Menulis Lebih Dari Tanda Karena Aku Percaya Kau Akan Suka

Update Terakhir: 13 Agustus 2022 Oleh Abdul Jalil

Purwokerto, 10 Mei 2014 – Foto lama yang baru aku unggah di blog pribadiku ini. Foto itu hanya ada satu dan satu-satunya yang aku miliki. Itupun diambil ketika aku tidak menyadarinya.

Tapi ya sudahlah bersyukur lebih baik daripada harus kecewa tidak ada yang lebih dari itu. Aku menamai judul catatan ini mirip seperti isi dari salah satu puisi yang pernah aku tulis.

Jika kalian memang memperhatikan boleh jadi akan mengetahui dengan mudah. Hanya itu saja  🙂

Aku tersesat hingga sampai ditempat itu dikarenakan memang sudah direncanakan oleh-Nya dan puisi iseng yang aku selesaikan di Masjid Al-Kautsar.

Jika ada lomba yang gratis-gratis dengan semangat aku memulainya. Tidak banyak pikir bagaimana hasil ya sudahlah karena semua ini sudah ada yang mengaturnya.

Untuk pertama kalinya aku mengikuti lomba menulis puisi yang diselenggarakan dikti. Aku harap kalian jangan heran mahasiswa non sastra bisa menulis puisi bagus dan indah.

Jika kalian lihat foto diatas sebagian besar adalah mahasiswa non sastra. Dan paling banyak memikirkan sesuatu yang perlu untuk ditulis itu adalah mahasiswa dari Sains dan Teknik.

Sebenarnya ada banyak kategori yang dilombakan. Khusus menulis puisi belum bisa dikatakan dominasi sastra itu lebih baik.

Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu judul itu hanya 6 jam saja namun banyak dari teman-teman menyelesaikan dengan waktu kurang dari 3 jam.

Sisa waktu yang dimiliki untuk jalan-jalan. Karena aku berpikir lomba itu untuk bersenang-senang.

Foto Pribadi : Abdul Jalil (Undip) di Ruang Kelas Kampus Universitas Muhamadiyah Purwokerto

Banyak kisah yang terekam dalam memori. Suasana sunyi senyap padahal sedang banyak orang. Memang sudah atur begitu. Aku lebih suka duduk dilantai daripada duduk dikursi yang sempit.

Jadi, aku lebih leluasa ketika menulis konsep. Konsep dari panitia banyak dari kami merasa sedikit bingung membingungkan. Maklum saja karena sebagian dari kami bukan mahasiswa sastra.

Puisi itu kebebasan bukan sekedar indah dalam penulisan melainkan maksud penulis itu tersampaikan. Tidak buruk memang maksud dari panitia tapi bisa jadi salah maksud dengan apa yang sudah ditulis oleh kami semua.

Itu semua hanya cerita yang tidak layak untuk dibaca. Aku harap kalian tidak membacanya karena catatan ini mengandung unsur ketidakjelasan lebih dari 70 persen.

Jika ada yang suka alhamdulillah, ada yang menghujat aku bangga, ada yang benci alhamdulillah. Ya pokoknya itu alhamdulillah. Karena semua ini sudah diatur oleh-Nya.

Artikel ini telah terbit pada tanggal 18 April 2016 16.00 WIB

Salam,

TTD Abdul Jalil

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *