Minggu Ketiga KKN

Update Terakhir: 11 Juli 2023 Oleh Abdul Jalil

Kaliayu, 23 Juli 2017. Minggu pagi untuk pertama kalinya aku dan teman-teman bermain dengan anak-anak desa Kaliayu. Dua minggu sebelumnya kami memang belum bisa bermain dengan mereka dengan alasan “masih sibuk tidur” di kamar masing-masing.

Untuk bisa bangun pagi memang butuh perjuangan yang ekstra. Demi mereka aku ingin sekali bermain dengan mereka sebagai penghibur rasa lelahku.

Bermain itu tidak perlu konsep rumit yang penting permainan bisa dilakukan oleh banyak orang. Permainan yang kami lakukan tidak perlu memerlukan uang untuk membeli jatah internet.

Kami hanya perlu jari-jari tangan untuk bahagia. Kalau anak jaman sekarang kebutuhan sudah berbeda dengan yang dulu.

Foto: Bermain Bersama Anak-Anak

Bedanya ada penambahan “jatah kouta internet”, alasannya tidak sedikit manusia di planet bumi tidak bisa lepas dari yang namanya “teknologi ” khususnya internet.

Karena internet sudah banyak membawa perubahan di segala aspek kehidupan umat manusia saat ini. Tapi aku tidak akan membahasnya terlalu dalam, biar orang lain saja yang membahas tentang hal itu.

Kembali lagi dengan catatanku bersama anak-anak. Sebenarnya ada rasa malu terhadap anak-anak karena mereka bangun lebih awal daripada kami.

Mereka ingin bermain bersama kami dengan keadaan apa pun (padahal kami masih ingin tidur). Teringat kami tidak boleh malas-malasan aku luangkan waktu bersama mereka. Mereka hanya perlu ditemani sampai keadaannya benar-benar lelah.

Sampai waktu menjelang terik matahari mulai meninggi dan perut juga masih belum diisi dengan sesuatu yang berkarbohidrat.

Pada akhirnya kami putuskan untuk pulang ke rumah masing-masing tapi tidak lupa kami luangkan waktu foto bersama sebelum pulang.

Foto: Senyum 😊

Foto di atas menjadi akhir dari catatan pada tanggal 23 Juli 2017. Sebenarnya masih ada banyak cerita yang perlu aku catat hanya saja keterbatasan waktu telah memaksaku untuk tetap mencatat semampuku.

Meskipun demikian aku tetap melanjutkan catatan di hari selanjutnya agar suatu hari nanti catatanku akan menjadi bukti nyata aku pernah ada di sana. Suatu bukti valid yang tidak terbantahkan.

Foto: Agenda Tiap Malam di Balai  Desa

25 Juli 2017 – Aku melewati satu hari mencatat karena memang belum ada dokumentasi yang layak untuk menjadi bagian dari catatanku.

Aku perlu bersabar dengan menanti segala kemungkinan yang ada ketika berhubungan dengan kegiatan berdokumentasi. Setidaknya aku masih memilik kesempatan untuk mencatat dengan dokumentasi yang ada.

Di tanggal tersebut merupakan salah satu kegiatan yang hampir tidak terlewatkan setiap malam. Menikmati jaringan Wifi gratis yang tersedia dengan kecepatan sampai 20 Mbps.

Aku tidak begitu paham yang dilakukan oleh teman-temanku karena aku sangat sibuk dengan tugas kecamatan yang harus segera diselesaikan.

Karena dengan begitu aku lebih leluasa untuk bermain di sesi selanjutnya. Karena ada Wi-fi di balai desa hidup kami seperti tidak terbatas.

Kalian bisa mengerti jika benar-benar manusia apa yang aku maksud “TIDAK TEBATAS”. Ya itu karena kami bisa mengakses segalanya tanpa ada batasan pemakaian internet.

Untungnya kami diberi batas waktu untuk istirahat dengan tanda kami kelelahan. Kalau sudah lelah ya pada akhirnya pulang ke Posko.

Teman-temanku juga baik hati karena biasa memberi sesuatu yang belum pernah aku jumpai terutama koordinator desaku itu. Aku hanya perlu bersyukur dapat satu tim dengannya.

Karena aku banyak mendengar rumor dari desa lain ada banyak sekali komentar kurang menyenangkan. Yang penting kami tetap tersenyum untuk masa depan cerah menyelesaikan misi demi misi desa sebelum penarikan Tim II KKN Undip.

Oh iya jika kalian perhatikan ada 4 dari 7 orang yang seharusnya ada. 3 yang lain tidak ikut karena malas untuk bergerak menuju balai desa. Jatah internet mereka cukup untuk seharian penuh tanpa pusing kehabisan.

Beda dengan diriku yang hanya bisa mengandalkan teman baik dan jaringan Wifi gratis. Jika ada kesempatan untuk menikmati Wifi gratis.

Aku meluangkan waktu untuk mengamankan sebagian data di unggah ke Google Drive (penyimpan awan).

Agar jika terjadi sesuatu dengan data yang tersimpan di komputerku hilang karena serangan virus jahat, aku masih mempunyai data cadangan yang masih tersimpan dengan baik.

Kapasitas penyimpan awan yang aku miliki kapasitas tidak terbatas. Padahal untuk akun premium dengan kapasitas 30 TB Google mematok harga per bulan sebesar  Rp. 3,9 juta.

Aku sangat bersyukur sekali bisa mendapatkan fasilitas super premium. Penyimpan awan yang sangat besar untuk kebutuhan individu mengingat bermanfaat dan baru terpakai sekitar 165 GB data yang sudah berada di Google Drive.

Aku bisa mengenal Google Drive karena sebatas iseng saja berselancar di internet dan terlebih juga aku mempunyai dua akun e-mail akademik (premium).

Tidak semua mahasiswa memiliki aku premium tersebut kalau tidak rajin mencari informasi di situs resmi Undip.

Baiklah.. aku ingin melanjutkan catatan yang lain saja. Pada malam tersebut aku memang sibuk dengan urusanku sendiri jadi tidak banyak hal yang aku lakukan bersama mereka.

Sebelum aku terlambat, aku menyempatkan untuk mengunggah data ke penyimpan awan milik Google. Oke terima kasih ya yang sudah menyempatkan waktu hingga di bagian ini.

Di catatan selanjutnya ada sesuatu yang manis untuk dilihat sekilas saja. Cukup duduk dan menikmati suasana yang ada daripada sibuk sendiri untuk mengabadikannya dan dipamerkan ke media sosial berebut tanda suka dan komentar dari komunitas penyuka kegabutan.

                                                    Foto: Senja Muara Kencana

Manusia sekarang ini memang lebih suka memamerkan suasana hatinya daripada menikmati keadaan sekitar untuk menjadi obat kehidupan yang semakin rumit.

Terlalu banyak menikmati pagi dan melupakan sebagian besar senja, bersemangat menjalani hidup memang baik namun seimbangkan dengan renungan hati untuk mengintrospeksi diri. 

Pantai yang sedang surut aku duduk di sampingnya membayangkan percakapan singkat sore hari dengan suasana hatinya.

Aku merindukannya dia yang di sana sedang menikmati pekerjaannya sebangai penyelamat masa depan generasi penerus bangsa.

Aku sangat menghormati pekerjaan yang akan dilakukannya. Bahkan aku sendiri merasakannya sebagian rasa dari nikmatnya menjadi penyelamat masa depan generasi penerus bangsa.  

Aku hanya perlu mensyukuri nikmat kehidupan ini agar Allah terus menambah nikmat dunia dan akhirat.  Jadi apa pun yang sedang aku alami di kehidupan ini adalah sebagian dari tanda.

Hingga magrib menjelang aku masih saja menikmati keadaan sekitar sambil melihat laut yang sedang surut dan menunggu teman-teman berfoto.

Aku hampir tidak peduli dengan mereka lakukan di tepian pantai. Aku bersikap demikian seperti mereka lakukan padaku. Mudah saja bagiku untuk melakukannya.

Hingga sesampainya di Posko KKN aku hanya tersenyum saja menikmati skenario kehidupan yang begitu unik untuk terus diikuti.

Karena masih ada banyak catatan di hari selanjutnya, aku menyempatkan waktu untuk mengganti bahasan mengenai catatanku ini. Jadi, jangan cepat berlalu dengan catatan kali ini.

Foto: Seusai Upacara Bendera Memperingati HUT Kabupaten Kendal 2017

27 Juli 2017 – Hari berganti lagi dengan catatan biasa dari seseorang yang biasa pula. 

Terasa membosankan kalau catatan dariku tidak menimbulkan kerusuhan di dalam hati di diri pembaca setia dari catatanku ini.

Tetap saja aku akan melakukan sesuai yang bisa aku nikmati dikemudian hari.

Oh iya foto yang kalian lihat merupakan satu-satunya foto lengkap kami memakai jaket KKN, selebihnya aku belum menemukannya.

Jika aku menemukan foto yang lain dengan senang hati kalimat sebelumnya akan diganti sesuai dengan fakta di lapangan.

Karena aku harus bisa menyesuaikan dengan kejadian yang sebenarnya sebisa mungkin apa adanya.

Oke kalau begitu aku akan melanjutkan catatanku yang terakhir di minggu ketiga KKN. Catatanku ini merupakan bagian dari program keilmuan.

Target dari programku ini adalah perkumpulan ibu-ibu. Sebelum aku membuat catatan di halaman ini, sebenarnya aku sudah mempersiapkan di dokumen reportase untuk kecamatan.

Aku menulisnya kembali agar kalian mengetahui dokumen tersebut. Dokumen reportase aku beri tanda tulisan

Kendal, 29 Juli 2017. Telah dilaksanakan program mono disiplin oleh salah satu mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) tim II kecamatan Cepiring.

Program pelatihan pembuatan sabun cuci sebagai bentuk aplikasi penerapan ilmu sains untuk ibu-ibu PKK Desa Kaliayu.

Kegiatan tersebut bertujuan agar ke setiap ibu-ibu yang menghadiri pelatihan dapat melihat langsung dan memahami cara pembuatan sabun cuci piring yang biasa di jual di pasaran.

Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan sabun cuci piring merupakan bahan aman dan bisa di dapatkan di toko kimia terdekat. Bahan baku terdiri dari 11 jenis saja berikut daftar bahannya :

  • Bahan 1 : ½ kg Emal N270 (Sodium Laureth Sulfate)
  • Bahan 2 : 20 ml Amphitol (Cocamide Propyl  Betaine)
  • Bahan 3 : ¼ Kg  NaCl
  • Bahan 4 : 50 gr Citrun (Citric Acid)
  • Bahan 5 : 50 gr STPP (Sodium Tri Polyphospate)
  • Bahan 6 : 50 gr Sodium Benzoat
  • Bahan 7 : 50 cc Lemon Oil
  • Bahan 8 : 5 cc Tergitol NP10
  • Bahan 9 :  10 cc Gliserin
  • Bahan 10 : 10 cc Pewarna Makanan
  • Bahan 11 : 5 Ltr Aquades

Dari semua bahan yang telah ada. Kemudian merupakan langkah selanjutnya untuk membuat sabun cuci dengan memasukkan bahan 1 s/d 6.

Masing-masing dari bahan tersebut Emal N270 (Sodium Laureth Sulfate) merupakan bahan dasar pembuat sabun.

Amphitol (Cocamide Propyl  Betaine) yang berfungsi sebagai foam booster dan dan pengental (Amphoteric Surfactant). Lalu ada Natrium Klorida (NaCl) bahan berbentuk bubuk sebagai pengental sabun dan pembersih.

Ada bahan yang bernama Citrun atau nama kimianya adalah Citric Acid berfungsi sebagai pembersih dan mengkilapkan gelas (kaca).

Ada pula Sodium Tri Polyphospate yang berfungsi sebagai pembersih noda (teh, kopi, lemak, dll). Bahan keenam dari daftar ada Sodium Benzoat sebagai pengawet dan juga anti jamur.

Dari keenam bahan yang sudah di masukan ke dalam baskom besar dengan kapasitas (>5 liter) di tambahkan pula kira-kira 2 liter Aquades.

Bahan yang di campur tadi akan muncul reaksi berbusa, tunggu dulu hingga reaksi busa berhenti. Aduk dengan menggunakan alat mixer (bisa menggunakan alat lain) yang akan menghasilkan larutan berwarna putih butek (keruh).

Untuk mendapatkan larutan yang berwarna bening bisa dengan mendiamkan larutan selama kurang lebih 24 jam. Sisihkan pula Aquades sebanyak ½ liter ke botol sebagai bahan pelarut untuk akhir proses jika diperlukan.

Karena  proses 1 s/d 6 membutuhkan waktu yang relatif lama. Untuk mempersingkat waktu larutan yang sudah setengah jadi itu langsung di tambahkan dengan bahan 7 s/d 10 dan sisa Aquades di dalam jerigen putih.

Jika larutan merasa terlalu kental bisa menambahkan bahan 11 ( ½ liter Aquades) yang ada di dalam botol. Maka, sabun cuci sudah siap di gunakan sebagai cairan pembersih.

Foto: Dokumentasi Kegiatan Pembuatan Sabun

Ibu-ibu PKK yang menghadiri pelatihan merasa sangat senang sekali bisa mendapatkan pengetahuan baru mengenai cara pembuatan sabun cuci piring.

Bahkan tidak sedikit dari ibu-ibu ingin dipesankan bahan-bahan pembuat sabun di toko kimia terdekat.

Bagi ibu-ibu ilmu tersebut merupakan suatu hal yang baru dan perlu di coba bersama-sama sebagai salah satu bentuk kegiatan di Desa Kaliayu.

Butuh waktu untuk berpikir bagaimana mengaplikasikan ilmu sains kepada masyarakat Desa Kaliayu yang sesuai dengan keadaan saat ini.

Pada akhirnya mahasiswa yang bernama Abdul jalil (Fisika Undip 2013) memberikan pelatihan mengenai cara membuat sabun cuci kepada ibu-ibu PKK.

Berikut beberapa dokumentasi kegiatan yang berhasil di abadikan sebagai tanda bukti telah menyelesaikan salah satu program mono disiplin.

Foto: Dokumentasi Kegiatan Pembuatan Sabun

Catatannya cukup sampai di sini saja ya. Aku berusaha untuk melanjutkan catatan berikutnya demi kalian yang rela menunggu. Terima kasih 😊

Sampai jumpa di catatan selanjutnya “Minggu Keempat KKN

Salam,

TTD Abdul Jalil

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *