Minggu Pertama KKN

Update Terakhir: 4 Juli 2023 Oleh Abdul Jalil

Kaliayu, 13 Juli 2017– Pagi yang cerah dengan suasana sejuk. Hari kedua KKN di Desa Kaliayu kegiatan yang dilakukan oleh kami adalah perkenalan dengan semua perangkat desa.

Kalian mungkin mempunyai banyak pertanyaan dan salah satunya adalah mengapa hanya berlima saja yang terlihat duduk saling mendengarkan satu sama lain. Itu karena di Desa Kaliayu hanya ada 4 perangkat aktif dan 1 staf perangkat desa.

Foto: Pertemuan Pertama dengan Perangkat Desa Kaliayu

Sebenarnya ada 5 perangkat aktif namun 1 posisi (sekretaris desa) sedang kosong dikarenakan sakit lumayan parah dan harus di bawa ke rumah sakit. Aku berharap beliau segera sembuh dan dapat bekerja seperti sedia kala.

Perkenalan kami tidak berlangsung lama dengan perangkat desa. Kami sebenarnya masih gugup dan belum memberanikan diri untuk memulai lebih awal dengan berbagai pertanyaan penting. Kami mendengarkan berbagai hal yang berkaitan dengan lingkungan desa.

Karena Desa Kaliayu berdekatan dengan jalan Nasional 1 atau lebih di kenal jalan Pantura, kami harus menyiapkan diri dan beradaptasi dengan lingkungan yang mayoritas adalah penduduk dataran rendah (dekat dengan pantai).

Foto: Peta Desa Kaliayu

Jika kalian ingin lebih jelas mengenai karakter penduduk dataran rendah cari saja di mesin pencari (sudah pandai kan ?).

Khusus untuk aku, perlu melapangkan dada seluas-luasnya jika ada omongan dari warga desa yang mungkin kurang nyaman ditelinga mereka. Karena aku berasal dari desa, cukup lumayan mengetahui prediksi-prediksi apa saja yang dirasakan oleh masyarakat Desa Kaliayu jika ada mahasiswa KKN.

Ingat, KKN itu adalah tempat berbagi kesenangan dan kesedihan. Jadi apa pun yang terjadi di lokasi KKN perlu dimusyawarahkan, agar tidak menjadi hal yang merugikan bagi diri sendiri dan orang lain. intinya kita belajar hidup bermasyarakat dan memasyarakatkan kehidupan di Desa Kaliayu.

Sowan ke Sesepuh Desa Kaliayu H. Muhamad Sa’dullah

Yang paling menyenangkan selama berkegiatan KKN menurutku adalah ketika orang lain merasa senang dengan kehadiran “kita”. Karena masyarakat di Desa Kaliayu aku percaya merupakan salah satu penduduk yang membahagiakan.

Jadi, di awal kehadiranku dan teman-teman perlu memikirkan berbagai hal yang akan dibagikan kepada masyarakat.

Sesungguhnya aku hanya sedang menggoda diriku sendiri ketika menuruti keinginan teman-temanku yang sangat senang jalan-jalan. Sore hari setelah berkegiatan di masyarakat bersama teman-teman menyempatkan waktu untuk melihat yang hijau-hijau (maklum ada anak kota ingin lihat yang begituan).

Foto: Belakang Kami Itu Sawah

14 Juli tertanggal demikian aku mencari kesenangan lain ketika yang lain sibuk mengabadikan tentang keberadaannya, sedangkan aku lebih ingin menikmatinya dan jika ada sedikit kesempatan aku hanya ingin menyimpannya.

Sekarang aku melewati hari berbeda dan menuliskan satu hal yang dirasa tidak penting untuk di catat. Tapi satu hal yang tidak penting ini adalah salah satu tanda kehidupan di kehidupan KKN.

Salah satu temanku sedang memasang tanda posko KKN- TIM II Universitas Diponegoro tahun 2017 di desa Kaliayu. Harusnya tanda tersebut sudah terpasang sejak pertama kali kami datang, tapi baru terpasang di tanggal 15 Juli 2017.

Foto : Pemasangan Tanda Posko KKN – Tim II Undip T.A 2017

Ya sudahlah, setidaknya kami tidak melupakan untuk memasang tanda tersebut. Setelah tanda tersebut terpasang aku yakin tidak sedikit warga masyarakat Desa Kaliayu akan melihatnya karena letak posko berada di samping jalan utama.

Di dalam hatiku ada rasa tidak sabar menunggu kehadiran anak-anak desa untuk datang ke posko kami. Karena anak-anak adalah sebagian obat penghilang rasa kecewa, rasa lelah, dan sumber kebahagiaan. Aku rasa mereka (anak-anak) akan senang dengan kehadiran kami selama kurang lebih 40 hari.

Setelah pemasangan tanda posko KKN- Tim II/Undip, kami semua diajak ke suatu tempat yang sedang ada kegiatan pemasangan “paving blok” di Desa Kaliayu. Seharusnya aku tidak berada di sini (pembangunan jalan desa) melainkan sedang menguliti kambing untuk acara di rumah H. Muhamad Sa’dullah (karena sudah di arep-arep beliau).

Aku merasakan ada yang sedang mencari kami (para lelaki) tapi ya sudahlah. Sekarang aku dan teman-teman sedang di jalan tersebut. Pada akhirnya yang kami lakukan adalah sebuah pencitraan semata demi satu laporan di kegiatan KKN. Hihihi

Foto: Membantu Pemasangan Paving Blok

Di dalam hatiku merasa sedih yang belum dapat dijelaskan secara detail mengapa kegiatan KKN masih diisi dengan berbagai pencitraan yang sebenarnya tidak perlu untuk dilakukan. Mungkin, bagi sebagian orang pencitraan adalah bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat.

Aku pernah bermimpi di kegiatan KKN, benar-benar di lepas dengan segala aturan yang dirasa kurang relevan bagi mahasiswa. Aku ingin berkreasi sebebas-bebasnya untuk desa demi kebaikan bersama.

Namun belum dapat di lakukan karena terkendala aturan yang baru saja diterapkan oleh dosen KKN. Aku dan teman-teman selalu ingin membuat cerita masing-masing untuk dibawa pulang sebagai kenangan manis. Tapi apa boleh buat, cerita ini akan seperti dibuat-buat demi terpampang jelas nilai A.

Aku melakukan yang bisa dilakukan dengan sepenuh keyakinan semoga baik-baik saja dan tidak meninggalkan kesan buruk selama berada di desa KKN. Aku berusaha untuk lebih dekat dengan masyarakat dengan lebih sedikit melakukan jalan-jalan keluar desa KKN (itu keinginanku tapi tidak demikian kenyataannya).

Belum genap seminggu salah satu dari kami sudah sibuk membicarakan ingin jalan-jalan ke mana dari pada membicarakan kita ingin melakukan apa saja di desa sebelum semuanya ini berakhir untuk selamanya. Bagiku jalan-jalan adalah bonus setelah berbagai misi sudah dilakukan dengan baik dan benar.

Kalau sudah seperti itu mungkin saja aku akan menjadi teman yang di anggap baik bagi mereka atau sebaliknya. 360 derajat pola pikirku sangat berbeda dengan mereka. Karena KKN adalah kerja bersama /kelompok, bukan kerja sendiri-sendiri

Apalagi di jaman sekarang (KKN) gadget adalah suatu kebutuhan primer. Masih meragukan gadget bukan salah satu kebutuhan primer?  aku beri sedikit contoh saja :

Catatan: Mahasiswa=Manusia

  1. Manusia lebih mempertanyakan di sana ada sinyal apa (2G,3G, H+ dan 4G) atau di sana akan makan apa? (ujung-ujungnya ngeluh sinyal jelek atau menu makan malamnya membosankan)
  2. Manusia lebih mempertanyakan di sana ada umkm apa saja atau di sana ada tempat untuk nongkrong bersama ? (ujung-ujungnya sibuk jalan-jalan dan duduk bersama serasa sendirian)
  3. Manusia lebih mempertanyakan kapan bisa pulang untuk beli paket data atau pulang ke rumah untuk sekedar melepas rindu dengan orang tua? (ujung-ujungnya sibuk bikin jadwal pulang bersama-sama)

Tiga pertanyaan yang ngawur itu jangan di anggap serius. Lebih baik anggap saja foto yang di bawah ini kami sedang serius melihat obrolan (chatting) yang sangat menarik untuk kalian lihat.

Kalian menganggap kami sedang membicarakan permasalahan desa. Kalian yang membaca sampai di kalimat ini ingin menganggap kami sedang apa? 😊

Foto: Siapa yang Paling Sibuk ?

Kalian yang menilai kami ini seperti apa, itu terserah hati kalian ingin berkata apa. Yang pasti kami hanya duduk dan sedang memegang sesuatu dengan serius. 😊

Sampai jumpa di catatan selanjutnya “Minggu Kedua KKN

Salam,

TTD Abdul Jalil

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *