Puasa Hari Keempat: Hanya Ingin Tersenyum

hanya ingin tersenyum tulus

Update Terakhir: 26 Maret 2023 Oleh Abdul Jalil

Grobogan, 26 Maret 2023 – Alarm sahur telah berbunyi, saya terbangun lebih dulu dari si Sandi. Hanya saja saya mengumpulkan cakra terlebih dulu. Sepengetahuan saya seseorang yang memiliki kekasih, setiap waktu sahur tiba alarmnya berbeda dengan orang yang tidak memilikinya.

Saya terbiasanya dengan hal seperti itu dan tidak berkecil hati. Masih bisa menikmati hidup meskipun dengan cara yang berbeda. Menjadi manusia pada umumnya dan tersenyum seperti biasanya. Pokoknya saya harus sahur agar bisa melewati hari ini dengan bahagia.

Sandi sudah memasak naik dan tinggal beli lauk saja. Untuk pertama kalinya di bulan puasa saya sahur di luar rumah. Karena hari kemarin saya mengikuti acara buka bersama beberapa Keluarga Besar Racana Diponegoro (KBRD). Lebih baik menginap daripada langsung pulang ke rumah.

Setelah sahur, kami mengobrol sambil menunggu azan subuh. Namanya juga pria dewasa, apa yang kami obrolin tentu saja tentang masa depan. Karena satu satu nanti, jika Allah menghendaki kami akan menjadi seorang Ayah/Bapak.

Dalam hati saya hanya bisa membayangkan sambil tersenyum sendiri ada yang memanggil saya dengan sebutan seperti itu. Beberapa teman saya sudah mendapatkan lebih dulu. Saya ikut senang atas kebahagiaan mereka.

Ngobrol dan salat Subuh berjamaah, setelah memilih tidur karena Sandi pagi ini berangkat kerja. Sedangkan saya harus ke Tembalang, karena ada kepentingan dan perlu meminta maaf kepada seseorang sebelum pulang ke rumah.

Saat perjalanan ke rumah saya sebenarnya dalam kondisi tidak fit dan sedikit mengantuk. Mencoba untuk memacu kendaraan sampai batas kemampuan, jika dirasa sudah membahayakan diri sendiri. Saya memilih berhenti sejenak untuk memejamkan kedua mata.

Akhirnya tidur di atas motor dalam keadaan siaga jika ada sesuatu yang mencurigakan. Sepertinya saya hanya kurang tidur saja. Melihat kran air spontan saja saya langsung membasuh muka dan rasa ngantuk secara perlahan menghilang.

Melanjutkan perjalanan pulang sambil mengingat apa yang sudah saya bicarakan kepada seseorang. Jika salah ngomong, bisa-bisa akan terjadi kekacauan yang tidak perlu. Jujur saja, saya tidak ingin terlibat. Sangat merepotkan jika hal itu sampai terjadi.

Sesampainya di rumah, saya langsung pergi mandi lagi untuk menyegarkan tubuh dan tidur siang. Rasanya nikmat sekali bisa merebahkan tubuh yang sebenarnya kaku dan butuh sentuhan tukang pijat profesional.

Melihat awan di sore hari, entah kenapa hari ini saya tersenyum dan rasanya sedikit lega dengan beberapa beban hidup. Apa pun itu saya mencoba untuk mensyukurinya, dan berdoa semoga semua akan berakhir baik-baik saja.

Satu hari nanti, saya harus menceritakan tentang hari ini kepada Haruna. Sosok wanita yang sampai sekarang belum saya temukan keberadaannya ada di mana.

Daily Life 2023 #85

Salam,

TTD Abdul Jalil

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *