bank digital. Ya saya perlu tegaskan kembali, hal itu berdasarkan hasil pengamatan pribadi dengan mempertimbangkan beberapa hipotesis.

Masalah valid atau tidaknya pernyataan saya, tentu harus dilakukan uji ilmiah terlebih dulu. Data dan fakta itu penting. Jika hanya asumsi penulis, jangan sekali-sekali menggunakan catatan ini sebagai referensi. Ingat itu baik-baik!

Sekian dari saya, dan terima kasih untuk hari ini.

Daily Life 2023 #281

Salam,

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *