Senpai, Aku Masih Bahagia

Update Terakhir: 14 Agustus 2022 Oleh Abdul Jalil

Melanjutkan kisah yang sempat terlewakan “Kembali Pulang dan Bermain dengan Alam” oleh berbagai kesibukan di kampus. Kami semua sedang bermain di tepian air yang sedang mengalir karena adanya perbedaan tekanan. Aku tidak berusaha mengatakan dengan sebaik-sebaiknya karena aku sendiri bukan mahasiswa yang pandai.

Aku sengaja mengambil judul catatan “Senpai, aku masih bahagia” karena memang aku ingin kebahagiaan ini tidak cepat berlalu. Foto yang kalian lihat itu adalah bagian dari kisah yang aku simpan dan menjadi hadiah untuk Nata dan Hana. Sungguh, aku tidak tahu ingin melakukan hal apa lagi ketika kamera ponsel milik temanku mengabadikan momen itu. Kedua tanganku masih memegang pisang pemberian dari temanku.

Aku merasa bebas bisa bermain dengan alam. Kehidupan sekitar yang masih asri dan nikmat untuk dijadikan obat hati yang sedang sibuk. Tetap saja aku masih bahagia dengan apapun yang aku miliki saat ini.

Air, batu, kayu, tanah dan suara hewan sekitar menjadi teman bagi kami yang sedang berlibur. Mempedulikan kegiatan kampus yang menumpuk aku rasa masih menjadi mitos bagiku. Entahlah apa yang sempat aku pikirkan waktu itu mengapa bisa begitu mudahnya untuk memikirkan hal seperti itu.

Yang pasti banyak pendapat tentang liburan singkat pada waktu itu. Aku hanya menulis melalui sudut pandang imajinasiku saja. Karena itu masih mudah untuk aku lakukan hingga waktu menjadi berhenti menjadi kosong.

Artikel ini telah terbit pada tanggal 04 Juni 2016 15.47 WIB

Salam,

TTD Abdul Jalil

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *