Menuju Kota Kosong Sebelum Senja Bersama Haruna

sebelum senja bersama haruna

Update Terakhir: 12 Agustus 2022 Oleh Abdul Jalil

Menuju kota kosong sebelum senja. Aku berjalan sendiri ketakutan sekali. Setiap kali bergerak jiwaku merasa sunyi. Ingatanku langsung menghubungkan langit kelabu diantara gedung.

Tiba-tiba angin yang berembus lembut. Tanpa peringatan terhapus suara kau ada di sana. Tiba-tiba di tengah hujan yang mulai turun, dunia yang telah berhenti mulai bergerak.

Di tengah-tengah pemandangan yang lewat. Seiring dengan musim tanpa henti mengulangi. Bahkan jika hari itu datang untuk tertawa dan berkata ” tidak ada yang berubah ” aku tidak peduli.

Sebuah jalan akan dibuat di belakang ku. Mencari angin baru hari ini dan besok. Aku akan berangkat pada perjalanan jauh. Tidak tahu akan kembali di mana pertama kali datang

Burung-burung warna-warni yang indah. Pohon-pohon kering basah oleh angin. Aku berangkat percaya bahwa sesuatu akan berubah, bahkan sekarang hari itu belum pudar.

Tiba-tiba angin berembus tanpa suara, menjatuhkan daun kering tunggal. Tiba-tiba di tengah hujan yang mulai turun tanpa suara. Dunia yang telah berhenti mulai bergerak kembali.

Ketika aku bertemu matahari terbenam, yang aku tidak tahu dari semua itu adalah menemukan sesuatu yang tidak berubah. Tanpa suara pada daun kering yang terjatuh bebas melayang-layang dan menyentuh tanah.

Menuju kota kosong sebelum waktu berakhir. Aku segera melangkah , aku berjalan , dan aku berlari. Siapa yang menyuruh juga aku tidak tahu. Aku tidak peduli akan hal itu, karena aku bukan seseorang yang biasa terdiam.

Baca juga:

Salam,

TTD Abdul Jalil

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *