Silahturahmi ke Kebumen Lagi

Update Terakhir: 30 Januari 2021 Oleh Abdul Jalil

Kebumen lagi
Foto Pribadi: Bersama-sama Lagi

Kebumen, 23 Juni 2018. Kembali lagi aku menulis sesuatu yang biasa (kalau luar bisa aku namanya). Ceritanya aku dan 2 teman (Ipon dan Nana )menyempatkan waktu mengunjungi salah satu temanku yang ada di kabupaten Kebumen (namanya Dian Lestari, panggilan akrabnya adalah Onde). Ini momennya masih bulan Syawal aku dan Ipon terbiasa memunculkan ide liar. Entah kemana kami suka selama motor bisa nge-gas, kami pun siap berpetualang.

Kami bertiga berangkat dari Semarang (kosannya Nana) sekitar pukup 13:14  WIB. Aku sendiri sudah mengecek baik-baik kondisi fisik motor agar selamat sampai tujuan.

Silahturahmi
Foto Pribadi: Siap Berangkat

Waktu tempuh yang kami perlukan kurang lebih 4 jam berkendara. Dengan kondisi motor yang fit dan siap menjelajah jauh, motorku bisa melaju dengan kecepatan > 80 Km/jam, tentu saja dengan mempertimbangkan aspek keselamatan dalam berkendara.

Kami begitu sangat menikmati perjalanan jauh (selagi masih muda dan sanggup untuk melakukannya). Dalam hati aku berpikir kalau nanti sampai dirumahnya Onde kudu makan banyak karena perutku sedang lapar sekali, daripada jajan dipinggir jalan mending bersabar dulu dan pasti disana ada makanan. Hehehe

Dan benar saja….

Kebumen
Foto Pribadi: Ayo Makan

ya jangan perbesar gambar (kalau bisa terlihat jelas sih) aku mengambil porsi yang sangat banyak karena perutku benar-benar sangat lapar. Dalam sekali makan 4 s/d 6 porsi pun insya Allah sanggup menghabiskannya.

Baca juga : MEMILIH SENDIRI UNTUK TETAP BERDIRI

Bagi sebagian orang mungkin hal itu memang memalukan dan tidak mengerti etika makan dirumah orang lain (bertamu). Aku sendiri sudah mengerti akan hal itu sebelum kalian berpikir yang tidak-tidak.

Temanku dan keluarga mempersilahkan untuk menikmati hidangan yang sudah disediakan (khusus aku dan Ipon bukan tipe orang yang malu-malu kalau ada makanan diatas meja), selama itu halal untuk kami semua (ya jelas halal dong Lil) aku ikhlas untuk memakannya.

Kesempatan seperti itu akan sangat susah untuk didapatkan apalagi dilakukan ketika sudah berkeluarga nantinya. Kebersamaan yang pernah kami lewati bersama-sama di kampus Undip akan selalu aku ingat dan tercatat di dalam sebuah media pengingat (termasuk aku unggah di blog pribadiku). Mencatat bagiku termasuk kegiatan yang menyenangkan sekaligus membosankan tapi hingga saat ini aku masih saja melakukannya dengan senang hati. Siapa yang menyuruh ?

Setelah makan malam waktunya mandi, istirahat, dan mungkin akan dilanjutkan ngobrol-ngobrol santai. Untuk agenda untuk hari besok kami berempat akan mengunjungi waduk Sempor yang ada di Gombong (salah satu kecamatan yang ada di Kebumen). Dulu tahun 2014 aku dan teman-teman juga sudah pernah ke sana, selagi di Kebumen ya mampir lagi dong. Hehehe

Kebumen
Foto Pribadi: Dibalik Foto

Pagi-pagi sekali aku dan teman-teman langsung menuju ke waduk, ku lihat dengan kedua mataku suasana masih sepi pengunjung. Jadinya, kami leluasa untuk mencari tempat yang bagus untuk menikmati matahari pagi sekaligus foto-foto sebagai tanda bukti dan bisa juga dijadikan sebagai unggahan di media sosial.

Daripada aku mengunggah foto ke media sosial (seperti Instagram pada umumnya) mending aku simpan dan kalau memiliki waktu yang luang bisa banget dijadikan konten di blog pribadiku.

Sejujurnya kami semua bukan tipe yang suka foto-foto, kalaupun ingin foto ya seperlunya saja dan tidak ingin menyampah dengan berbagai gaya. Jika dirasa gabut dalam menikmati suasana hangat dipagi hari sesekali foto alay juga boleh kok selama masih dalam batas normal.

Hari ini (tanggal 23 Juni) juga aku dan teman-teman (termasuk Onde) ingin kembali ke Semarang. Namun sebelum itu kami berempat memiliki agenda tambahan untuk berkunjung ke Rumahnya mas Ashari (dulu waktu kami ke Kebumen belum sempat main ke sana).

Hal ini adalah kesempatan yang baik di bulan Syawal bisa berkunjung ke salah satu kakak tingkat di Pramuka Undip. Lokasinya masih sama-sama di Kebumen hanya saja beda kecamatan dan mungkin juga kami akan tersesat (karena sama-sama belum pernah kesana). Meskipun begitu masih ada teknologi peta digital sebagai asisten perjalanan kami semua.

Sebelum kami pulang dan melanjutkan perjalanan ke rumahnya mas Ashari, kami semua berpamitan dengan keluarganya Onde. Tidak perlu waktu lama bagi kami untuk mempersiapkan semuanya termasuk mengecek kondisi motor dan kesehatan kami insya Allah semua akan baik-baik saja selamat dan sampai ditujuan.

Kami mencari rumahnya mas Ashari lumayan lama lho, padahal sudah dibantu dengan peta digital (Google Maps). Mengapa kami semua bisa lama dijalan dikarenakan koordinat yang diberikan ke kami tidak sesuai dengan lokasi sebenarnya alias tidak akurat.

Bagi orang yang belum berpengalaman menggunakan Google Maps (share location) menggunakan aplikasi WhatsApp bisa jadi masalah serius lho (alias kesasar atau nyasar). Aku sendiri selalu memberikan peringatan kepada siapapun orang yang akan membagikan lokasi untuk selalu memperhatikan tingkat akurasi Google Maps yang terbaca di aplikasi WhatsApp.

Pastikan tingkat akurasi berada di kisaran 10 meter (angka paling akurat yang pernah terbaca di aplikasiku berada dikisaran 3 meter), tentunya harus menggunakan jaringan 4G agar tingkat akurasi yang terbaca semakin bagus.

Walaupun dekat dengan rumahnya Onde, namun lumayan capek juga lho. Pada akhirnya perut yang awalnya ke isi penuh kembali merasakan lapar. Sesampainya di rumahnya mas Ashari (kaget juga) melihat kondisi rumahnya. Kalau dibilang jelek ya tidak, bagus ya  tidak juga.

Kaget yang kurasakan adalah luas rumahnya (kalau masuk ke dalam rumahnya mas Ashari seperti di labirin), kalian bisa tersesat kalau tidak tahu arah. Kalau tidak salah 3 rumah dalam satu komplek dihubungkan menjadi satu kesatuan.

Di rumahnya mas Ashari termasuk lengkap lho (ada kolam ikannya juga), kalau lagi ingin makan ikan ya tinggal ambil saja. Dimanapun aku berada kalau ditawarin makan sama tuan rumah (aku harus memastikan diri makan harus kenyang tapi tidak berlebihan).

pulang dari kebumen menuju ke semarang
Foto Pribadi: Sebelum Pulang

Perjalanan ke Semarang akan terasa cepat dengan perut sudah terisi. Kami semuanya mengucapkan terima kasih kepada mas Ashari dan keluarga karena telah diberi kesempatan untuk berkunjung. Sebelum kami pulang pastinya wajib untuk foto biar ada bukti. Jarang-jarang kami bisa berfoto dengan mas Ashari dirumahnya sendiri. Biasanya ya di kegiatan kampus. Hehehe

Liburan di bulan Syawal memang seru kalau bersama orang-orang yang tepat (artinya bersama orang-orang yang tidak banyak alasan ini itu).  Sekian catatan ku untuk bagian ini lain waktu aku dan teman-teman akan melanjutkan lagi ke rumah siapa saja yang bisa dikunjungi. Terima kasih 😊

Catatan Akhir Kuliah #53

Catatan ini dapat juga dibaca di CATATAN HIROESHY NAKATA

About Abdul Jalil

Writing every day for happiness

View all posts by Abdul Jalil →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *