Menjadi Saksi Bisu Antara Aku dan Mereka

Fatkhiyatus Sadiyah dan Abdul Jalil

Update Terakhir: 14 Agustus 2022 Oleh Abdul Jalil

Pada suatu ketika aku , pengurus  Masjid Al Kautsar dan teman-teman lainnya mengisi liburan di objek wisata candi gedong songo. Liburan yang sepenuhnya ditujukan untuk kebahagiaan kami bersama.

Namun, aku tidak merasa bahagia. Bukan karena mereka sebab utama aku bisa merasakan kesedihan. Kesedihan ini yang dulu pernah aku catat di waktu sebelum catatan ini terbit.

Kesedihanku itu bukan tampak aku harus menangis dengan air mata. Dengan diam tidak ingin membicarakan sesuatu kepada lain itulah salah satu cara untuk menyampaikan kesedihan kepada teman-teman.

Jika harus di pikirkan jujur saja aku  tidak ingin untuk memikirkannya. Oleh sebab itu aku sendiri banyak disebut orang yang aneh.  Pada waktu itu untuk tersenyum pun aku merasa sangat berat. Boleh jadi liburan pada waktu itu seperti tidak ada liburan.

Ku lihat mereka sangat bahagia tapi ada beberapa teman yang masih menyempatkan waktu untuk menghibur dan mengajakku untuk bersenang-senang. Berusaha sebaik mungkin agar semua pihak menjadi pribadi yang berbahagia bersama-sama.

Menjadi kisah hari itu adalah bukan yang terakhir impian dalam kehidupanku selama menjadi mahasiswa. Karena kesedihanku itu hanya sebatas kata-kata dalam dunia.

Ketika hari semakin siang perasaan di dalam pemikiranku menjadi berubah. Tentang kebahagiaan yang sempat tertunda sekian jam dengan alasan yang belum bisa di klarifikasi.

Alur kehidupan semakin membuatku untuk terus mencari arti dari saksi bisu. Tidak hanya diam dalam maksud yang tersembunyi melainkan ada sesuatu yang perlu untuk disampaikan dengan segera.

Catatan ini hanya sekedar catatan untuk mengisi waktu luang selama menjadi mahasiswa dan seterusnya. Tidak ada maksud yang lebih baik dari pada hal itu sebelum dunia ini benar-benar berakhir dengan gelap.

Artikel ini telah terbit pada tanggal 23 Mei 2016 19.04 WIB

Salam,

TTD Abdul Jalil

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *