Pesan Yang Tidak Akan Pernah Sampai Dari Sebuah Lilin Yang Menyala

Update Terakhir: 12 Oktober 2020 Oleh

Foto Bersama : Ultah Keluarga Besar Racana Diponegoro 2016

Hari besar di bulan November aku bersama mereka yang masih berbahagia dengan rasa duka cita masing-masing. Aku yang dulu selalu menantikan malam istimewa dan pada akhirnya hanya ada rasa sesal sejenak dan aku memikirkan hal lain selagi masih sempat untuk berpikir jernih.

Kenangan yang masih aku ingat tentang dulu ketika sebelum ada lilin yang menyala untuk ketiga kalinya untuk diriku. Aku rela datang dari jauh hanya ingin menyampaikan pesan kepada seseorang yang sudah berbaik hati membuatku bahagia hingga aku kembali merasakan kesedihan yang cukup memilukan. Aku hanya membawa raga seorang diri dalam keadaan basah dan tidak ada satu pun yang bisa diselamatkan ketika badai menemani perjalanan malam menuju lokasi yang sama.

Membuat cerita yang susah dimengerti oleh orang lain adalah sebagian misiku didunia ini membuat pesan-pesan rahasia sebelum aku benar-benar kembali dan tidak akan pernah pulang. Hanya penerima pesan dariku saja yang akan mengerti maksud dan tujuan dari misi-misi yang sudah aku jalankan selama ini. Tahun lalu (2015) aku memang gagal menyelesaikan misi dari seseorang dan membuat sebagian teman ada rasa kecewa kepadaku. Namun aku tetap berusaha untuk memperbaiki yang masih dapat diselesaikan walaupun pada akhirnya hanya ada rasa sakit dan memilukan.

Dan hari istimewa yang dinanti oleh teman-teman adalah ketika aku berdiri di depan lilin yang menyala dan berdoa agar aku dipertemukan dengan Haruna. Iya memang sebagian besar dari teman-temanku hingga saat ini masih penasaran dengan sosok Haruna yang aku ceritakan selama ini di dalam setiap catatan yang berkaitan dengan dirinya. Yang pasti Haruna adalah seorang perempuan berparas cantik, anggun dan penuh kasih sayang.

Pada saat itu (26 November 2016) aku sepertinya tidak tahu ingin berkata apa lagi kepada mereka semua yang hadir di ruang makan. Sudah menjadi kewajiban bagi yang berulang tahun pada bulan itu memberikan satu porsi hidangan lengkap untuk satu anggota yang dianggap spesial/istimewa. Di ruang makan ada satu nama (Mrs.I) yang menjadi target, hanya saja aku kurang beruntung dengan nama yang aku pilih karena satu hal saja. Dan pada akhirnya aku memilih perempuan lain yang satu kampus yaitu adikku sendiri (di Reka III/Kecebong). Aku memilih dia karena memang tidak ada pilihan lain lagi yang bisa menjadi obat kerinduanku yang belum sempat hilang di masa lalu dan cari aman saja daripada aku memberikan ke orang lain.

Walaupun dulu pesanku tidak pernah sampai dengan baik, setidaknya masih ada kesempatan yang baik di tahun ini (2016) untuk menghibur diri dengan beberapa teman yang sama-sama merasakan kesedihan. Setelah ada kesedihan pada waktu itu aku dan teman-teman bisa bergembira lagi. Karena aku yakin Haruna butuh kasih sayang bukan seorang yang lain lagi kecuali aku. 😊

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *