Update Terakhir: 30 Januari 2021 Oleh Abdul Jalil
Semarang, 31 Januari 2019 – Alhamdulillah mengucap syukur pengukuhan Purnacisya Racana Diponegoro telah selesai dilaksanakan. Hari sebelumnya beberapa Anggota Racana Diponegoro (ARD) mengikuti kegiatan prosesi wisuda di Universitas Diponegoro (Undip).
Ada begitu banyak anggota yang lulus di periode 153. Namun, hanya mereka yang memang memiliki kesempatan untuk merasakan momen terakhir menjadi anggota.
Mereka adalah Widi Hancoyo (FT), Diana (FPP), Romadhon (FIB), dan Alver (FT). Ya mereka semua pernah menjadi Anggota Racana Diponegoro atau biasa dipanggil dengan sebutan ARD.
Aku belum memiliki kesempatan untuk mengikuti mereka memakai toga wisuda Undip. Mungkin, lain kesempatan pasti aku akan memakainya.
Aku sendiri masih banyak urusan yang memang seharusnya harus diselesaikan dengan segara agar dosen pembimbing ku tidak repot-repot mencariku. Jalan ku menjadi seorang Anggota Racana Diponegoro masih relatif lama. Aku hanya perlu menunggu saja.
Alver akhirnya lulus juga. hehehe
Aku dan Ipon memang belum lulus, tapi melihat si Alver lulus di kampus Undip dan sah menjadi anggota Purnacisya Racana Diponegoro kami ikutan bahagia. Berarti hanya tinggal beberapa teman saja yang akan meneruskan kesempatan untuk di wisuda seperti si Alver.
Jika orang lain merasa sedih belum lulus-lulus juga, aku dan Ipon tetap merasa hepi dan benar-benar menikmati kisah di akhir masa-masa kuliah. Bahkan banyak yang tidak percaya kami ini sudah semester 12 meskipun sudah berkata jujur.
Pokoknya aku pribadi hanya ingin berusaha untuk berkata jujur. Intinya aku ingin selalu hepi dengan standar kebahagiaan ku sendiri baik di kampus maupun di Racana Diponegoro.
Baca juga: Pelantikan Purnacisya Racana Diponegoro
Tidak akan lama lagi aku juga akan segera menyelesaikan draf pembahasan skripsi. Jujur saja terkadang rasa malas itu bisa muncul tiba-tiba, rasanya hanya ingin pergi kemanapun aku suka.
Tentu saja dengan si Ipon, hanya di seorang yang paling bisa diandalkan ketika lagi bahagia maupun lagi susah.
Dokumentasi Lainnya
Ya jelaslah aku yang paling tampan, karena mereka adalah adik-adik ku di Racana Diponegoro. Tentu saja ada korelasinya, tinggal kalian bisa mengerti atau tidak tentang apa yang aku sampaikan ini. Tidak ketinggalan salam jari kelingking dari Hiroeshy Nakata untuk semuanya.
Di Racana Diponegoro menjumpai momen yang seperti itu banyak kok. Aku hanya bisa tersenyum dan menunggu kesempatan berikutnya siapa yang akan pergi meninggalkan lebih dulu (putus maksudnya). Kalau tidak serius ujung-ujungnya rawan meninggalkan atau ditinggalkan.
Ya semoga saja kisah-kisah cinta di Racana Diponegoro tidak merusak apapun yang baik di organisasi. Aku terlalu malas mendengarkan curhatan orang-orang yang ngeyel.
Yaudah deh, daripada ku tambah ngawur, lebih baik aku akhir saja catatan ini, meskipun masih ada kaitannya dengan Racana Diponegoro. Aku masih ada catatan lain yang harus segera di selesaikan sebelum terlambat. Terima kasih
Catatan Akhir Kuliah #82
Salam,