Update Terakhir: 1 Oktober 2024 Oleh Abdul Jalil
Melalui catatan ini saya ingin menyampaikan sebuah surat untuk Tuti Rizkiana yang hanya bisa dibaca olehnya saja. Catatan akan saya hapus, jika sudah diketahui, dan terbaca olehnya.
Dia adalah seseorang yang sudah berjasa bagi saya. Karena dia, saya bisa mendapatkan pengetahuan, dan pelajaran yang sangat bernilai.
Pesan intinya saya buat dalam sebuah dokumen yang dilindungi oleh kata sandi. Di sini sebagai perantara saja.
Jadi, bagi kalian yang iseng membuka dokumennya. Kalian akan sangat kesulitan membukannya, bahkan tidak akan bisa.
Kenapa Saya Menulis Surat?
Saya menulis surat ini memiliki tujuan penting. Yaitu menyampaikan bagian terakhir sebelum saya kehilangan kontak dengannya.
Bagi saya surat ini penting, tapi jika baginya tidak penting. Saya sendiri tidak akan berdebat, atau hal apa pun yang dapat merugikan semua orang.
Saya perlu menegaskan sekali lagi. Dia seorang yang sudah berjasa bagi saya. Tidak ada alasan apapun untuk mencemarkan nama baiknya.
Bagi kalian yang membenci dirinya. Berhati-hatilah!
Halo, apa kabar? Semoga kabar baik ya!
Aku menulis surat ini untukmu (Ana), entah kapan kamu akan membacanya.
Bisa jadi saat kamu sudah memiliki anak satu, atau dua anak kembar. Karena aku tidak mengetahuinya.
Aku pasrahkan surat di bawah ini untukmu melalui algoritma Google.
Tanggal 03 April 2017 merupakan pesan terakhir darimu yang aku simpan. Setelah tanggal tersebut, aku tidak menyimpannya ke dalam arsip.
Oh iya, surat yang akan kamu buka memerlukan sebuah kata sandi. Untuk kata sandinya itu, adalah 3 kata pertama dari pesan yang kamu kirimkan pada tanggal 03 April 2017 pukul 16:55 WIB.
Aku harap kamu masih mengingatnya. Jika tidak, kamu bisa menghubungi pemilik blog ini.
Silakan klik tautan di bawah ini untuk melihat suratnya.
Sekian dariku, dan terima kasih!
Salam,
NOTE: Jangan mengaku-ngaku sebagai dirinya hanya untuk mendapatkan kata sandi. Karena Tuti yang saya maksud masih satu almamater. Penipu tidak akan pernah mendapatkan kata sandi yang asli.