Senyum Dari Pramuka Adalah Pesan Perdamaian Untuk Masa Depan

Update Terakhir: 19 Oktober 2020 Oleh

223842_375249882547699_722516287_n
Foto Pribadi : Abdul Jalil (GN-002) dan Teman-Teman  Pramuka SMAN 1 Gubug

Hingga saat ini aku masih penasaran tentang foto di atas. Ada yang janggal di dalam hatiku ketika melihat kembali foto kenangan tersebut. Di dalam catatanku ini bisa jadi aku akan membahasnya sampai aku tidak mampu lagi untuk bertanya. Aku harap bisa bertahan lama  ketika ingin menulisnya. Karena yang aku tahu rasa mengantuk masih menyelimuti kehidupanku.

Kisah berawal di kehidupan pramuka. Sejak kelas sepuluh SMA memang aku salah satu dari tujuh orang paling aktif yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka kategori laki-laki. Dahulu aku hanya sebagai wakil di sangga kerja kelas. Ketua dari sangga selalu aktif untuk absen mengikuti latihan rutin pramuka di sekolah. Aku masih ingat waktu itu hanya ada tujuh orang laki-laki dari ratusan yang terdaftar sebagai pramuka calon penegak bantara. Dan hanya ada satu siswa yang benar-benar lulus  “ Syarat Kecakapan Umum (SKU) Pramuka Penegak ”. satu orang itu adalah Fajrul Mubarok (laki-laki tanpa kacamata). Tidak mengapa bagiku dan kelima orang yang belum beruntung mendapatkan tanda tangan dari Pradana dan pemangku adat untuk ujian SKU. Yang terpenting kami bertujuh masih menjadi teman yang baik.

Namun cerita kami bertujuh kini harus berpisah untuk urusan kepengurusan. Aku mendapat amanah lain yang jauh lebih penting sekiranya. Dahulu aku adalah  salah satu kandidat terkuat calon Pradana ( Ketua Pramuka SMA) selain dua temanku yang bernama Khoirul Insan dan Jarot Kalfiantoro. Dan pada akhirnya kami bertiga menjalani amanah masing-masing. Jika aku dahulu sibuk dengan nama ketua OSIS, Insan sibuk dengan nama Pradana, dan Jarot sibuk dengan nama Pemangku adat. Tetap saja kami semua berkumpul bersama bertukar cerita baik cinta maupun cita-cita. Beberapa kalimat yang aku catatan adalah sebagian kecil kisah di masa lalu.

Dan pada waktu itu aku bersama ketiga temanku berfoto. Inilah sebab mengapa aku menulis kisah tentang foto itu. Permasalahannya sederhana sekali. Aku hanya lupa foto diambil waktu kegiatan apa ? dan siapakah nama perempuan selain dek Anes  ( yang melipat lidahnya ke arah atas ). Hanya itu saja !

Maafkan aku yang tidak jelas ini ketika menulis sesuatu yang dirasa penting untuk ditulis. Aku memang seperti ini berbeda dengan yang lain. jika yang lain itu selalu berbahagia dengan apa yang mereka dapat dan aku cukup untuk mereka saja dilain kesempatan. Tidak mudah bagiku untuk mendatakan dengan baik dengan orang lain secara bersamaan. Hanya mampu mengatakan secara perorangan. Aduh lalu mengapa aku menulis kalimat tadi ya ? aku jadi semakin tidak jelas saja kalau sudah menulis catatan. Tapi inilah waktu yang baik untuk menulis catatan karena waktu luang itu tidak semua orang dapat memanfaatkannya dengan baik.

Tentang pramuka dan Haruna menjadi salah satu catatan yang belum dapat dipisahkan. Jika kalian menyadarinya tentu akan mengetahui siapa itu Haruna. Lihat saja di foto sudah banyak yang aku unggah. Tinggal kalian yang membaca catatanku ini dapat mengerti atau tidak. Aku hanya berharap yang terbaik untuk kalian semua.  Dan setiap waktu yang aku lalui tidak ada yang sia-sia. Begitu sampai di tujuan tidak mudah untuk mengatakan hal lain tentang waktu yang sudah dilalui. Aku dan Haruna akan selalu ada untuk kalian meskipun untuk saat ini belum dapat bertemu dalam satu waktu dengan kalian yang pernah mengenal kami. Salam dari aku 🙂

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *