Update Terakhir: 10 Juni 2022 Oleh Abdul Jalil
Melihat orang-orang saling membicarakan kesibukan tentang pekerjaan terbaik. Saya sebagai salah satu orang yang sampai saat ini belum mendapatkan kesempatan, hanya bisa tersenyum untuk menutupi rasa sedih. Pernah kecewa dengan keputusan yang sebenarnya tidak saya inginkan. Sebenarnya seperti penipuan, tapi prinsipnya saja yang salah. Saya sangat berharap tahun ini adalah salah satu kesempatan terbaik untuk mendapat kehidupan yang lebih baik.
Orang-orang masih berpikiran semua harus berjalan sesuai dengan kehendaknya. Padahal dunia ini begitu sangat dinamis, tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Jika kenyataannya adalah seperti ini, saya juga tidak menginginkannya. Menaruh harapan tinggi kepada seorang lulusan sarjana di salah satu kampus terbaik, risiko rasa kecewa juga semakin besar.
Tahun 2022 ini adalah kesempatan terbaik saya untuk memperbaiki kesalahan yang sudah terjadi. Paling tidak bisa menutupi rasa kecewa itu sendiri. Dulu, saya pernah kehilangan 2 hal yang paling menyakitkan. Pekerjaan dan orang yang saya sayangi. Saya sendiri hampir tidak bisa mendeskripsikan rasa sakit dari keduanya.
Mengisi lubang di hati tidak semudah mengisi air ke dalam gelas kosong. Tetap saja, ada bagian tertentu hanya bisa terisi oleh sesuatu yang tepat. Putus cinta bisa mencari cinta lain, kena PHK bisa cari kerjaan lain. Semudah itu solusi yang ditawarkan
Tapi semua itu hanya omong kosong!
Terkadang jika ada kesempatan terbaik itu hanya tipuan belaka yang hanya ingin mendapatkan perhatian dari banyak orang. Untuk orang yang pernah merasakan kehilangan kesempatan, saya tidak ingin kehilangan kesempatan terbaik hanya karena mementingkan ego pribadi.
Terlalu banyak menggunakan standar ganda dalam kehidupan bermasyarakat, tidak sedikit orang justru mengabaikan poin penting dari kehidupan itu sendiri. Jangan pernah ikut campur dalam kehidupan orang lain jika tidak diminta. Itulah poin penting yang wajib orang-orang ketahui.
Kesempatan Terbaik Untuk Mendapatkan Pekerjaan Baru
Faktanya adalah saya sudah seperti seorang pengangguran yang setiap harinya hanya berdiam di depan laptop tanpa bertegur sapa. Setiap hari ada saja cerita tak enak di kuping. Saya memang cuek dengan omongan buruk, tapi semua itu bisa jadi bumerang.
Siapa pun orangnya jika dalam posisi tidak menguntungkan hanya bisa menangis tanpa mengeluarkan air mata. Tidak ada yang benar dalam sudut pandang mana pun. Saya selalu sabar dengan sikap orang-orang yang tidak pernah belajar untuk mengerti.
Saya akan terus mengingat orang-orang yang bersikap buruk dan pastinya mereka akan menyesalinya tentang tindakan yang pernah terjadi. Semua itu bisa terjadi jika saya sudah mendapatkan pekerjaan yang pantas sebagai orang sarjana.
Melihat fenomena yang sudah terjadi di lingkungan saya, hal tersebut menjadi momen yang tepat untuk melakukan pembalasan. Sudah banyak pengorbanan yang sudah saya lakukan demi mendapatkan kesempatan terbaik.
Untuk saat ini saya bisa berusaha dan berdoa dengan sebaik-baiknya.
Salam Dariku,
