Update Terakhir: 2 April 2023 Oleh Abdul Jalil
Semarang, 01 April 2023 – Memasuki hari kesepuluh puasa bulan Ramadan, pagi ini saya bangunnya telat banget dan akhirnya sahur sendirian. Sebenarnya saya masih cukup kenyang, karena malam sebelumnya saya makannya cukup banyak. Jadi, sahur hari ini hanya untuk formalitas saja.
Setelah sahur, saya langsung mandi biar badan jadi segar. Pagi ini saya ingin melanjutkan menulis beberapa catatan penting yang belum selesai. Saya berusaha menyemangati diri sendiri agar tetap bertahan melawan arus yang kuat.
Mandi pagi membuat badan menjadi lebih segar lho dan kebahagiaan pun akan ikut menyertainya. Apakah kalian sebelum atau setelah subuh selalu mandi pagi? Buat yang belum pernah, coba mandi pagi dan rasakan perbedaannya.
Belum ada hal yang menarik yang bisa saya lakukan selain menulis. Ketika menulis, hati saya seperti ada yang mengisi dan merasakan sendiri betapa nikmatnya menulis apa pun yang saya ingin tulis. Apa yang saya tulis hanya sebatas catatan biasa, tapi cukup sebagai obat kesepian bagi saya.
Semua kisah yang telah terjadi menjadi sangat berarti, karena setiap momennya saya mengingatnya. Siapa pun kalian yang berada di dekat saya, bisa jadi akan menjadi bagian dari catatan ini, ya minimal dokumentasi bersama.
Setelah capek menulis, saya istirahat sebentar sambil mengingat nama-nama yang cocok untuk menjadi pasangan hidup satu hari nanti. Saya hanya menyebutnya saja dan belum perlu memikirkan kemungkinan lebih jauh. Sementara saya ingin sendiri dulu sampai waktu yang tidak tentu.
Sebelum berangkat ke Semarang, saya sudah bilang ke emak ingin ikut buka bersama dan pulang di hari berikutnya. Jadi, saya tidak perlu repot-repot pulang terlalu malam. Sekalian saja pulang pagi. Hihihi
Saya berangkat ke Semarang pukul 12 siang dan sampai dalam waktu 1 jam saja. Jalanan relatif lancar meskipun sedang ada perbaikan di beberapa titik jalan alternatif di Kabupaten Demak. Jika perbaikan telah selesai, mungkin saja waktu tempuh bisa lebih singkat.
Berbagi Pengalaman dan Kebahagiaan
Selain ada agenda buka bersama, jauh-jauh hari saya sudah jadwal bertemu dengan salah satu anggota Racana Diponegoro. Saya menyebutnya berbagi pengalaman tentang masa lalu ketika menjadi anggota dengan status Pandega Bhakti.
Saya bukan orang hebat, tapi cukup bermanfaat ketika keberadaan saya diperlukan saat-saat darurat. Beberapa orang telah menyadari mengenai keberadaan saya sampai saat ini. Meskipun sekarang ini tidak perlu melakukan pekerjaan yang dulu sering saya lakukan.


Rizal Nur Haqi, satu nama yang siang ini duduk bersama saya, meluangkan waktu untuk ngobrol banyak. Saya berbagi pengalaman dengannya sesuai apa yang telah terjadi dan memberikan saran bagaimana cara bersikap di masa mendatang.
Karena sepengetahuan saya, perbedaan usia dan karakter tiap individu sangat mempengaruhi bagaimana cara bersikap dengan semestinya. Saya memiliki kekecewaan tapi tidak bisa berbuat banyak. Hanya bisa memberikan saran untuk selalu mengutamakan kepentingan bersama dan menurunkan ego pribadi.
Selama ini permasalahan “mereka” hanya seputar ego, hampir tidak ada hal lain. Induk dari segala masalah hanya itu saja menurut saya. Jika ada hal lain, saya tidak ingin menuliskannya di sini. Terlalu berisiko akan menimbulkan konflik satu hari nanti.
Jika saya diberikan waktu lebih, ingin sekali menjawab setiap pertanyaan darinya. Sayangnya waktu sangat terbatas. Sore ini setelah salat Ashar, kami langsung berangkat ke rumah Kak Dadin untuk mengikuti buka bersama dengan Keluarga Besar Racana Diponegoro (KBRD).
Ketika kami datang, di rumah kak Dadin tamu pertama hanya satu orang saja. Apakah tidak ada kesadaran untuk datang lebih awal ya? Saya kalau datang telat, rasanya sudah campur aduk. Apalagi kalau sampai datang telat banget.
Jadwalnya sih jam 4 sore sudah berada di lokasi, tapi jam sekitar 4 malah baru berangkat dari titik kumpul. Kebiasaan telat sejak dulu memang tidak pernah berubah, untuk satu hal itu saya sangat membencinya.
Tapi ya sudahlah, beberapa orang telah datang dan ruang tamu menjadi semakin ramai. Saya senang melihat orang-orang tersenyum dan berbagi cerita. Dalam kebersamaan ada juga yang sedang merasakan kesedihan. Saya cukup mendoakannya semoga masalahnya bisa segera cepat selesai, padahal masalah saya sendiri juga belum selesai.


Satu-satunya foto yang ingin saya tampilkan di blog ini ketika berada di rumah Kak Dadin. Sebelum ada foto di atas, saya sudah mengambil beberapa momen. Hanya saja foto tidak perlu saya tampilkan, lagian kualitasnya sudah menurun jauh kalau untuk foto malam.
Saat di mengikuti buka bersama, saya lebih fokus mendengarkan obrolan orang-orang yang begitu menarik. Saya belum memiliki cerita yang bisa dibanggakan, jadi tidak perlu banyak bercerita tentang sesuatu yang belum pernah saya capai.
Satu hari nanti mungkin saja saya akan memilikinya. Sementara ini saya ingin berbagi kebahagiaan dengan cara lain dan orang-orang di sekitar bisa merasa nyaman. Tidak perlu cara mewah, asal tidak merugikan orang lain.
Saya kira cukup sampai di sini saja catatan untuk hari ini. Jika ada sesuatu yang tidak nyaman dibaca oleh kalian, silakan langsung hubungi saya saja. Jangan sungkan ya, sekian dan terima kasih!
Daily Life 2023 #91
Salam,

