Satu Catatan di Pramuka Universitas Diponegoro

Update Terakhir: 19 Oktober 2020 Oleh

IMG_0967
Foto Pribadi : Abdul Jalil (ARD 2014) dan Shinta Ayudya Mawarni (ARD 2014) di Ruang Pertemuan Milik Komando Daerah Militer  IV/Diponegoro  Semarang

Kenangan tersebut sudah lama terjadi ketika kami sedang mengikuti kegiatan rutin pramuka Undip setingkat dengan LKMMD yang ada di tingkat fakultas. Dalam catatan ini aku ingin mencatat sedikit catatan yang masih dapat aku ingat. Foto itu tertanggal 31 Mei 2014 hanya ada beberapa foto yang bisa aku masukan ke dalam daftar simpan dan salah satunya adalah foto tersebut.

Dahulu aku dan dia adalah satu tim di pendidikan dan latihan dasar dalam penerimaan anggota baru Racana Diponegoro. Dia datang lebih awal sedangkan aku sendiri datang lebih telat pada yang lain. Sebelum mengenal temanku itu aku hanya mendengarnya melalui percakapan yang dilakukan oleh teman-temanku yang senang membicarakannya didalam ruang kuliah dan di manapun aku bersama mereka.

Dan pada waktu itu aku masih belum ada niatan untuk mendaftarkan diri masuk pramuka di perguruan tinggi. Namun, di suatu hari seusai olah raga di hari senin empat orang yang sudah terlebih dahulu mendaftar membujukku untuk mengikuti kegiatan penerimaan anggota baru. Aku sempat menolak beberapa kali karena memang sedang memikirkan hal lain. Dan pada akhirnya aku mengiyakan ajakan keempat temanku itu dengan status menggantikan salah satu calon anggota yang mundur.

Dengan kata lain sebenarnya aku sudah tidak ada kesempatan lagi untuk mendaftar. Memang, semua ini sudah dia atur oleh-Nya. Tidak berhenti sampai disitu masalah lain datang untuk aku hadapi. Aku ini datang telat sebagai calon anggota. Banyak tugas yang belum aku selesaikan untung saja ada banyak kawan yang membantu untuk menyelesaikannya. Oleh sebab itu aku merasa senang bisa dibantu dan aku juga banyak mengenal teman-teman baru dari luar fakultas sains dan matematika.

Aku juga masih penasaran dengan orang yang sering dibicarakan oleh teman-temanku itu. Katanya dia orang cantik, manis senyumnya, ramah, dan penuh pesona. Dan sempat bingung juga saat mereka kembali bercerita tentangnya. Dan pada akhirnya hari rabu sore saat itu  pada (cek akhir ) sebelum kegiatan pendidikan dasar aku yang datang bersama teman-teman dikejutkan oleh kedatangannya. Karena aku tipe orang yang tidak suka yang heboh-heboh saat melihatnya tentu bersikap sepantasnya saja. Lain dengan tiga orang temanku yang sepertinya keracunan olehnya.

Beberapa jam kami bersama pada waktu itu juga langsung diberitahu aku masuk ke kelompok berapa [REKA], aku tentu ya terserah saja ingin dimasukan dimasa saja asal masih sesama manusia. Entah atau mengapa aku dimasukan di reka dua. Alhamdulillah, aku mengucap syukur di dalam hati ternyata dia juga masuk di reka dua bersama teman-teman lainnya. Kata temanku “aku ini beruntung bisa satu kelompok dengan dia ”. ya sudah aku terima saja dan masih bersikap biasa saja dan ceria. Mereka geleng kepala saat aku satu kelompok bersama dia, entah apa yang mereka pikirkan pada waktu itu. Karena aku juga merasa sedikit bingung dengan kelakuan mereka. Aku sedikit bisa menyimpulkan ada beberapa dari kelompok lain yang suka dengan dirinya. Wajar saja “ dimana ada bunga merekah disitu pasti ada lebah menghampiri ”.

Aku menjadi teman satu kelompoknya seperti orang bodoh saja melihat teman-teman begitu ingin sekali bisa ngobrol langsung di hadapannya. Aku  juga sempat berpikir mengapa dan bagaimana pada waktu itu mereka bisa dengan mudah kagum dengan hanya melihat kecantikannya. Maklum saja orang desa banyak tidak tahunya.

Setelah beberapa kami bersama di kelompok dua. Memang ,bisa aku simpulkan dia tutur katanya memang lembut. Pantas saja laki-laki yang mendengarnya pasti akan “meleleh bagai mentega yang kepanasan”. Aku sudah banyak menemui orang seperti Shinta yang lembut dan pengertian. Ya memang, aku sangat marah jika ada orang yang tega melukai hati lembutnya itu. Tuhan sudah berbaik hati menghadirkan bidadari untuk menghiasi dunia demi kelangsungan hidup  bermasyarakat.

Lama kami berteman hingga kegiatan saat ini, meskipun dia sudah mempunyai seorang kekasih yang belum tentu menjadi pendamping hidupnya. Aku masih menghargainya sebagai seorang teman. Dia adalah teman perempuan yang baik cocok untuk pendamping hidup. Aku tidak berharap lebih dia harus bersama sebagai pendamping karena jodoh hidup sudah ada  yang mengaturnya tinggal mencari sesuai yang perlu dicari.

Alhamdulillah, dengan mengucap syukur aku masih bisa bertemu dengannya di kampus. Karena kebetulan kami satu kampus. Dia mengambil program studi statistik. Tentu saat aku bertemu dengan dia pasti ada pendampingnya dan ternyata juga teman baikku waktu awal-awal kuliah bahkan hingga saat ini. Aku merasa senang karena ada yang berbahagia. Suatu hari nanti jika memang dia bersama-sama ke dalam momen kebahagiaan ingin sekali aku menghadirinya karena dia juga bagian dari Keluarga Besar Racana Diponegoro. Kalo nikah pasti pemangku adat akan datang dengan catatan kalau memang dia memang mengundang kami semua.

Dan yang terakhir sebagai catatan ini, aku berharap tidak ada yang merasa dirugikan ketika aku mengunggah catatan ini di blog pribadiku, karena ini hanyalah sebuah catatan karena bukti ini adalah aku pernah hidup di masa lalu dan juga bersamanya. Terima kasih

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *