Puasa Hari Keenam: Tetap Istikamah Saat Kondisi Sulit

Update Terakhir: 2 April 2023 Oleh Abdul Jalil

Grobogan, 28 Maret 2023 – Hari keenam puasa, lagi-lagi saya harus melakukan aktivitas yang sebagian besar menganggapnya membosankan. Namun, saya merasa harus melakukannya entah bagaimana pun caranya.

Tentu saja saya mengawali hari dengan sahur bersama keluarga. Setelahnya keluar rumah dan menatap langit yang masih gelap untuk merasakan suasana sejuk. Sangat nikmat sekali!

Apalagi saat azan Subuh berkumandang, rasanya adem dan tenang. Ketika berpikir saya harus melakukan sesuatu, maka saat itu juga harus segera melakukannya. Jika tidak, tidur setelah subuh akan menjadi pilihan pertama.

Seperti yang terjadi pada hari ini, sayang sekali membuang waktu hanya untuk tidur saat pagi. Setelah bangun dari tidur, saya langsung mandi untuk menyegarkan tubuh. Aktivitas setelahnya yaitu membuka laptop.

Menulis catatan harian dan sesekali melihat kondisi pasar modal. Kemarin, akun sekuritas saya yang ketiga sudah disetujui. Pada hari ini saya akan melakukan pembelian pertama untuk saham yang harganya < Rp 10rb per lot (1 lot=100 lembar).

Untuk hari pertama saya deposit 10rb saja, karena untuk akun ketiga ini saya hanya ingin koleksi saham murah dari sisi harga. Urusan fundamental perusahaan saya tidak begitu memperhatikannya baik-baik. Bisa dibilang akun ketiga ini untuk bersenang-senang.

Saat jam pasar sudah dibuka, saya langsung beli tanpa menawar 2 lot saham dari 2 perusahaan yang berbeda. Pembelian saham pertama saya benar-benar sukses hanya dengan modal Rp 10rb saja. Saya tidak ragu telah melakukan hal tersebut.

Saya paham betul risiko yang bakal terjadi dikemudian hari. Oleh sebab itu, saya membeli saham murah tapi bukan murahan. Semoga saja paham apa maksud saya. Karena zaman sekarang, satu kalimat biasa bisa membuat keributan.

Siang hari cuaca cenderung mendung tapi tidak turun hujan. Cukup nyaman untuk beraktivitas seperti biasanya. Hanya saja terasa aneh melihat langit mendung ketika saya ingin sekali melihat birunya langit bersama awan bergerak sesuai keinginan angin.

Kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan. Tidak mungkin saya protes sama yang punya alam semesta. Pada akhirnya memilih duduk di depan laptop dan melanjutkan membuat catatan harian.

Belum ada hal menarik yang bisa membuat saya tertantang untuk melakukan hal sulit. Melakukan kegiatan menulis setiap hari sebenarnya merupakan hal sulit dalam hal istikamah, apalagi saat kondisi sedang berpuasa.

Saya yakin kalian juga akan bermalas-malasan jika tidak ada kesibukan yang berarti, ya minimal rebahan sambil scrolling media sosial. Bisa juga chatting bareng pacar sampai sebel sendiri karena sedang tidak dalam mood bagus. Ya kurang lebih seperti itu,

Menulis benar-benar memaksa saya untuk tetap konsisten melakukan hal yang sama setiap hari. Bosan atau akan merasa bosan, saya harus melakukannya sampai tujuan berikutnya yaitu tempat kebahagiaan sejati itu berada.

Pada sore hari akhirnya hujan turun dengan deras dan roma tanah sangat kuat tercium. Udara di sekitar semakin sejuk dan saya menikmatinya. Sepertinya saya sedang merasa galau karena memikirkan sesuatu.

Apakah kondisi yang sulit ini akan terus saya alami? Jujur saja saya ingin sekali bisa hidup normal seperti kebanyakan orang pada umumnya. Tidak perlu memikirkan sesuatu yang rumit dan merepotkan.

Andai ada sedikit dorongan untuk melakukan langkah pertama. Bisa saja hari ini sudah berada di langkah berikutnya untuk mendapatkan hidup yang lebih baik dan layak. Mungkin masih banyak PR yang belum saya selesaikan. Oleh karena itu saya belum mendapatkan dorongan.

Saya mencoba untuk terus berpikir dan melakukannya dengan sebaik-baiknya. Saat hujan turun, saya berdoa dan berharap lebih banyak, setiap keinginan saya semoga dapat terwujud satu per satu di kemudian hari.

Menjelang waktu berbuka, saya menghabiskan waktu dengan membaca tweet-tweet lucu dan melihat berbagai keributan yang sedang terjadi di negara ini. Padahal hampir setiap waktu saya menyempatkan untuk membuka aplikasi Twitter.

Dalam kondisi normal saya bisa mengakses Twitter lebih dari 6 jam sehari (sudah termasuk melakukan pekerjaan dan hobi). Aktivitas tersebut bisa dilakukan bersamaan dengan kegiatan lain selama berada di depan laptop.

Kalau membutuhkan fokus lebih, saya memilih untuk tidak mengaksesnya. Karena di Twitter banyak sekali hal-hal menarik untuk saya baca dan bagikan untuk pengikut. Membaca bisa membuat saya semakin mengetahui hal-hal konyol yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

Malam hari setelah melakukan beberapa kegiatan, saya mungkin akan memilih tidur lebih awal demi memulihkan imajinasi dan berharap sahur bisa semakin bersemangat. Saya cukupkan catatan untuk hari ini.

Untuk Haruna dimanapun kamu berada, selamat berbuka ya. Saya di sini masih bersama keluarga. Satu hari nanti kita akan bisa berbuka puasa bersama kok. Kamu jaga diri baik-baik ya!

Saya percaya kamu sedang menunggu jemputan kan? Sudah ya, sekian dan terima kasih. Sayang banget sama Haruna!

Daily Life 2023 #87

Salam,

TTD Abdul Jalil

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *