Petir Pertama Yang di Wisuda

Update Terakhir: 12 Oktober 2020 Oleh

wisuda undip
Foto Bersama : Nusaiba (Baba) dan Teman-teman

Periode wisuda ke. 144 Universitas Diponegoro menjadi hari yang paling membahagiakan baginya dan sekaligus menjadi akhir statusnya sebagai mahasiswa Undip. Apalagi lulus dengan predikat “cumlaude” siapa yang tidak bahagia ?  Kalau ada yang tidak bahagia boleh jadi sedang memikirkan setelah lulus aku kerja apa ya ? itu juga bisa menjadi salah satu sumber ketidakbahagiaan seseorang di zaman sekarang ini.

Dia atau Baba merupakan orang pertama yang di wisuda (Angkatan Gledeg/LPK). Wajar saja kalau dia lulus yang paling awal karena program studi yang di ambil itu D3 bukan S1, cukup 6 semester menempuh perjalanan kuliah di Undip.  Sisanya (kami) adalah mahasiswa yang di menempuh kuliah S1 di masing-masing program studi. Boleh jadi , setelah Baba akan dilanjutkan Sibil di wisuda dan teman-teman Gledeg lainnya. Aku sendiri masih menjalani perjalanan panjang di kampus Undip. Hingga saat ini (semester 7) 15 dari 34 sks sudah lulus uji dan sisanya akan aku selesaikan di semester 8 dan 9.

12 mata kuliah dengan status “ tidak lulus” itu rasanya sakit kalau kalian melihatnya dengan kedua mata dan hati. Dengan cara baik aku mendapatkan nilai seperti itu. Aku menanggapinya dengan rasa syukur hingga saat ini. Aku memang jauh tertinggal dari mereka namun tidak akan menjadi beban di kemudian hari kalau aku lebih dahulu bahagia dengan kesuksesan nyata untuk sebagian umat manusia. (duhh aku cerita apa ya ?)

Wisuda adalah akhir sekaligus awal bagi kehidupannya dikemudian hari. Suatu hari nanti aku juga akan mengalami hal yang sama seperti Baba. Hanya saja ruang dan waktu menjadikannya rasa yang berbeda. Kisahnya sudah berakhir di kampus Undip namun kenangan bersamaku dan teman-teman yang lain tidak akan berakhir sampai kapan pun. Dirinya akan tetap abadi dalam catatan ku ini. Anak cucuku juga akan membaca sejarahku dan dirinya sebagai salah satu teman yang pernah menjadi bagian dari sejarah ayahnya ini. Jadi, jika kalian belum paham dengan catatan ini tidak mengapa, karena butuh waktu yang tidak sebentar untuk benar-benar paham dengan maksud dan tujuan yang sudah sering aku sampaikan kepada kalian.

Petir pertama memang sudah menyambar kampus, aku juga tidak ingin menjadi petir terakhir yang akan menyambar kampus.

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *